Jumat, 31 Oktober 2008

Bahkan RIDO Pun Menangis !


Kayaknya lama ya nggak nulis tentang serunya tingkah teman-teman Abe di sekolah?

Padahal stok cerita numpuk tuh, karena tiap hari sepulang sekolah Abe selalu “ngecipris” cerita ini itu tentang teman-temannya. Kebanyakan pasti cerita dudul.

Hm...jadi ingat cerita Abe beberapa hari lalu...

Ada yang ingat tentang temen Abe yang bernama Rido??

Yang sudah lupa atau belum berkenalan dengan Rido, coba deh baca dulu cerita Abe Jadi Korban Pijat Malpraktik ini. Setelah itu, jangan lupa balik kesini ya hehe.

Intinya, Rido itu memang jagoan deh di sekolah. Sudah banyak teman-teman yang dibuat klepek-klepek (baca: menangis :D) sama dia. Tapi di sisi lain, Abe selalu melihat banyak hal lucu dari diri Rido. Faktanya, memang waktu kelas 1 dulu mereka satu kelas, jadi Abe lumayan akrab juga sama dia. Buktinya, uji coba kemampuan memijat pun Abe dengan senang hati mau menjadi relawan kan? Hihihi. Ya, berkat Rido, hari-hari Abe menjadi lebih berwarna :-D

Walaupun sekarang di kelas 2 Abe-Rido sudah nggak sekelas lagi, tapi kadang-kadang mereka masih suka ketemu juga. Apalagi di kelas mengaji, mereka masih satu kelompok. Beberapa hari lalu, Abe cerita bahwa Rido menggegerkan kelas mengaji.

“Tadi itu semua GEGER gara-gara Rido, Buk!” lucu mendengar Abe mengucapkan “geger” karena lidahnya yang terbiasa ngomong bhs Indonesia, suka lucu kalo mengucapkan kata-kata Jawa.

“Kenapa lagi dia?” tanyaku sambil menyetir dalam perjalanan pulang. Memori di otak langsung memanggil adegan-adegan Rido : ketika membuat petugas pengantar katering makan siang teriak2 panik ketika keretanya diambil alih Rido dan didorong sepanjang lorong ruang makan padahal masih penuh makanan, atau ketika Rido mengagetkan anak yang sedang pipis sampai kaget dan pipisnya berceceran kemana-mana dan menangis, juga adegan lain dengan genre sejenis. (Semua hasil cerita Abe sih, tapi walau cuma denger saja, aku sudah geli duluan sama anak ini).

“Tadi waktu mengaji, tiba-tiba Rido MENANGIS, Buk!”

Haaa??? RIDO MENANGIS???

Wah kamu bener Be, ini baru GEGER namanya!!

Aku langsung tertarik. Bukan pada fakta bahwa Rido menangis, aku lebih tertarik pingin tahu siapa gerangan yang sudah BERHASIL membuat Rido menangis! :-D

“Wah nggak kebayang deh Ibu lihat Rido bisa menangis. Gimana ceritanya dia sampai nangis sih Be??”

“Tebak”

Haduh ini anak. Turunan bapaknya banget, kalo cerita selalu begini, diulur-ulur, dipanjang-panjangin biar yang denger tambah penasaran!! *and they both know that i hate to be curious, i hate it to death* alamak...

Ya sudahlah, beberapa tebakan kuberikan : dimarahin ustad, dipukul temen, uang saku hilang (jujur, aku pun tahu kalo tebakanku ini gak akan bener, karena nggak mungkin hal2 itu akan bisa membuat Rido menangis)

“Nyeraahhh!”

“Tadi itu kita semua lagi serius mengaji. Ehhhh tiba-tiba Rido begini..”

Abe pun siap memeragakan dengan dramatis (yang niruin aja udah dramatis, gak kebayang yang aslinya). Tangan kanan diangkat, punggung telapak tangan ditempelkan ke mata, digosok-gosokkan sambil mengeluarkan suara tangis yang menyayat hati.

“HUHUUUUUUUU!!!!!! HUHUUUUUUUUU HUWAAAAA!!!!!! NGANTUUUUUUUKKKKKKKKKKKK!!!!!!!!”

 

***gubraaaaaaxxxxxxxxxxxxxx***

Jadi Rido menangis karena NGANTUKKK????

“Iya, katanya dia tadi malamnya tidur jam setengah 11 malam karena diajak nonton film Laskar Pelangi sama papanya”

Kami pun jadi ngakak tertawa berdua di mobil. Rido...Rido...

:::::.....

(Ket. Foto : Rido waktu peringatan Maulid Nabi kelas 1 tahun lalu)



Rabu, 29 Oktober 2008

Ulang Tahun Yang Sangat Penting!

Hari ini, 30 Oktober 2008, alhamdulilah usia Abe genap 7 tahun. Seperti ulang tahun sebelum-sebelumnya, keputusan kami lah untuk tidak melakukan kemeriahan apa-apa kalau ada yang ultah di keluarga ini. Paling hanya sebentuk kado kecil dan segudang peluk cium plus doa untuk the birthday boy. Seperti biasa juga, tadi pagi aku sudah menulis pesan khusus untuk ustadzahnya, di buku penghubung. Kebiasaan yang sudah aku lakukan sejak Abe mulai sekolah Playgroup dulu, setiap kali dia berulang tahun.

 

“Asw. Ustadzah, alhamdulillah, hari ini 30 Oktober 2008 usia Abe genap 7 tahun. Ada tugas dari Ibuk untuk Abe di sekolah : meminta sebanyak mungkin doa dari semua ustadz/ah yang ditemui di sekolah, semoga Abe tumbuh jadi anak sholih dan mandiri. Mohon dukungannya. Terimakasih.”

 

Walaupun tak ada kemeriahan apalagi pesta, tapi ulang tahun kali ini menjadi salah satu ulang tahun yang paling PENTING untuk Abe dalam perjalanan hidupnya. Mengapa?

 

Ini gara-gara sebuah tips dalam mendidik anak yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. Sebuah tips yang –syukurlah- sudah aku baca (dari majalah2 dan buku) dan dengarkan (dari pengajian2) sejak sebelum anak-anak lahir. Tips dari Rasulullah yang ternyata kemudian aku dapati sangat sesuai dengan teori-teori perkembangan dalam Ilmu Psikologi.

 

7 tahun pertama, perlakukanlah anakmu seperti seorang pangeran didalam istana

7 tahun kedua, perlakukanlah anakmu seperti seorang murid dengan gurunya

7 tahun ketiga, perlakukanlah anakmu sebagaimana seorang sahabat yang paling dekat

 

Memang luar biasa tips dari Rasulullah. Teori psikologi perkembangan dari manapun pasti akan setuju dengan tips ini!

 

7 TAHUN PERTAMA

Masa dimana anak-anak harus mendapatkan kebebasan dalam ber-EKSPRESI. Ketika dia harus bisa mengaktualisasikan dirinya dengan kebebasan yang tanpa batas. Dimana anak-anak tidak boleh terlalu banyak dilarang atau mendengar seruan “Jangan!”. Kasarnya, apa-apa aja boleh dan maklum deh. Mau loncat-loncat pencilakan, mau teriak dan tertawa terbahak-bahak, mau main kotor, main ini main itu, bertingkah ini bertingkah itu, semua silahkan! Dituruti! Wah kayaknya periode ini memang paling fun ya? Memang! Itu juga kok yang kurasakan sebagai orangtua :-D malah terkadang aku sedikit terlalu lebih “having fun” daripada anaknya atau daripada semestinya hehehehe.

 

7 TAHUN KEDUA

Bahkan Piaget, psikolog kondang sepanjang masa itu, setuju dengan Rasulullah, dengan menyebut bahwa usia anak 7-12 tahun adalah usia untuk mulai belajar tentang MORAL. Tentang apa yang benar dan salah. Tentang apa yang patut dilakukan dan yang tidak. Waktunya anak-anak belajar tentang hak dan kewajibannya, baik sebagai makhluk individu, maupun makhluk sosial. Waktunya anak-anak belajar tentang sopan santun dan tanggungjawab. Baik kepada Allah maupun kepada sesama manusia. Baik kepada orangtua, maupun kepada teman bahkan adik dan sepupu yang lebih kecil. Intinya, anak-anak mulai belajar! Ada kalanya orangtua harus mengatakan “Jangan lakukan ini, karena akan berakibat begitu”. Ada kalanya anak belajar untuk benar-benar menerima konsekuensi dari apa yang dilakukannya. Waktunya orangtua memasang ‘standard bar’ akan apa yang baik dan tidak untuk dilakukan (tentunya menurut norma-norma yang dianut oleh keluarga tersebut). Ya, anak-anak mulai menjadi murid, dan kita lah yang menjadi gurunya. Yang menjadi tauladan dalam rangka menunjukkan apa yang baik dan tidak untuk dilakukan.

 

7 TAHUN KETIGA

Praktiknya, anak-anak mulai ABG (usia 14 tahun kan?). Mulai subur benih-benih pemberontakan kepada orangtua, yang kata para ahli sebenarnya adalah cara dia menunjukkan bahwa dia adalah pribadi yang berdiri sendiri (which is, a good thing right??). Bukan lagi seorang ‘anak’ yang harus selalu menurut apa kata orangtuanya. Bahkan, kata-kata seorang TEMAN akan lebih menarik dan masuk akal daripada kata-kata orangtua. Apa aja deh, pokoknya jangan berurusan dengan orangtua (baca: makhluk-makhluk yang serupa bos galak dan suka memerintah dan selalu memperlakukannya seperti anak kecil).

Rasanya kalau sudah tiba waktunya, inilah saat dimana nanti aku harus berhenti menjadi orangtua bagi anak-anak. Paling nggak, berhenti jadi makhluk-makhluk yang serupa bos galak dan suka memerintah dan selalu memperlakukan remajanya seperti anak kecil. (Duh, semoga aku bisa, mendengar banyak cerita orangtua menghadapi anak-anak remaja, semoga aku menjadi tambah siap dan waspada). Ya, saatnya berhenti menjadi orangtua, dan mulai menjadi SAHABAT bagi anak-anak. Hal yang tidak mudah, tapi aku percaya ini mungkin (banyak juga contoh orangtua-orangtua yang menurutku berhasil melakukannya, semoga bisa menajadi contoh dan tauladanku). Konon, membangun komunikasi positif sedari anak-anak kecil adalah kuncinya, dan rasanya aku masih sempat memulainya.

 

:::::.....

 

Kembali ke Abe dan hari ini. Ulang tahun kali ini tentu menjadi ultah yang PENTING buat Abe. Bukan hanya kami bapak-ibuknya yang menyadari hal ini, karena bahkan sudah sejak usia 5 tahun, Abe sudah paham benar teori 3x7 diatas. Sudah sejak bertahun yang lalu kami dan dia mempunyai semacam ‘pakta’ bahwa ketika dia menginjak usia 7 tahun nanti, kecuali kasih sayang keluarga, banyak hal yang akan berubah dirumah ini.

 

Misal :

 

###

Dulu : (**suara adzan berkumandang di masjid depan**)

Ibuk : Abeee sudah maghrib, waktunya sholat.

Abe : Iyaaaaa (sambil masih meneruskan main game di komputer dan setelah diingatkan 3-4 kali, baru 15 menit kemudian berangkat sholat maghrib)

Ibuk : **masih okelah, sambil tak lupa mengingatkan soal pakta ultah ke 7**

 

Sekarang :

Sholat di awal waktu merupakan pakta terbesar tahun ini. Abe sudah paham itu, tinggal menunggu pelaksanaan saja. Bapak bahkan mencanangkan, bahwa kalau pas maghrib bapak sudah pulang, maka Abe harus mau ikut bapak sholat Maghrib dan Isya’ berjamaah di masjid.

Kalau Abe tidak melakukan seperti yang di pakta, apa yang akan dilakukan? Sesuai kesepakatan, maka akan dicatat di buku penghubung alias dilaporkan ke ustadz/ah (fyi, hal ini adalah hal yang paling ditakuti Abe) supaya Abe dinasihati lagi disekolah.

 

###

 

Dulu : Kalo sholat, Abe seringkali masih pake celana pendek (baju rumahnya sehari-hari), karena males pake sarung atau pake jubah gamis, atau celana panjang. Jadi urusan menutup aurat masih dudul.

Sekarang : simpenan gamis oleh-oleh bapak umroh yang setumpuk itu kayaknya bakalan bersorak gembira deh, karena ternyata Abe lebih memilih pake gamis daripada pake sarung atau celana panjang setiap kali sholat.

 

Dengan kata lain, SHOLAT lebih tertib! Itu memang pakta pertama kami. Mohon doanya ya, semoga semua lancar seperti yang kami semua rencanakan :-)

 

###

 

Dulu : Ibuk selalu darah tinggi duluan kalau melihat kamar tidur Abe berantakan ketika siap-siap sekolah. Dan akhirnya ‘memilih’ untuk membantu Abe siap-siap, daripada kamar jadi kayak kandang Zing dan Abe terlambat ke sekolah karena acara siap-siap yang lamaaaaa dan kacauuuu. (Yang seringkali berkunjung ke blog ini, pasti tahu kalau Abe sangat susah mandiri dan motorik halus yang kurang membuat dia gedubrakan kalau melakukan sesuatu.)

Sekarang : banyak-banyak ambil napas untuk mengatasi darah tinggi, dan kalau perlu Ibuk mengikat tangannya sendiri untuk mencegah supaya tangan tidak membantu Abe dalam bersiap-siap. Jangan lupa tangan si mbak diikat juga, hehe. Kalau sampai jam waktu berangkat Abe belum siap juga, maka sudah menjadi perjanjian kami bahwa Abe akan ditinggal saja. Bea akan diantar ke sekolah dulu, kemudian kalo sudah siap Abe dititipkan pada Pak Sis (penjaga asrama panti yang juga kerja di kantor bapak) waktu Pak Sis berangkat ngantor. Dan tentu saja, konsekuensinya Abe akan terlambat datang ke sekolah.

 

**pfuih**

 

Kelihatannya tahun yang berat ya? Bukan hanya untuk Abe, tapi juga kami orangtuanya lho! Tapi sekali lagi, inilah yang PENTING untuk dilakukan. InsyaAllah ini yang terbaik untuk Abe. (Syukurlah setiap kali membahas tentang pakta itu, Abe sendiri yang selalu menyimpulkan, “Ini yang terbaik untuk Abe ya, Buk?” (sambil matanya menerawang jauh dan nggak jelas hihih)...Iya Nak, insyaAllah... Semoga Allah mempermudah untuk kita semua ya, sayang. Diatas semuanya, kasih sayang Bapak dan Ibuk kepada Abe TIDAK AKAN pernah berubah! Bahkan akan selalu bertambah dan bertambah...

 

:::::.....

 

Mau sedikit mengintip pakta “Usia 7 Tahun Abe” kami? Inilah dia :

  1. Sholat di awal waktu
  2. Pipis dan E’ek (ini usulan Abe, dengan alasan bahwa sangat berbahaya kalau kita menahan atau menunda waktu kita kebelet pipis ataupun e’ek...betul juga ya? hihihi)
  3. Mengaji setiap hari
  4. Menyiapkan sekolah sendiri
  5. Kegiatan Suka-Suka Sampai Puas

 

(Ditandatangani kita semua. Nomor urut menunjukkan prioritas. Jadi ketika no 1 harus dilakukan, maka semua no yang dibawahnya harus mengalah. Begitu seterusnya.)

 

:::::.....

Minggu, 26 Oktober 2008

Skenario Untuk Fitri dan Fikri

Fitri adalah salah satu teman seangkatan Abe di sekolah, sejak TK A dulu sampai sekarang kelas 2 SD. Sedangkan Fikri adalah satu-satunya kakak  Fitri dan sekarang duduk di kelas 6 SD. Dan tulisanku ini, adalah cerita tentang sepasang kakak beradik yang –insyaAllah- akan menjadi anak-anak yang dekat dan sangat disayangi Rasulullah.

Ketika dulu sekolah baru saja mulai untuk Abe di TK A (pertengahan 2005), waktu-waktu itulah kami (para walimurid angkatan itu) mulai mengenal Mbak Laila, ibunya Fitri. Seorang wanita cantik yang menyenangkan. Dan baru beberapa bulan juga ketika kita semua dikejutkan dengan berita tentang meninggalnya sang suami. Tak hanya terkejut, kami semua juga tak kuasa menahan airmata setiap kali melihat sosok Fitri yang waktu itu masih berumur 4 tahun dan sudah yatim.

Dan yang kami lihat dari Mbak Laila waktu itu hanyalah ketegaran, ketabahan dan keikhlasan seorang istri yang ditinggal suami dengan 2 anak yang masih kecil.

Beberapa saat kemudian, setelah lama nggak muncul di sekolah, Mbak Laila muncul dengan beberapa tester kue kering. “Aku bikin-bikin kue mbak, siilakan cicipi, dan kalo berminat telpon saja aku ya” katanya. Dia sempat bercerita kepada seorang teman, betapa dia sangat memerlukan kesibukan itu. Harta peninggalan almarhum suaminya yang lebih dari cukup untuk biaya hidup dan sekolah anak-anak, tidak membuatnya lantas berleha-leha. Konon dia memang termasuk wanita yang tidak betah duduk diam.

Diam-diam, kami sesamaa walimurid sering rasan-rasan betapa Mbak Laila memang wanita yang tegar. Dan ketegarannya itu, kembali dia buktikan kepada kami semua.

Sekitar 2 tahun lalu, kami mendengar bahwa dia menikah lagi. Tentu semua turut berucap syukur untuknya. Apalagi menurut cerita-cerita, suami yang sekarang sangat baik dan sangat menyayangi anak-anak. Beberapa kali kami juga melihat si bapak ini menjemput Fitri dan Fikri di sekolah. Life seems back to ‘normal’ for Mbak Laila, Fikri dan Fitri.

Tetapi, rupanya memang hidup ‘normal’ hanyalah untuk orang-orang yang ‘normal’. Hidup normal bukanlah untuk manusia-manusia pilihan Allah yang luar biasa. Manusia-manusia seperti Mbak Laila, juga Fitri dan Fikri.

Luar biasanya, Mbak Laila ternyata sempat juga ‘mencurangi’ kami semua. Ketika suatu hari seorang teman datang membawa berita bahwa Mbak Laila sakit dan harus menjalani kemoterapi, kami cuma bisa istighfar dan melongo. Istighfar karena ternyata sudah beberapa bulan dia dinyatakan terkena kanker getah bening, dan tak ada satupun dari kami mengetahuinya. Melongo karena bahkan hanya beberapa hari sebelumnya, seorang teman masih melihat Mbak Laila menjemput anak-anak sekolah, dan sama sekali tidak kelihatan seperti orang yang sakit parah. Dia masih ceria dan menyenangkan seperti biasanya.

Astaghfirullah...

Akhirnya, bergantian kami menjenguknya. Siapa yang sempat, datang membezuk bergantian dalam selang waktu tertentu. Aku pribadi, setelah sekali membezuknya, selama setahun terakhir ini tidak pernah lagi membezuk. Alasan klasik yang membuatku malu sendiri, yaitu kesibukan. Beberapa kali dengan beberapa teman aku juga sempat janjian untuk menjenguknya, tapi nggak tahu kenapa, belum terlaksana juga.

Sampai Kamis malam kemarin, datanglah sms pilu itu..

“Innalilahi wa inna ilaihi rojiuun. Setelah 1,5 tahun berjuang melawan kanker, Mbak Laila akhirnya menghadap Allah, Rabu malam dan langsung dimakamkan jam 23.00 WIB”

Mbak Laila, bahkan kaupun tak mengijinkan kami untuk meratapimu di hari pemakamanmu... Hari Kamis malam kami semua baru mendengar kabar duka itu, padahal Rabu malam jenazah Mbak Laila sudah dimakamkan. Mbak Laila meninggal di usia 34 tahun.

Ya Allah...kami sadar hanya atas ijin dan kuasaMu sajalah yang bisa membuat ini semua terjadi. Tapi tak urung, sangat pilu hati kami membaca sms itu. Sebagai seorang ibu, yang langsung terlintas di pikiranku tentulah Fitri dan Fikri. Ampunilah kami karena kali ini kami hanya bisa menyaksikan skenarioMu dengan hati yang hancur dan pilu.

Jumat pagi 24 Oktober 2008 kemarin, akhirnya ramai-ramai kami bertakziah kerumah duka. Dan kepiluan kami pun pecah meledak dengan cara yang tak bisa kami bendung lagi. Apalagi ketika dari lantai 2 muncul seorang anak 7 tahun yang cantik dan masih tersenyum ceria, yang kemudian bersalaman dengan kami semua satu per satu... Diantara tangis air mata pilu kami dan neneknya, kami hanya bisa menyebut nama Allah tanpa henti. Bertambah menusuk pagi itu ketika kemudian satu persatu cerita meluncur dari ibunda Mbak Laila dan suaminya...

“Laila tidak pernah mengeluh, sudah lama dia merasa siap apapun yang terjadi dengan dirinya. Dia sudah pasrah sama Allah. Dia hanya akan sedih ketika mengingat anak-anak... Kami selalu bilang, jangan lah kamu sedih dan khawatir, banyak yang akan menjaga anak-anak. Dan terutama, Allah akan menjaga mereka. “

Sebelum meninggal, mbak Laila sempat koma selama 3 hari. Dan setiap kali Fitri dan Fikri datang, setiap kali itu juga bulir airmata selalu menetes dari matanya yang tertutup. Si nenek juga cerita bahwa yang paling mengagumkan adalah Fikri. Bocah laki-laki 11 tahun itulah yang selalu mengelus tangan ibunya selama koma, membisikkan kata sayang dan ikhlas kalaupun Allah akan memanggil sang bunda. Kata nenek, nafas terakhir Mbak Laila terhembus beriringan dengan setetes airmata dari mata yang tertutup koma, tepat ketika Fikri menyelesaikan bacaan Yasinnya untuk sang bunda...

Nenek bilang, pantaslah alm ayah Fikri wanti-wanti berwasiat bahwa anak-anak harus terus bersekolah di AL Hikmah (sekolah Islam). Almarhum tak lagi menginginkan apa-apa selain Fiktri dan Fikri menjadi anak-anak sholih/sholihah yang akan terus mendoakan orangtuanya. Untuk itulah dia percaya bahwa salah satu caranya adalah terus menyekolahkan anak-anak di sekolah yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Dan apa yang dilakukan Fikri di saat-saat terakhir Mbak Laila, rasanya sungguh menjadi jawaban atas doa dan keinginan almarhum ayahbundanya...

Dalam tangis pilu, kami hanya bisa turut berdoa,

Untuk almarhumah Mbak Laila, teman yang telah menunjukkan pada kami pelajaran terdalam..

Tentang ketegaran dalam menjalani hidup, bagaimanapun skenarionya..

Juga keikhlasan dalam menerima skenario hidup kita masing-masing...

Semoga semua amal ikhlas dan ibadahmu diterima oleh Allah

Dan diampukan semua kesalah dan dosa...

 

Juga untuk Fikri dan Fitri,

Kami percaya pemilik semua skenario hanyalah Allah semata...

Kami juga percaya bahwa Allah juga yang Maha Penjaga...

Semoga kalian berdua menjadi anak sholih/ah yang selalu berdoa untuk ayahbunda...

Banyaklah berdoalah Nak, karena sungguh kami percaya, doa-doa anak sholih dan anak-anak yatim, akan selalu dijawab oleh Allah SWT...

Aminn




Rabu, 22 Oktober 2008

Kopdar With Half of The Woods


kesanku begitu ketemu sama dia, langsung kusemprotkan ke mukanya

"Ini Mbak Luki???? Kok kayak anak SMA giniii???"

:-D

bener mbak, gak ada yang mengira kalo anaknya udah 2, bule lagi! *lho? hahaha*

Sabtu, 4 Oktober 2008 kemarin, akhirnya akupun berhasil bertemu muka dengan Ibu Luki Woods (halah bahasane hehe).

http://lqwood.multiply.com

Senang sekali! Karena selama ini, kita sudah akrab banget tapi cuma via Multiply. Haha hihi kesana kemari tapi belum pernah sekalipun saling cubit dan colek hehe.

Awalnya hampir seminggu sebelumnya kita umek, cari tempat ketemuan yang enak lah, kapan waktunya lah, de el el. Mau di Tunjungan Plaza, takut keramean dan susah njagain anak-anak (terutama anak2ku yang suka ilang dan mbak pengasuhnya yang belum balik dari mudik lebaran). Trus kita berniat ketemuan di Sutos, takut gak ada ramp buat strollernya si Zach (heuheuheu memang di depan itu hanya ada tangga tangga dan tangga sih mbak :-D).

Ahhhh akhirnya, aku putuskan untuk njujug saja datang ketempat dimana Mbak Luki menginap selama si Surabaya, yaitu rumah kakaknya, Mbak Nanik. Akhirnya ketemuannnn......akhirnya ngobrol.....cubit2 dan colek2 (terutama si Zach doong), poto-poto dan crita-crita aduhh beneran, biar baru sekali ketemu, rasanya udah kaya kenal lama gitu...

Sayangnya oh sayanggggg ketemuan kok ya cuman sak umik, gak ada sejam! Karena keburu maghrib akhirnya kita musti pamit hiksss...

Mana niat untuk menculik Mbak Luki, urung dilakukan lagi...hikss...
Btw, thanks for having us that day mbak...sampaikan salamku juga untuk mbak Nanik *gak salah sebut Mbak Nunik lagi kan?? hehehe* maaf kalo rumahnya udah dirusuhi sama Bea (yang begitu datang malah langsung ke dapur dan ikut2an menyiapkan suguhan).

Till we meet again ya Mbak...we will miss you guys a lot here.. Semoga Mister Paul beneran jadi pindah ke Surabaya hehe (betul mister, di Surabaya sangat aman kok, dan gak macett..percaya deh!! pindah kesini aja yookk) hehehe.

**sambil kipas2 kegerahan**

===========================================

Lihat juga foto-foto dari kamera mbak Luki disini :
http://lqwood.multiply.com/photos/album/53/Mudik_Kota_kelahiranku_Surabaya_Week_2


Senin, 20 Oktober 2008

Rumah Kami Membara !!!

 

:::::.....

Dua hari terakhir ini, ada 2 isu besar yang membahana sampai ke sudut-sudut terpencil di rumah kami.

Pertama, soal suhu seminggu terakhir ini. Aduhhh panasnyaaa!! Sudahlah Surabaya terkenal sebagai kota bersuhu panas dan lembab, eh ditambah lagi fenomena matahari yang konon dalam posisi paling dekat dengan Indonesia Bagian Barat dan pas berada diatas Pulau Jawa (laporan di koran pagi). Selain panas, yang bikin dudul adalah udara lembab banget, dan tak banyak angin. Jadinya gerahhhh bukan mainnn!!!

Suhu saat siang hari (jam 10 sampai jam 2 siang) bisa mencapai 34-36 derajat celcius. Termometer dirumah pernah mencapai 37 derajat, membuat seisi rumah blingsatan keringetan nggak karuan. Jangan ditanya termometer mobil. Suatu siang, sehabis menjemput Bea sekolah jam 12.30, begitu masuk ke mobil yang sudah sejak setengah jam sebelumnya diparkir, serasa mau pingsan saja rasanya! Bak cookies yang siap masuk oven. Huwaaaa!

Barusan chat via YM dengan Ugik, teman sekota yang juga mpers. Kami berdua tertawa garing demi melihat kenyataan bahwa status YM orang-orang Surabaya kok senada ya?? Semua kepanasan! Dan bagaimana ketawa kami nggak garing? Wong mulut kami rasanya sudah kering dan matang sampai garing! Ibarat kue sus, sudah jadi sus kering karena kelamaan dioven hihihihi *maklum kalo ngelantur, kepala lagi panas nihh*

Kabar terakhir, menurut ramalan cuaca, ini bahkan belum mencapai puncak panas. Diramalkan suhu panas dan gerah (lembab) begini masih akan mencapai puncaknya Rabu-Kamis besok. Celakanya, bahkan ada yang meramalkan bahwa hari itu suhu akan mencapai 45 derajat celcius! Edan! Kalo Dwina mungkin sudah bisa tahan suhu segitu semenjak dia pindah ke Qatar *gak kliru CA lagi kan Na?* dan sudah pernah melewati musim panas ala gurun. Tapi aku?? Yang dulunya gadis lugu, katrok dan dibesarkan di desa dan pegunungan ini?? Hikss hikss mana tahann?? Waktu baru pindah ke Surabaya dan masih adaptasi 13 tahun lalu saja aku bisa mandi 5x sehari. Kali ini bisa-bisa aku pindah tidur di lantai kamar mandi saja *plus AC kamar dipindah juga ke kamar mandi kali ya* uughh..

Oh God...speed us...bagaimana kami akan tahan ketika nanti di hari kiamat, matahari benar-benar berada sejengkal diatas kepala kita??? Astaghfirullah...

Isu pertama soal suhu kan?? nah...

Isu kedua, soal ASTRO!

Per 20 Oktober 2008 Pukul 00.00 TV Berlangganan Astro tidak bisa meneruskan siarannya kembali. Tanggal 19 Oktober malam, kita masih bisa menikmati semua acara seperti biasa. Tapi dini harinya ketika Mas Iwan cari-cari pertandingan bola, eh sudah ada pengumuman yang mengejutkan dan mengecewakan itu dilayar TV.

Cari-cari informasi, apakah yang terjadi? Apakah penyebabnya? Apakah urusan dengan ijin seperti kejadian yang lalu itu? Yang dudul itu lho! Yang aku pernah cerita di postingan “Lagi: Gebrakan Menkominfo Dirumah Kami” itu?? Simpang siur kabar pun terdengar disana sini. Keterangan yang dikeluarkan website resmi penyedia siaran Astro di Indonesia, yaitu DirectVision TV entah kenapa tak memuaskanku. Terkesan ada yang ditutup-tutupi gitu. Pasalnya, pemberhentian siaran terkesan sangat mendadak dan sepihak, kami selaku pelanggan baru diberi tahu SETELAH siaran berhenti, padahal mengutip kata mereka “Setelah mengudara selama 2 tahun dan menemani keluarga Indonesia, sekarang tibalah saatnya kami pamit untuk TIDAK SIARAN”......**whattt the heckkk???**....buletin AstroGuide-nya yang edisi Oktober lho baru 2 hari lalu masih datang kerumah! Dari pernyataan mereka, kok kayaknya pemberhentian siaran ini sudah direncanakan, dan sudah menjadi program bahwa setelah 2 tahun, mereka akan pamit??

Akhirnya cari-cari sumber yang obyektif, nemu disini. Ternyata oh ternyata...ini toh sebabnya?

Rupanya, Astro dikeroyok oleh 3 kompetitornya (Indovision, KabelVision dan TelkomVision) dilaporkan rame-rame kepada pihak yang berwenang karena urusan monopoli hak siar EPL, English Premiere League alias Liga Inggris. Berikut kutipan berita Antara :

PT Direct Vision, penyelenggara televisi berbayar Astro TV, terancam sanksi ganti rugi materil hingga Rp2 triliun jika terbukti melanggar pasal 16 dan pasal 19a Undang-undang No 5 Tahun 1999 tentang Persaingan Usaha Tidak Sehat dalam menjalankan usahanya di Indonesia.

"Ganti rugi materil diberikan kepada empat perusahaan sejenis yang melaporkan bahwa Direct Vision memonopoli siaran Liga Inggris (EPL)," kata Ketua Tim Pemeriksa KPPU, Tri Anggraini, usai memeriksa Direct Vision di kantor KPPU, Jakarta, Jumat.

 

:::::.....

Ah! Aku bahkan sama sekali nggak hobi nonton bola!

Dan serial Ugly Betty lagi seru-serunya!! Hikss

Abe pun jadi ngedumel karena selepas maghrib nggak bisa nonton serial kegemarannya “B-Daman” dan “Adi dan Ayah” di AstroCeria.

Bea? Cuma bisa pencet-pencet garing mengharap Quincy, Leo, June dan Anne muncul di layar acara “Little Einstein” dan begitu nggak ada, apa yang dilakukan Bea?? Dia pencet-pencet terusss...lagi....dan lagi.... dan lagii...dan lagiiiii.....sambil terus berharap...

*kasian deh*

 

Jadi punya ide nih...

Daripada nonton TV Indo yang penuh sinetron dudul itu, kita stel VCD kegemaran aja yukkk...

Sambil gelar karpet...makan-makan cemilan...

Di lantai kamar mandi!!!

**Bapaakkk..tolong AC pindahin dulu ke kamar mandi ya?? ya?? ya??**

 

Ide bagus kan????

 

 

Minggu, 19 Oktober 2008

Film Laskar Pelangi dan Sesenggukan Kami Sekeluarga

 

Minggu, 19 Oktober 2008, 20.11 WIB

Mood ON for tonight : Masih amazing karena tadi sore lihat Abe (dan BAPAKNYA juga!) sesenggukan nonton sebuah film di cinema!

:::::.....

Apa yang akan Anda lakukan kalau suatu saat ada premiere sebuah film dan kemudian film itu meledak menjadi box office? Ketika 2-3 hari sesudah premiere itu Anda dapati semua cinema membludak dengan penonton, disusul dengan segudang cerita dari orang-orang, tentang bagaimana mereka kehabisan tiket atau tentang susahnya mendapat tiket nonton??

 

Kalau aku, biasanya akan memilih menunggu.

Sesuka dan sepenasaran apapun aku dengan film tersebut, biasanya aku akan menunggu.

Seminggu dua minggu nggak masalah, I can take myself as a ‘pleasure delayer’, yang penting acara nonton bisa berjalan dengan tenang, bebas dari riuh rendah kehebohan euforia.

 

Begitu juga yang terjadi dengan film Laskar Pelangi (LP) kemarin.

Seminggu dua minggu, aku menunggu (apalagi waktu premiere itu masih tengah Ramadhan, jadi dengan sangat sukarela aku menunggu).

Lebaran pun lewat...eh, cinema-cinema masih saja dipenuhi penonton LP. MashaAllah! Aku masih betah menunggu. (Yahhh..paling-paling hanya merasakan sedikit gatal di aliran darah waktu lihat Presiden SBY nonton :-D)

 

Minggu lalu, aku nyaris saja nonton LP ketika Komite Sekolah ‘mentraktir’ 500 lebih guru Sekolah Al Hikmah nonton bareng film itu. Nyaris, karena kemudian aku batal ikut nobar gara-gara ibu-ibu pengurus komite yang lain pada berhalangan waktunya, dan daripada aku tak berteman akhirnya jatah pengurus komite kami serahkan saja kepada para guru untuk dipakai siapa tahu ustadz/ah yang ingin mengajak suami, anak, ponakan dll.

 

Minggu ini?? Cinema-cinema yang memutar LP masih saja penuh!!! God!!

OK THAT’S IT!!... That is truly IT!!

Now I can’t help myself no longer, I won’t wait no more!

Mau ngantri tiket sepanjang apapun, mau dapet tempat duduk paling depanpun, pokoknya aku pingin nonton! Ikaalll....Lintanggg aku dataanggg!! Hueheheh.

 

Alhasil, tadi sore di XXI Sutos kami berempat pun akhirnya nonton juga film Laskar Pelangi dan SEMUA sukses berekspresi kaya orang gila : ketawa ngikik, ketawa ngakak dan sesenggukan di 2 jam yang bersamaan!! Berikut ini review kami berempat, Mas Iwan, aku, Abe dan Bea (semua ditulis olehku, tentu...hehe)...

 

MAS IWAN :

Seumur hidup, baru 2 kali ini aku melihat dia nangis ketika nonton film! Itupun, yang pertama kali (waktu nonton Bruce Willis di Armageddon) nggak sampe sesenggukan. Lha ini sampe! Waktu adegan terakhir2 aku bolak-balik lihat dia nyopot kacamata buat ngusap air mata. Hihihi...lucu...lucu...lucuuu!!! 

Later, dia mengaku bahwa selain nostalgia masa kecil (terutama soal menjemur batere yang habis itu), banyak pelajaran yang dia rasakan. Selama ini dia merasa telah berusaha sekuat tenaga untuk mendidik Abe-Bea sejauh mungkin dari kemewahan dan kemapanan. Ternyata hatinya hancur lebur ketika melihat kisah hidup Lintang! Jadi merasa betapa sombongnya kita sebagai orangtua, merasa sudah bisa menyediakan hidup ‘sesederhana mungkin tapi penuh semangat berjuang’ untuk Abe dan Bea?? Hikss.. Melihat semangat hidup Lintang, we know that we have to try harder...waaaay more harder, for our children’s sake!

 

ABE :

Ini juga pertama kalinya aku melihat Abe menangis over a movie! Senang sekali aku melihat Abe menikmati film LP dari awal sampai akhir. Aku tahu dia sangat terinspirasi dan fakta ini saja sudah sama mengharukannya bagiku! Berkali-kali dia juga terkekeh demi melihat adegan-adegan konyol di dalam film. Tapi asli sempat surprised lihat Abe nangis nelongso waktu adegan Ikal berlari mengejar Lintang yang pergi naik sepeda, mengucapkan selamat tinggal pada sekolah setelah ayahnya meninggal. Bener-bener nelongso dan banjir airmata! Subhanallah Abe!

Dimobil, sepulangnya, kami masih hangat membahas film itu, dan beberapa kali Abe pun nangis lagi!! “Huhuuuu Ibuukkk kayaknya bahkan nanti dirumahpun, aku nggak bisa selesai nangisnya Buukkk.. Gimana niihhh?? Huhuuuu”

“Gak papa Be...Gak papa...” jawabku sambil menyambut pelukan tangannya. Dalam hati aku berdoa semoga film LP dan semua pelajaran yang mungkin diambil darinya akan membekas dihati Abe seumur hidupnya! 

 

AKU :

Aku nangis sesenggukan gara-gara lihat film?? Oh please...itu seperti melihat matahari terbit setiap hari! Atau seperti aktivitas bernapas bagi makhluk hidup, very ordinary! (Ingat kan, nonton Doraemon dan Sinchan aja aku nangis!). Hampir sepanjang film aku sudah sengguk-sengguk, bahkan dari awal ketika melihat Harun berlari datang ke sekolah di hari pertama pendaftaran! Aku sering bilang bahwa biasanya film yang dibuat berdasarkan novel, biasanya hasilnya nggak akan sebagus novelnya. Ok, aku berubah pikiran! Two thumbs up buat Riri Riza dan film Laskar Pelangi! Kalopun harus protes, mungkin cuma satu. Ada satu adegan yang dari sebelum filmnya prermiere sudah sangat ingin kutonton. Yaitu adegan pas karnaval agustusan yang melibatkan kalung buah aren pembikin gatal itu. Aku tidak melihat adegan ketika mereka kemudian dengan membabi buta mencari empang terdekat dan nyebur ramai-ramai kesitu untuk meredam panas gatal di sekujur tubuh. Coba kalau ada adegan empang itu, pasti akan lebih mengocok perut penonton kan?! Itu saja. Yang lainnya?? It’s truly way beyond my highest expectation!

Oya, tentang cerita dudul menyangkut aku yang terus sesenggukan sepanjang film, berterimakasihlah pada Bea. Berkat Bea, postingan ini nggak akan terasa cengeng.

 

BEA :

Sebelum masuk cinema, seperti biasa Bea terlihat paling semangat! Urusan beli tiket, beli pop-corn, sobek tiket sampe nyanyi2 OST yang dinyanyikan Nidji itu, aduhhhh tooppp!!! Setelah itu, film pun dimulai.

“Nanti ada lagunya ya Buk?”

“Iya nanti ada lagunya...” duh senengnya lihat Bea duduk manis.. 

 

Baru beberapa menit film berjalan...

“Bea mau pipis..” Oh no... 

Oke oke ayo pipis dulu... Sehabis pipis, Bea duduk manis lagi. Belum semenit...

“Tukar tempat duduk, Buk..” 

Oh..sayang, Ibuk lagi seru nangisin Bu Muslimah nih nak...

“Ibuk...jangan nangis, nggak papa kok Buk...Bea cuman mau tuker tempat dudukkk” kata Bea dengan nada orang dewasa, sambil mengusap airmata di pipiku. “Iya sayang..iyaa..”

Begitu terus sampai tengah film, adaaaa aja umeknya dan dia nggak berhenti ngomong juga. Untung penonton penuh dan banyak anak-anak jadi memang lumayan berisik didalam cinema.

 

Lalu, ketika seru-serunya adegan Ikal jatuh cinta sama Ah Ling...

“Ibuk, Bea mau e’ek”

“Aduhh, ditahan dulu bisa nggak sayang? Nanti e’ek kalo filmnya selesai aja...gimana? Ide bagus kan?”  (pertama, oke aku memang ibu yang dudul kali ini hihi...kedua, dari tatapan matanya dan kebiasaannya selama ini, aku tahu bahwa Bea hanya mengarang cerita e’ek itu, demi kesenangan main-main di toilet dan wastafel dengan kran model sensor gerak baru yang canggih di XXI Sutos itu.. Aku tahu!)

Eh, Bea lalu berkacak pinggang...pasang nada tinggi, mata setengah melotot...

“Ibuukk!! Gimana kalau e’ek nya keburu keluar hayoo???”

“Gimana kalau ternyata Bea nggak beneran e’ek nya, hayoo...” huehuehu namanya juga usaha

“Aku kebelet e’ek beneran kok! Lho kan ada yang mau keluar kann??” katanya sambil pegang-pegang bagian pantat, sambil megal-megol.

“Beneran??”

“Iyaaa!!!” Oke oke okeeeeee.....

Di toilet, aku malah geli sendiri karena melihat dia duduk di toilet sementara wajahnya ngeden berusaha membuktikan kalau memang dia kebelet! Dia pasti tahu kalau sampai tidak terbukti si e’ek keluar, pasti si Ibuk nggak mau lagi diajak main ke toilet kan?? Ugghhh susah payah tuh, lamaaaa e’ek nya kok nggak keluar-keluar...sampai suatu saat... **plung**....keluar!! Kuecil! Tapi efeknya dahsyat karena langsung membuat wajahnya Bea yang tadinya tegang ngeden memerah, langsung berubah bersinar cerahhhh...!!

“Naaaaaahhhhhhhhh benar kan aku kebelet e’ek?????” ......**aduh gubraxx deh**.......

 

Sepanjang sisa film, Bea malah asyik naik turun tangga lorong diantara tempat duduk. Sampai kemudian aku sadar, loh, kok lama-lama banyak sekali anak-anak yang ikut-ikutan?? Hihihi...tauk tuh anak siapa yang mulai **sembunyi dibawah kursi** :-D

Oya, jangan dikira Bea nggak sesenggukan juga ya... Waktu film selesai, ketika kita keluar dia malah mengajukan ide dudul..

“Bea mau nyanyi-nyanyi vista...ya Buk??” (maksudnya pergi ke karaoke keluarga Inul Vista, yang tempatnya pas didepan XXI Sutos itu. Bea memang suka sekali ketika beberapa kali diajak ke tempat itu.)

Ide yang tentu tidak diluluskan oleh kami semua, karena sudah menjelang maghrib dan kita harus pulang karena besok (Senin) anak-anak kan sudah sekolah lagi???

 

Now guess...who’s got the last cry, huh??



:::::.....



Jumat, 17 Oktober 2008

[FF#2nd] Just Kids...

Keseret Harlia nih, jadi gatel pingin ikutan juga gabung di FotoFun MP. Pas punya banyak persediaan foto yang pas sesuai dengan tema minggu ini, yaitu "Just Kids".

Nah tapi begitu buka-buka harddisk, saking banyaknya foto Abe-Bea yang "menantang", malah jadi bingung mau pilih yang mana untuk diikutsertakan **nah lho puyeng kan**. Ya udah deh, akhirnya kupilih aja foto ini, biar foto lama tapi terus terang, aku sukaaaa sekali :-D.



"Abe Kasih Makan Adik"



Btw, coba kalo ada sempat, lihat di Link "Just Kids" yang aku tulis diatas itu...siap2 saja geli lihat barisan foto anak-anak disana itu huehuehehue :-D

Mau lihat lagi foto-foto "menantang" lain Abe dan Bea? bisa dilihat di album ini : http://cikicikicik.smaboy.com/images/78/Nangkring




Rabu, 15 Oktober 2008

Nggliyeng

 

Sudah dua hari ini tubuhku rasanya protes. Mungkin kecapekan atau apa, 2 minggu terakhir, tahu sendirilah kalau lebaran. Makan sembarangan, senam tak sempat, kegiatan tetep padat (bertandang silaturahim dan halal bihalal sana sini), istirahat pun jadi kurang (kalo kecapekan memang bawaannya insomnia). Kepala suka nggliyeng dan tiba-tiba tubuh jadi lemes. Belum cek gula darah sih, tapi aku kok curiga pasti tinggi. Tadi sore nyempatin (dan maksain) yoga sebentar, tapi baru 2 pose, nggliyengnya sudah tak tertahan lagi, akhirnya aku nyerah dan ambruk lagi di tempat tidur sambil mual nggak keruan.

 

Tadi pagi masih bisa agak “memaksakan” diri untuk datang di Pertemuan Majelis Silaturahim, pengajian sama ibu-ibu walimurid Sekolah Al Hikmah. Mau gak maksa gimana, wong tugasnya memang mengawal acara. Tapi siang, sepulangnya, tepaarrrr hanya bisa ngendem di kamar. Duuhh padahal masih ada tanggungan tulisan untuk majalah sekolah, dan akhir minggu sudah mulai intense untuk rapat-rapat di IKA Psikologi Unair (dalam rangka reuni desember nanti).

 

Ini juga buka komputer karena harus edit sesuatu, sambil siapa tahu kalau dibawa sehat maka tubuh akan beneran sehat (hihi nggak ilmiah banget, tapi kiat ini sering berhasil untuk aku lho :-D)

 

Oh ya, ada hikmahnya juga kalau lagi tepar gini:

  1. Dapat pelukan dan doa lebih banyak dari anak-anak, yang kemudian diteruskan loncat2 di kasur, pas disamping ibuk yang nggliyeng tadi dan tak kuasa berbuat apa2 selain meringis dan menyerap dalam-dalam sensasi rasa nggliyeng ke seluruh syaraf yang ada di otak :-D
  2. Ngempi in bed, pake hape, akhirnya bisa puas komen2 di banyak postingan blog temen yang biasanya nggak sempat karena kalo onlen suka terdistraksi ke website-website selain MP (sakit2 ngempi?? teteppp)
  3. Bisa nonton Amazing Race Asia seeason 3 itu, kok ya pas ya, biasanya aku selalu gak inget jam tayangnya :-D

 

Mudah-mudahan besok membaik, karena besok siang ada undangan halal bihalal (lagi) :-)

Sabtu, 11 Oktober 2008

CaLeb Nomor 3


kalo jatuh?? ya terkekeh-kekeh riang!!

**dasar**

Catatan Lebaran Nomor 3

:::::.....
Kamis, 2 Oktober 2008
Dari pagi rumah Kakung sudah penuh tamu, dari karyawan sampai saudara dan tetangga. Rencana balik ke Surabaya pagi-pagi jadi tertunda, yah mumpung ketemu banyak saudara. Akhirnya baru jam 11 siang kita berangkat balik Surabaya. Di perjalanan, mampir-mampir dulu dirumah Pakdeku dan keluarga mertuanya Tante Ulfa (adiknya Mas Iwan) di Pare. Nyaris maghrib baru nyampe di Surabaya, nggak pake pulang langsung merapat ngepos di Karah, rumah mertua. Habis maghrib, rumah mertuapun penuh dengan tamu! Akhirnya kita memilih menemui tamu dulu, dan hanya berlebaran dirumah Pakde suami dekat rumah.

Jumat, 3 Oktober 2008
Karena posisiku dan Mas Iwan termasuk ‘muda’ maka sudah bertahun-tahun lamanya aku nyaris nggak pernah open house dirumah sendiri. Setiap lebaran, waktu yang paling banyak kami habiskan adalah di jalan. Berkunjung ke saudara-saudara, juga beberapa orang yang walaupun bukan saudara tapi sudah kami anggap orangtua sendiri. Kalau lagi nggak dijalan, pastinya kami ngepos di rumah mertua, karena dengan begitu kamu juga bisa bertemu saudara-saudara yang banyak berlebaran kesitu. Karyawan2 juga sudah pada hapal, dan akhirnya memilih menemui kami dirumah mertua.
Jadi setiap pagi, sehabis sarapan kami sudah njogrok dirumah mertua. Malamnya, sekitar jam 9 dan anak-anak –biasanya- sudah pada tidur, baru kita pulang. Sesampai dirumah akupun langsung umek pekerjaan rumah, mencuci, setrika, beres-beres dlsb. Besok paginya, kami sudah balik lagi kerumah mertua lagi. Begitu seterusnya.

:::::.....

Sekarang mari kita lihat foto-foto dibawah. Lihat betapa kami semua adalah tamu-tamu yang sangat manis ketika berlebaran... :-D

Jumat, 10 Oktober 2008

CaLeb Nomor 2


begitu diajak mainan kamera hp, langsung melek, setor gaya pose dudul :-p

Catatan Lebaran Nomor 2.

Tulungagung, 1 Oktober 2008 (1 Syawal 1429 H)

Kita sholat ied di pelataran Kantor Pemda Tulungagung. Well, itu resminya sih, karena pada prakteknya, karena membludaknya jamaah sholat Ied akhirnya kita kebagian tempat sholat di jalan raya, sekitar 100 meter arah Utara dari pagar kantor Pemda, pas didepan SMPN 1 Tulungagung.
Akhirnya kesempatan deh, cerita-cerita pun meluncur dari bibirku ke anak-anak, bahwa ini lho sekolahku dulu. Bukan hanya aku, kedua adik cowokku pun sekolah disini. Bahkan, Kakungpun juga alumni SMPN 1 Tulungagung. “Kok Uti nggak sekolah disini sih??” komentar Bea. Hehe... Uti dulu memang alumni SKKP – SKKA (Sekolah Ketrampilan Keluarga, sekarang jadi SMK).

Sehabis sholat Ied, acara sungkeman seperti biasa banjir air mata haru biru. Dan seperti biasa, tiap kali melihat ada orang dewasa menangis (entah menangis karena apa), Sena selalu ikut-ikutan menangis. Sampe histeris dan berakhir muntah. Oalah Nduk... Sampe ponakankupun kok ya nurun aku mewekannya :-D

Agak siang, kita pun mulai bersafari Lebaran. Ke rumah nenekku yang tinggal satu-satunya (ibunya Ibuku). Kerumah buyut-buyutku yang masih ada 3 orang (padahal generasi nenek udah tinggal 1, tapi generasi buyutku masih ada 3 orang lho, walaupun bukan buyut langsung) yang berarti juga nenek cicit (canggah) dari anak-anak dan ponakanku. Rata-rata mereka sudah berusia 80-90 tahun dan hidup alami di pedesaan atau pegunungan. Seharian itu kami menghabiskan waktu kumpul saudara dan keluarga besar, ngobrol sana-sini terutama tentang gaya hidup modern yang membuat manusia sekarang susah berumur panjang, kami baru pulang kerumah Kakung sore hari, gempooorrr :-D

Malamnya, Kakung mulai open-house, dan hampir tengah malam ketika akhirnya kami semua bisa terlelap, bukan hanya gempor tapi mungkin juga tidur dengan mulut ngowoh dan ngiler tanpa kami sadari, saking capeknya badan kami semua hehehe.

Alhamdulillah, bersyukur sekali bahwa lebaran kami kali ini adalah lebaran yang diimpikan semua orang, dimana kami bisa berkumpul dengan keluarga dalam keadaan sehat wal afiat. Subhanallah...

Abe Suka Sekali PR dan Uje... [Whatt??]

:::::.....

Ada satu hal yang menarik tentang anak-anak. Kadang-kadang, tanpa kita sadari ternyata diam-diam mereka seringkali memperhatikan percakapan yang dilakukan kita orang dewasa.

Seperti waktu itu...

Pas kita berempat di mobil, aku dan Mas Iwan sedang seru membahas tentang postingan-postingan temen-temen di MP. Abe sedang asyik main PSP di jok belakang, ditemani Bea yang menonton disebelahnya dengan pose andalannya...yaitu ngowoh. Hehe...

Ketika aku mengira bahwa dia terlalu sibuk main game untuk memperhatikan obrolan kami, tiba-tiba..

“Ibuk, MP itu sebenarnya apa sih?? Kok Ibuk sering banget mengatakan itu?? Apa sih itu Buk?”

Walah, ternyata diam-diam menguping juga toh?? Untung kami gak pernah membahas tema dewasa didepan anak-anak :-D

“MP itu maksudnya Multiply, Abe...disingkat jadi EmPi, biar gampang ngucapinnya..”

“Ooo...” Abe mengangguk-angguk. Kalo Multiply dia memang sudah mengerti...

 

:::::.....

Ehh...

Beberapa hari kemudian, siang-siang sepulang sekolah...

“Ibuk aku itu sukaaaaaaaa sekali PR...dari kecil lho Buk!”

Suka PR? Kok manis ya anakku?? Jarang2 kan ada anak suka PR??

Dari kecil?? Perasaan di sekolahnya Abe, gak ada PR deh, apalagi pas kecil?? Pas gede aja PR cuma ada di akhir pekan?? **Ibuk protes dengan nada tak percaya**

“Maksudnya aku suka PR... Power Ranger!!”

 

Gubraaaaxxxxxxx oalahh..iya kalo itu memang iyaaaaaa...

**Abe pun tersenyum puas karena udah ngusilin Ibuknya**


Kali lain..

“Ibuukk... aku itu kalo sekolah harus diantar sama Uje lho Buk... Kalo nggak, aku bisa nggak bahagia di sekolah”

Kembali aku mengernyitkan dahi. Dia memang sudah kenal yang namanya Uje, si ustad kondang itu. Dalam hati aku sudah punya firasat, soalnya minggu ini lagi trend singkat menyingkat itu... Aku sudah merasa...

“Maksudnya??” (bukannya aku pura2 tak mengerti, karena beneran, aku bener-bener nggak ngerti apa yang dimaksud Abe dengan UJE kali ini)

“U-J Buukkk... Bukan U-J-E... tapi U-J, alias Uang Jajan!!”

Oalah makk....

**gubrax lagi deh, diiringi senyum puas itu lagi**


:::::.....

CaLeb Nomor 1


lampu tidur berbentuk kapal layar, dengan banyak filusuf didalamnya (diterangkan Uti di suratnya) dan ada jam nya juga :-)

ini akan jadi hadiah berkesan buat Abe, sekarang sudah nangkring dikamar Abe tuh :-)

:::::.....

Hehe. Judul postingannya terinspirasi banget oleh banyaknya spanduk partai dan caleg yang bertebaran sekarang ini. Sebenarnya sudah berniat posting catatan lebaran (caleb) dari beberapa hari lalu, tapi kok aku malah keasyikan ya, njogrok komen-komen di MP temen-temen yang rata-rata juga lagi seru posting seputar lebaran?? Hehe...jadi aku puas-puasin dulu deh komen2nya, sebelum nanti disibukkan reply komen2 di MP sendiri :-D

Ok, here it is, Catatan Lebaran 2008 kami sekeluarga.

Minggu, 28 September 2008
Mas Iwan pulang dari umroh Ramadhan. Bersyukur sekali karena dalam 2 tahun terakhir ini, umrah Ramadhannya bisa usai beberapa hari sebelum lebaran. Sebelumnya, beberapa kali malam takbiran selalu menjadi malam yang nelangsa buatku. Seumur hidupku, yang namanya malam takbiran kan selalunya meriah dan menjadi momen kumpul keluarga. Sedangkan waktu-waktu itu, rumah sudah sepi karena mbak2 sudah mudik, sementara Mas Iwan baru pulang umroh di hari lebaran, bahkan pernah H+2 dia baru pulang ke tanah air. Begitu anak-anak sudah pada tidur, rasanya nelangsa banget ketika menggelar sajadah dan melantunkan takbir dalam kesendirian.
Oya.. Berhubung ini hari kepulangan Mas Iwan dari umroh, dan sekaligus hari terakhir sebelum Mbak mudik, sorenya kita pun memutuskan untuk berbuka puasa buffet di Agis Restoran deket rumah. Rame-rame sama Mbah-Abah, dan sepupu Raka beserta ortunya Om Agus-Tante Ulfa.

Senin, 29 September 2008
Pagi-pagi cukup heboh waktu mbak Pin dan mbak Prapti pamit untuk mudik. Ada yang baru, si Bea alias ponirah, lha kok pake nangis terharu biru segala ketika melepas mbaknya pergi. Lucu juga lihat dia begini karena sebelum2nya nggak pernah. Hihihihi aku jelas geli sekaligus bangga dong, sifaktu yang mewekan rupanya sudah mulai kelihatan sukses kuturunkan pada generasiku selanjutnya hehe.
Kukira, hari itu kami berempat hanya akan menghabiskan waktu kruntelan saja dirumah seharian. Eh, ternyata Mas Iwan sudah langsung ngantor! Sempat aku protes, wong baru pulang kok nggak istirahat saja, tapi katanya hari itu sudah dijadwalkan ketemu Om Rendra dan Tante Dwi (akuntan kantor) untuk tutup buku bulanan.

Selasa, 30 September 2008
Hari terakhir puasa, Abe semangat sekali. Kenapa? Apalagi kalau bukan karena dimatanya sudah mulai menari-nari berbagai macam hadiah yang dijanjikan semua orang bila puasanya pol. Mulai dari Abah-Mbah Sul, Kakung-Uti sampe Bapak-Ibuk semua sudah menjanjikan hadiah untuknya. Belum lagi uang saku yang selama bulan puasa tidak diambil Abe, sudah Ibuk kumpulkan juga dan siap diserahkan begitu lebaran. Wah! Panen ya Abe!
Lebih dari itu, Bapak-Ibuk tentu bangga sekali Abe sudah bisa penuh puasanya, padahal belum juga genap 7 tahun usianya. Semoga Abe jadi anak sholeh dan kelak menjadi manusia yang bertakwa ya Nak...
Hari ini kita juga mudik ke Tulungagung. Dijalan semua pada lemes karena suhu diluar panasssss sekali! Untung jalanan mudik sepi dan sangat lancar, kurang dari 3 jam kita sudah sampai di Tulungagung. Oya, yang fantastis, rekor penurunan berat badan Mas Iwan sepulang umrah Ramadhan (yang dipercaya orang sebagai jenis umrah terberat) pecah tahun ini. Selama 13 hari umrah, berat badannya turun 8 kilo!! Kita lihat saja nanti, mudah2an setelah lebaran nggak langsung kembali dan naik 8 kilo juga, hehe. Sedangkan Abe, selama puasa kehilangan 3 kilo.

:::::.....

Masih Selasa, 30 September 2008
Malam takbiran, anak cucu semua sudah berkumpul di rumah Kakung di Tulungagung. Uti bikin heboh, tba-tiba mencuri perhatian lima cucunya.
“Cucu-cucu!! Ayo berkumpul, Uti punya parcel lebaran buat semuaaaa!!” teriak Uti sambil membawa sebuah kardus besar. Anak-anak langsung ngrumpul di sekitar Uti, apalagi dari atas kardus sudah kelihatan ikatan plastik pembungkus parcel yang warna warni dan menarik. Dengan penuh rasa ingin tahu semua melongok kedalam kardus. Benar! Ada 5 parcel untuk kelima cucu-cucu Uti!

Semua seru mencari yang berlabel namanya!
Dan semua ngakak ketawa begitu melihat isinya. Bukan hanya para cucu tetapi kita bersaudara surprised dengan isi parcelnya!

Yang berlabel Omar Charis Atthabrizi (Abe), isi parcelnya ternyata Pediasure Complete Coklat
Yang berlabel Namira Bai’atifa Azzahra (Bea), isi parcelnya ternyata Nutrilon Royal 4 Vanilla
Yang berlabel Shaynaqu Asmi Putri (Sena), isi parcelnya ternyata Pediasure Complete Vanilla
Yang berlabel Aaliyah Asmi Putri (Aaliyah), isi parcelnya ternyata Nutrilon Royal 3 Coklat Swiss

Hahahahaha nggak tahu deh darimana Uti dapat ide kasih parcel berisi susu formula begini, semua dalam kemasan kaleng besar 800 dan 900 gram lagi! Ini sih bukan cuma untuk anak-anak, tapi buat para bapak-ibuknya juga!! Lumayannn untuk persediaan susu anak-anak selama lebaran hihihi.

Nah, sekarang cucu number five, si kecil Dede belum membuka parcelnya...dan ingat, Dede kan masih minum ASI?? Jadi nggak minum susu formula. Kira-kira apa ya isi parcelnya??
Semua orang sekarang memperhatikan ketika Uti membuka parcel berlabel Khadijah Asmi Putri (Dede). Semua menebak-nebak kira-kira apa ya isinya??
Ternyata kaleng juga! Bukan kaleng susu, tapi kaleng celengan berisi coklat warna warni!!

Bagi Dede yang masih 1,5 tahun, tentu dia kurang ngeh dengan parcelnya itu. Yang dia tahu, dia selalu ikut2an jejeritan dan tepuk tangan tiap kali kakak2nya pada heboh. Tapi bagi ketiga cucu lainnya (Sena, Aaliyah dan Bea), O..O.. THIS IS TROUBLE!!

Sena : “Ibuuukkkk!! Aku mau parcel kaya Dede gituuuuuuuu!!!” (Sena berakhir dengan menangis histeris karena pingin parcel berisi kaleng celengan dan coklat juga, tapi gak mau pinjam punya Dede, dia maunya miliknya sendiri)

Aaliyah : “Ugh!” (Tanpa berkata apa-apa, dia ambil aja kaleng celengan Ded e itu, dibukanya, dan dia pun mulai membagi2kan dan memakan coklat didalamnya...hahaha Aaliyah hebat, inilah yang namanya peribadi yang nggak banyak cincong, yang penting action ya Al!! :-D)

Reaksi Bea malah lebih ajaib lagi. Kaleng parcelnya yang jelas-jelas berlabel Nutrilon Royal, dengan susah payah (karena berat) dia angkat trus diserahkan ke aku. Dan dengan wajah yang berharap-harap cemas berbalut senyum exciting dia pun berkata.

Bea : “Ibuk....kita buka yuk kalengnya! Kita lihat, apa ya kira-kira isinyaaa...??”
Gubraaaxxxxxx.......isinya ya susu Bea.... :-D

Oalah Uti, jadi heboohhh deh cucu-cucunya hihihi. Uti Cuma bisa meringis garuk-garuk kepala deh lihatnya hehehe.
Oya, cucu terbesar yang nggak ikut heboh, dapat hadiah tambahan. Karena Ramadhan ini sudah berhasil puasa penuh sebulan, Abe pun mendapat hadiah tersendiri lho. Wah Abe bener-bener panen, pasalnya kemarin dia sudah dapat “voucher” dari Abah dan Mbah Sul untuk pilih mainan sesukanya di Toko Biru, toko mainan langganan keluarga di Surabaya.

Gimana serunya acara buka parcelnya?? Mari kita intip foto dibawah (eh, jangan cuma ngintip beneran ya?? komen komeennn hihihi) :-D

(bersambung)

:::::.....