Minggu, 31 Agustus 2008

Dibalik SMS Ucapan Ramadhan

Alhamdulillah, senangnya Ramadhan datang lagi. Salah satu hal menarik yang biasa terjadi menjelang bulan puasa adalah banjir sms ucapan. Suatu pengalaman menyenangkan dan menentramkan membaca sebaris kata yang dirangkai indah dan menyejukkan hati seperti itu. Apalagi dari orang-orang yang kita kenal dan dekat di hati. Yang lebih senang lagi kalau sudah mendapatkan ucapan yang unik, lucu dan kreatif.

Tahun ini, ada beberapa yang sempat membuatku senyum-senyum membacanya. Contohnya ini : 


“Welcome to Ramadhan GREAT SALE!! Jangan lewatkan : OBRAL PAHALA dan DISKON DOSA besar-besaran!! Plus Doorprize LAILATUL QADR’!! HANYA 30 HARI MENCARI CINTA ALLAH!!”
(Siapapun yang nulis ini, pasti banci belanja deh, hehe.) Atau yang ini,

 

“Pelanggan Yang Terhormat, SISA AKTIF umur Anda akan segera berakhir. SALDO PAHALA Anda belum cukup untuk catatan akhirat nanti. Segera ini ulang IMAN Anda di bulan Ramadhan ini sebelum Anda DIBLOKIR!”
(Yang diatas kayaknya kerjaan orang-orang IT deh :-D)

 

“Dalam kerendahan hati ada keluhuran budi. Dalam kemiskinan harta ada kekayaan jiwa. Mari kita SETTING niat, kita UPGRADE iman, DOWNLOAD sabar, DELETE dosa, APPROVE maaf dan SEARCH pahala, agar mendapat GUEST LIST masuk surga.”
(Ah, blogger banget ya? hehe)

 

“Hidup ini hanya seBNTAR...BNTAR senang, BNTAR susah...BNTAR bduit, BNTAR marah...BNTAR ketawa, EEEhhh..BNTAR LAGI PUASA! Mari BNTAR-BNTAR berzikir dan mensucikan hati dihadapan Allah!”
(Hehe... Menarik juga kan?? agak-agak ada aroma ngelesnya gini aku suka juga :-D)


Teman-teman, mungkin ada juga yang menerima sms unik, lucu dan menarik?? Ayo share disini...!! 

Ada juga kejadian lucu menyangkut sms itu. Suatu hari mas Iwan mendapat sms yang menurut dia bagus. Akhirnya (seperti banyak orang lain), di fowardnya sms itu ke beberapa temen dekatnya. Dudulnya, dia kok nggak edit dulu ya, langsung aja main kirim. Akibatnya, didalam sms itu masih terdapat nama pengirim awalnya **wakakakaak** untungnya yang dia kirimin hanya beberapa teman se-gang yang orang-orangnya memang dudul (sms nya memang cukup dudul, jadi gak beranilah dia kirim ke semua orang). Untunglah hanya beberapa orang yang menerima, tapi reply yang dia terima macam-macam dan semua bernada “sms forwardan ya??” huheuehueuehheu. Makanya bikin sendiri knapa Mas???

 

Kalau aku memang selalu bikin sendiri.
Yang lucu, terjadi tahun lalu. Aku bikin sms ucapan, terus kirim ke kontak2 di hape kan? Besoknya, aku gantian mendapat kiriman sms ucapan dari seorang kenalan, dia karyawan di sekolah Abe. Aku kaget sekali membaca smsnya, dan kemudian tertawa-tawa senang, karena sms yang datang dari dia itu, ternyata adalah sms yang kemarinnya aku tulis!! PERSIS sampai huruf dan titik komanya! Hehehehe seneng dong??? Jualannya lakuuuuuuuuu!!!!!!! :-D



Jumat, 29 Agustus 2008

CaMbok 2 : The Three Gilis, Tiga Sekawan Andalan Pulau Lombok


menikmati coconut juice (baca: es santan) dari bale-bale di sepanjang pantai Gili Air

beautiful moment back then... :-)

::..

Inilah andalan wisata Pulau Lombok saat ini. Tiga Gili ini berada di gugusan pulau-pulau kecil di Lombok Barat. Kata gili dalam bahasa sasak memang artinya “pulau kecil”. Yang paling populer adalah 3 serangkai ini : Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air. Ketiganya sangat berdekatan dan dalam satu garis lurus, sehingga menjadi satu paket untuk dikunjungi. (Kalau ada waktu, senyambi baca postingan ini, coba deh search website2 atau foto2 Lombok).

Bila menginap di daerah Senggigi, ada 2 cara yang bisa ditempuh untuk sampai ke gili-gili itu. Pertama bisa lewat Bangsal, sebuah pelabuhan kecil yang terletak kira-kira 30 menit dari Senggigi. Dari situ, perjalanan dilanjutkan dengan kapal boat selama 45 menit lagi. Kapalnya sendiri bebas memilih, bisa naik public boat (biasanya berisi 12 orang, tiket pergi saja seharga 15 ribu per orang ) atau menyewa satu kapal seharga PP 350 ribu. Tetapi bila memilih untuk naik kapal umum, harus diperhatikan ada kemungkinan kita akan kesulitan untuk mencari kapal pulangnya, karena jam kapal (dari gili ke Bangsal) hanya terbatas sampai jam 2-3 sore saja.

Cara lain, bisa langsung sewa kapal dari Pantai Senggigi-Gili Trawangan. Perlu 1,5 jam perjalanan kapal boat, dan harga sewa (approx. 400 ribu) biasanya sudah PP plus kalau cuaca memungkinkan, kita bisa balik sore hari. Memang kalau ingin puas melewatkan waktu di gili sampai sore, biasanya memang menyewa kapal menjadi pilihan terbaik. Apalagi biasanya pemilik/pengemudi kapal juga bersedia menjadi guide selama di Gili, dan yang paling penting, barang bawaan kita di kapal akan lebih terjamin keamanannya. Cara ini yang kami pilih waktu itu walaupun dengan resiko perjalanan kapal akan lama sementara Mas Iwan kurang tahan terhadap angin laut.


GILI TRAWANGAN
Pada kunjungan pertama tahun lalu, aku hanya sempat pergi ke Gili Nanggu yang terletak agak jauh ke selatan Lombok. Gili Nanggu yang sepi dan damai sudah meninggalkan kesan mendalam buatku. Nah, konon kabarnya, Gili Trawangan inilah justru yang paling terkenal. Aku jadi exciting deg2an membayangkan seperti apa Gili Trawangan itu?

Rencananya kemarin, 3 hari di Lombok, 2 hari akan kami habiskan di Gili. Makanya Mas Iwan berniat menginap saja di Trawangan, apalagi waktu lihat websitenya, ada satu tempat menginap yang bagus sekali di Trawangan. Menyediakan kamar lumbung yang indah, Villa Ombak namanya. Dasar nasib, karena high-season hotel itu sudah full-booked, bahkan kata informannya, sekarang ini banyak wisatawan yang tidur di pinggir-pinggir pantai karena kehabisan kamar. Duuhh...Ya sudah, akhirnya kami pun dapat kamar di Holiday Inn Senggigi.

Tapi setelah sampai disana, ternyata hal ini malah membuatku sedikit bersyukur. Kesan pertamaku akan Gili Trawangan ternyata agak mengecewakan. Pantas kalau Trawangan terkenal, disini ramai sekali! Jauh dari kesan sepi damai yang sebelumnya aku bayangkan.

Kesan kedua?? Itu adalah waktu ketika aku sudah bisa menikmati pemandangan bawah pantai yang indahnya bukan main. Ya, akhirnya aku berhasil juga menguasai alat-alat berat snorkling yang dulu sempat membuatku kapok itu. Thanx to Mas Iwan yang sabar ngajari sampe bela2in beliin aku alat snorkling sendiri yang dirasa bagus dan cocok, dari Surabaya! Jangan salah, aku masih saja nggak bisa berenang. Tapi dengan bantuan vest pelampung dan tangan Mas Iwan yang menggeret tanganku sambil berenang sepanjang pantai, akhirnya bisa kunikmati juga pemandangan nan indah ini... Subhanalloh!

Keramaian pengunjung di pantai sama sekali tak terdengar lagi ketika yang terpapar didepan mata adalah terumbu karang dan ikan warna-warni yang bersliweran disekitar kami. Kami nyaris mentas ketika ternyata kami sangat beruntung, bertemu dengan jenis ikan yang selalu berombongan itu! Aduh aku sampai jerit-jerit ketika lewat ditengah-tengah rombongan ratusan ikan yang lumayan besar-besar berwarna perak itu. Aku takut mereka menabrak makhluk besar ber-vest ini dan kemudian terluka. Hahaha sungguh pikiran yang konyol. Tidak seperti aku, mereka kan bisa berenang dan menghindar?? Dan kalopun tertabrak, nggak akan terluka karena ini didalam air kan?? Paling akunya yang akan jerit-jerit kegelian nggak karuan ditabrak ikan-ikan itu! Hihihi.

Btw, teman-teman sudah baca belum pengalaman snorkling-ku yang pertama?? Ini kukopi lagi linknya :
http://cikicikicik.smaboy.com/images/51/

dan kalau ingat cerita itu, sungguh, aku merasa sangat beruntung akhirnya bisa merasakan serunya snorkling. Inilah yang kusebut sebuah keajaiban! Hahaha.



GILI MENO
Kira-kira 3 jam kita di Gili Trawangan, sekarang kita menuju Gili Meno. Kapal boat hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit untuk sampai kesana. Dalam perjalanan ini, konon kabarnya yang bagus bukan pinggir pantainya, tapi agak ke tengah. Disanalah tempat banyak penyu tinggal. Memang, di antara dua pulau itu, kulihat banyak perahu berhenti, sementara penumpangnya nyebur ke laut yang cukup dalam itu untuk snorkling.

Yang bisa berenang (apalagi kalo bisa sedikit menyelam tanpa alat seperti Mas Iwan) tentu sangat menyenangkan. Tapi bagi aku, tentu sangat mengkhawatirkan. Pak pemilik boat datang dengan ide yang pasti buat dia sangat masuk akal untuk dilakukan. Tapi tidak untukku! Dengan sedikit ragu plus nekad, aku mencoba turun dari boat (percayalah, dengan susah payah!!), merembet ke kayu pemberat di kiri kapal dan berpegangan disana. Full equipment tentu saja! Lalu kapal akan berjalan pelan sehingga aku bisa “jalan” dan Mas Iwan melakukan hal yang sama dibelakangku (karena menjaga aku tentu). Ya Allah, memang dibawah sana, didalam lautan indahhh sekali. Apalagi ini pengalaman pertama bagiku, yang biasanya hanya kulihat di layar tivi, kini nyata terpapar didepan mataku. Pantas Mas Iwan bener2 jatuh cinta dengan snorkling!

Sekali lagi, dibawah laut memang luar biasa indah, tetapi diatas air luar biasa mengkhawatirkan, tanganku sudah mulai pegel karena menahan tubuh dan memeluk kayu besar yang basah dan licin itu! Aduhhhhh rasanya mau lepas aja itu pegangan! Tolooongg!! Maakk aku ditengah lautan dan tak bisa berenang maakkk!! Akhirnya kuputuskan untuk kembali naik ke kapal (lebih tepatnya, dinaikkan ke kapal oleh Mas Iwan hihi). Dan setelah semua naik ke kapal, barulah ketahuan betapa paniknya Mas Iwan. Dia mengaku ketakutan sekali melihatku, dan waktu menaikkan aku ke kapal, sempat minum air laut banyakkkk sekali. Duhhh maap ya semua, Pak pemilik kapal juga...(soalnya dia jadi merasa bersalah memberi ide kepada orang dudul ini hikss).

Acara di Gili Meno adalah makan siang! Waktu kami disini, udara sedang terik2nya dan panas2nya! Untunglah jus kelapa segera menyelamatkan dari dehidrasi. Jus kelapa?? Awalnya aku iseng aja pingin mencoba ini, ternyata rasanya seperti santan manis. Aneh juga pada awalnya, tapi lama2 oke juga hehe **buat aku apa sih yang nggak enak??** dan kulihat kanan kiri bule2 juga rata2 pesennya “coconut juice” ini. Walah mungkin mereka aji mumpung, mumpung berada di pulau tropis penghasil kelapa, jadi ya pesennya minum jus kelapa aja! Hehe..

Pantai di Gili Meno penuh dengan karang. Jangan coba-coba berjalan tanpa alas kaki tanpa mendapat luka-luka kecil di telapak kaki. Pulaunya juga jauh lebih kecil dan sepi dari Trawangan. Tapi ada tempat makan enak dan terkenal disini. Memang dalam tur 3 gili ini, rupanya Gili Meno memang di set sebagai tempat istirahat dan makan siang setelah puas menikmati gili trawangan. Habis makan siang pengunjung bisa melanjutkan snorkling lagi ke Gili Air. Atau kalau mau lebih lama, bisa juga berkeliling pulau naik Cidomo (kereta kuda khas Lombok). Bagaimanapun aku meminta untuk naik Cidomo, Mas Iwan menolak karena bagi dia ide naik sesuatu -apalagi kereta- yang ditarik binatang hanya masuk akal kalau bersama anak-anak (hahahah). Dia lebih memilih untuk foto-foto saja.


GILI AIR
Begitu turun dari kapal boat dan merasakan pasir pantai yang putih dan sangat lembuutt, aku memutuskan dari ketiga pulau yang kami kunjungi hari itu, Gili Air inilah favoritku! Suasananya tenang dan hei, banyak kulihat anak-anak disini. Sepertinya yang ini memang jadi jujugan families yang datang beramai-ramai dengan anak-anak. Pantas saja, selain pantainya cukup landai dan berombak tenang, pasirnya itu lhoo aduuhhh lembut sekali!

Disini nyebur lagi doongg! Mas Iwan juga mendapat kesempatan snorkling berdua dengan Pak Ramli (aku baru ingat, ini nama pak pemilik kapal boat hehe). Pak Ramli memang bener-bener anak pantai, dia bisa menyelam cukup lama dan dalam hanya dengan berbekal peralatan snorkling. Duh, mengingatkan aku pada cerita Deni si manusia ikan deh! Disini, Mas iwan cerita sempat ketemu dengan seekor penyu yang besar sekali! Ohh irinya. Katanya, Pak Ramli malah menyelam kedalam air dan berkejar-kejaran dengan si penyu. Aduhhh...padahal katanya jarang-jarang lho orang yang snorkling bisa ketemu penyu, apalagi yang sebesar itu. Pak Ramli bilang, itu pertanda keberuntungan. Hehe semoga saja deh.

Cukup ya cerita tentang 3 gili, sudah panjang nih. Foto-foto dibawah kebanyakan diambil di Gili Meno. Waktu aku nyebur snorkling nggak sempat kefoto karena kalo aku nyebur, itu berarti Mas Iwan ya nyebur juga! **alesyaannnn** :-D


Bersambung...

Rabu, 27 Agustus 2008

CaMbok 1 : Lombok Yang Siap Menggeliat


di Lombok, jus nanas bertebaran di mana mana dan kabarnya sangat digemari wisatawan

CaMbok = Catatan Lombok :-D
Kami berangkat ke Lombok pas di tanggal cantik lho, 20-08-2008.

Menghirup kembali keindahan Pulau Lombok, membuatku sekali lagi tak habis pikir. Selama ini banyak sekali orang Indonesia yang lebih memilih untuk menghabiskan waktu liburan mereka untuk melancong ke luar negeri. Padahal kalau memang tujuannya menikmati alam, Nusantara kita begini indahnya, tak terkira bahkan berjuta wisatawan dari luar negeri pun berbondong untuk menikmati indahnya alam Nusantara Indonesia kita tercinta. Dan ini masih sebatas Lombok, belum tempat-tempat seantero dari Sabang sampai Merauke.

Khusus Mas Iwan ini sudah kunjungan yang kesekian (kebanyakan dia pergi berdua Mas Rendra “penjaga gawang” kantornya yang juga sahabatnya sejak SMA). Karena memang ada rencana untuk membuka usaha disini, maka yang menarik perhatiannya tentu saja bukan hanya indahnya alam Lombok. Dia juga harus mengenal lebih dalam masyarakat Lombok. Karena itu kesempatan sekecil apapun tak dia sia-siakan untuk mendapat info bagaimana denyut nadi kehidupan di Pulau Cicak ini. Menunggu di bandara, didalam taksi, di hotel, di pantai, di tempat makan semua dimanfaatkan untuk mengobrol dengan penduduk Lombok, dari petugas bandara, sopir taksi, satpam hotel, penjual souvenir asongan, tukang bakar di restoran seafood, guide yang baru kenal, pokoknya tak dibiarkan satu kesmepatanpun terlewatkan. Aku tentu merasa senang, karena dari mereka, tak jarang muncul cerita-cerita yang unik dan sangat menarik tentang Lombok.

Pulau Lombok sekarang-sekarang ini memang tampaknya sedang bersiap untuk menggeliat dan merentangkan lebar-lebar segenap keindahannya...


BANDARA UDARA INTERNASIONAL

“Kenapa Lombok tidak bisa seramai Bali? Padahal soal keindahan alam, sama sekali tidak kalah?”

Pertanyaan ini cukup sering dilontarkan Mas Iwan ke banyak orang. Jawabannya beragam, antara lain karena isu kurang aman yang dihembuskan beberapa kalangan. Kabarnya di Lombok rawan pencurian (lucunya, orang Lombok mencurigai orang-orang Bali yang menyebarkan isu ini karena takut tersaingi, aku sih ya nggak tahu pastinya gimana) atau karena masalah infrastruktur yang belum cukup memadai (contohnya, listrik disana sering banget padam lho, yang ini aku alami sendiri bahkan di hotel berbintang 5 sekalipun, hampir tiap hari mati lampu walaupun cuma sebentar), tetapi kebanyakan mengerucut kepada satu hal ini. Lombok tidak bisa seramai Bali karena Lombok sekarang ini hanya memiliki satu bandara yang itupun hanya melayani rute domestik yaitu Bandara Selaparang di Mataram. Ini membuat kebanyakan wisatawan mancanegara lebih memilih Bali.

Tapi hal ini tak akan lama. Sekarang ini sudah dibangung sebuah Bandara Internasional yang kabarnya akan menjadi terbesar ke-2 di Indonesia setelah Soekarno-Hatta di Jakarta. Usut punya usut, dari Bang Imping (guide sebuah tour service yang tidak sengaja kita kenal disana, orangnya sangat informatif sekali!) kami mendapat informasi bahwa bandara ini merupakan salah satu deal kerjasama pemerintah Lombok dengan seorang investor dari Uni Emirat Arab. Inverstor itu, adalah orang yang sama yang membangun Burj’ Al Arab Dubai, yang sekarang menjadi satu-satunya hotel bintang 7 didunia. Dan kenapa dia mau membantu pemerintah dalam membangun bandara ini?? Ternyata, tak lain karena dia berniat untuk membangun sebuah Hotel Bintang 7 di Lombok! Bahkan peletakan batu pertama hotelnya sudah dijadwalkan pertengahan 2009 nanti, ketika bandara internasionalnya resmi dibuka. Wow! Kemarin kami sempat lewat daerah tempat bandara akan dibangun, seluas 12.000 hektar di daerah Tanak Awu, Kabupaten Lombok Selatan, aktivitas pembangunan memang kami lihat sudah dimulai. Ini tentu hal yang sangat bagus untuk Lombok!



TAK SEBATAS SENGGIGI

Selama ini, kalau orang pergi ke Lombok, yang paling terkenal menjadi jujugan tentu saja daerah Senggigi. Daerah yang berada di Lombok Barat ini memang dekat dengan Mataram (hanya sekitar 30 menit perjalanan darat). Pantainya bagus. Dan yang lebih penting lagi, fasilitas dan infrastruktur sudah banyak, terutama hotel dan restoran. Berbagai macam bentuk penginapan sudah banyak berjajar di sepanjang Pantai Senggigi. Dari hotel yang menawarkan kamar beraneka suasana sampai villa dan cottage yang bernuansa tradisional Lombok (duh, cuci mata banget deh melihat bangunan-bangunan beratap sirap itu).

Di Senggigi, tempat yang tidak dibangun hotel, pastilah dibangun restoran dan tempat hiburan. Dari restoran seafood seaside (pinggir pantai) sampai bar-bar banyak bertebaran di Senggigi. Jangan heran kalau pada malam hari, terutama di seputar Jl. Raya Senggigi, banyak bule berseliweran di jalanan yang dipenuhi lampu hiasan maupun sign. Sepertinya di daerah ini, wisatawan asing (terutama dari Eropa dan Amerika) bisa mendapatkan pola wisata yang mereka inginkan. Pagi-siang-sore bermain, berenang, snorkling, dan berjemur di pantai (mencoklatkan kulit mati2an sementara yang orang Indonesia pada memutihkan kulit mati2an), sedangkan malam hari biasanya terpecah. Yang datang dengan keluarga (membawa anak-anak) umumnya mereka lebih memilih restoran atau di hotel saja (pihak hotel biasanya mengadakan event2 atau sekedar banquet dan buffet setiap malamnya). Yang datang tanpa anak-anak, biasanya lebih memilih cafe atau bar yang menyediakan live music dan minuman (beralkohol tentunya) dan buka sampai dini hari. Senggigi juga menyediakan banyak supermarket, toko dan warung (buat ibu2 tentu ini handy banget, misalnya sekedar beli air minum), ATM, warnet dan sebagainya. Intinya, semuanya ada di Senggigi.

Mungkin bagi yang pernah pergi ke Bali, Senggigi ini semacam Kuta-nya Lombok. Hingar bingar.

Bagi Mas Iwan (dan aku juga tentunya), justru bukan suasana ini yang kami cari. Mas Iwan memang jatuh cinta dengan kegiatan snorkling, apalagi di Lombok yang kabarnya terumbu karang dan kehidupan bawah pantainya paling indah di Indonesia. Tapi kami lebih terpesona lagi dengan Lombok justru ketika kami berada di pantai yang tenang dan sepi, atau ditengah pulau-pulau kecil yang bertebaran di sekitar Pulau Lombok. Kami sempat menginap di tempat-tempat ini, dan memang ketika malam hari, yang bisa kami dengar hanyalah suara jangkrik dan desau angin pantai. Damai sekali.

Dan kami sementara ini hanya sempat mengunjungi Lombok Barat dan Selatan lho!. Belum lagi alam di Lombok Utara (pegunungan Rinjani) atau Lombok Tengah yang kabarnya bertebaran air terjun indah. Atau Lombok Timur yang penduduk mayoritas muslimnya sangat unik, juga kabar bahwa disana banyak sekali dibangun masjid-masjid yang megah, bagus-bagus, bahkan beberapa sangat fantastis!

Itulah kenapa dalam hati, kabar dibangunnya airport dan hotel yang bintang 7 tadi itu, sempat menjadi dilema. Di satu sisi, ini akan sangat bagus karena pasti akan banyak investor menyusul ke Lombok. Bang Imping (the guide) malah mengatakan bahwa memang rencananya, Lombok 5 tahun ke depan akan bisa disejajarkan dengan Bali (dalam hal pariwisata tentunya). Lalu di sisi lain, kami jadi bertanya-tanya, akankah semua tempat akan menjadi seperti Senggigi?? Ah, apapun itu semoga akan masih banyak potensi alam Lombok yang dibiarkan alami. Aku nggak ingin Lombok kehilangan kedamaiannya karena ini yang membuat kami jatuh cinta...

Bersambung...

(Foto-foto dibawah, waktu kami masih ada di Senggigi)

Senin, 25 Agustus 2008

Abe Buka Lapak di Bazaar Agustusan




Hari Minggu 24/8/08 kemarin, adalah puncak peringatan Hari Kemerdekaan ke 63 di kompleks perumahan.

Acaranya pagi jalan sehat, dilanjutkan bazaar sampai sore hari. Biasanya kalo sudah bazaar, semua semangat ikut serta, tapi karena aku juga baru Sabtu malam pulang dari Lombok, jadinya agak nggak ngeh sama acara. Jangankan sama acara bazaar, sama seisi dunia aja masih nggak jelas gitu..(serasa masih di awang2 gitu deehhh capeekkk)


Untungnya, tadi malamnya tak disangka-sangka Abe datang dengan idenya.

“Aku pingin jualan di bazaar Pak..” Wah si Bapak langsung semangat!

“Boleh, Abe mau jualan apa? Ibuk capek nggak bisa bikin makanan untuk dijual tuh” jawab Bapaknya.

“Hemm..mainan aja ya, aku mau jual mainan bekasku aja deh”

Hihi mainan bekas....aku kok jadi ingat waktu dulu sekali, pertama kali dia jualan keliling kompleks waktu umurnya masih 4 tahun. Ceritanya bisa dibaca disini :
( http://cikicikicik.blogs.friendster.com/wahida/2005/09/my_magical_day_.html )

“Bapak punya ide!” seru Mas Iwan

Di gudang Mas Iwan, masih ada setumpuk mainan yang 2 tahun lalu dimport dari Cina. Waktu itu, memang ada salah satu teman Mas Iwan yang minta join untuk import mainan anak-anak dari Cina (semacam yang suka dijual di toko serba 5000 gitu). Si teman yang mengurus forwarding dan penjualannya, Mas Iwan yang menyuntikkan modal. Karena berbagai sebab, kerjasamanya mandeg ditengah jalan, menyisakan tumpukan kardus besar berisi mainan yang mangkrak dan sudah berdebu!! Wah iya ya, untung Mas Iwan ingat!

“Iya jual itu saja!”

Maka sehabis jalan sehat, Mas Iwan dan Abe meluncur ke gudang, dan kembali dengan sekardus mainan. Ada mobil2an, ada pedang2an, ada slide untuk kereta api. Dipikir-pikir, yang bisa dijual dengan mudah dan murah di bazaar adalah pedang-pedangan. Abe antusias sekali! Ada 13 buah pedang-pedangan yang diambil dari gudang, yang 11 buah dijual. Yang 2 buah? Yaa...pajak lah, buat mainan ABEA sendiri dirumah **wekekekek dasar**

“Bea, kamu jadi karyawannya Mas Abe ya??” seru Abe. Alamak, belum-belum kok sudah bossy gini?? Untung si adik malah serasa mendapat kehormatan untuk membantu kakaknya. Hehehe.

Lapaknya digelar didepan rumah Mbak Ina. (Bahkan Mbak Ina malah ikut2an bantu-bantu menata dagangan, duh makasih ya Mbak). Pedang-pedangan dijual seharga 6000 rupiah. Mas Iwan sama sekali lupa berapa harga belinya, jadi dikira-kira aja berapa yang murah. Ibuk usul 5000an saja (biar gampang urusan kembalian) tapi Abe kekeh mau jual 6000. Ya sudah, itu juga masih murah karena menurut pengakuan Mbak Pin, harga pedang2an seperti itu di pasar dibandrol 8000-an.

Ternyata, bener deh murah meriah! Buktinya hanya dalam waktu sekitar 1,5 jam saja, dagangan sudah habis!! Yang beli bukan cuma anak-anak tapi juga –sstt- Om-Om temennya Bapak yang pada seneng liat Abe buka lapak hihihii. Waahhh!! Senangnya...Abe senyam senyum terus sambil mendekap tempat uangnya!

“Ingat Be, karyawan juga harus dibayar lho!”

Mbak Ina sudah mau dikasih tapi nggak berhasil karena dilarang Tante Yuli (ibunya Mbak Ina). Akhirnya, hasil 66.000 yang diperoleh Abe, cuma berkurang buat bayar gajinya Bea. Mau tahu berapa bea digaji? Seribu perak..... **wakakakakakak**

Duitnya langsung masuk tabungan Abe, nggak pake balik modal deh. Itu nanti saja, pelajaran tingkat lanjut (tentang balik modal, sewa tempat, ambil untung dll itu huehehu) yang penting Abe merasakan dulu exciting nya jualan, trus dagangannya laku! Itu dulu yang penting.

Ibuk ikut bangga deh, semoga Abe bisa seperti Rasulullah, yang berdagang dengan jujur dan adil. Aminnnn :-)

(Cerita lebih detil, ada di caption di setiap foto)

Minggu, 24 Agustus 2008

Mak Bedunduk !!

Mak Bedunduk!
Ehh...minggu ini tiba-tiba kita sudah ada di Lombok lagi! 

**menghela napas dulu**

Sejak anak-anak terbukti bisa ditinggal untuk beberapa hari (bahkan umroh kemarin sampe 10 hari), si anak paling gede dan paling manja, alias si Bapak jadi ketagihan pergi berdua deh... Sekarang setiap ada urusan bisnis ke suatu kota yang bagus, pasti ngerajuk “Ikut yo Nduk...?”

Katanya, biar dia bisa kaya John Travolta di salah satu filmnya (lupa aku apa judulnya), waktu ditanya sama petugas boarding di airport "Do you come for business or pleasure?" John Travolta njawab begini sambil memamerkan senyum pipi lesungnya..

"Both.."

Masalahnya, Mas Iwan manalah punya lesung pipi???? **keluh**

Maka kalo sudah begini, biasanya semua diatur dengan jurus mendadak dangdut. Senin aku putuskan untuk bersedia ikut, Rabu siang kita sudah berangkat, rencana kita akan di Lombok sampai hari Sabtu sore. Kali ini dengan banyak kekonyolan, salah satunya karena bulan Agustus masih masuk high-season tempat-tempat wisata, maka segala hal (tiket pesawat, hotel, dll) jadi kena tarif high-season juga! Belum lagi banyaknya turis mancanegara yang menghabiskan liburan musim panas mereka di Lombok, semua hotel full dengan tamu para bule, menjadikan kita serasa “orang asing” di negeri sendiri. Alamak... 

Urusan ngempi (via handphone) juga dudul. Hanya di seputar Mataram dan di Senggigi saja bisa kudapat sinyal gprs, itupun On and Off terus. Padahal waktu kami lebih banyak dihabiskan di pulau-pulau kecil seputar Lombok. Jangankan sinyal gprs, sinyal telepon Matrix-ku saja banyakan off-nya disitu!

Rabu siang berangkat, sekitar jam 12 mendarat di Selaparang, Mataram. Urusan kerjaan Mas Iwan di Mataram ternyata rampung hari itu juga (hihi curang, katanya mendampingi perjalanan bisnis suami, lha kok urusan bisnisnya setengah hari doang, berarti yang 3 hari lebih itu apaaa????) 

Yang jelas, hasrat snorkling sudah menjadi kenyataan! Hihihi...jadi ingat postingan waktu ke Lombok sebelumnya, yang ini ! Catatan : Siapa saja yang tidak ingin hasrat snorkling dalam hidupnya HILANG, memang sebaiknya JANGAN BACA POSTINGAN ITU!! **wakakakakakak**

(Detil perjalanan di Lombok kali ini cukup menarik untuk ditulis. Tunggu saja postingan dan foto-fotonya. Sekarang aku mau jalan-jalan ngempi dulu kesana kemari. Kabarnya ada yang kopdaran di Jakarta. Duhhh jadi kangen kopdar, hikss)

Selasa, 19 Agustus 2008

[Agenda Minggu Ini] Ada Yang Suka Main Acak Kata??

Masih berharap dalam sehari ada lebih dari 24 jam (big time!). Maaf ya kalau aku jadi nggak sempat berkunjung ke MP temen semua **padahal kangen ma banyak orang hikss**. Jadi ngerasa malu sendiri. Beberapa hari yang lalu ada teman yang protes via sms.

“Ngakunya ibu rumah tangga biasa! Tapi dicari kok susyaahhhh??? Ditelpon dirumah nggak pernah ada. Di hape nggak diangkat (**aduh maap Mil, orang lagi acara pengajian kan hape musti di silent??**). Ngalah2in Pak SBY yang baru dapet cucu aja!”

Sepanjang long weekend kemarin sebagian besar waktu kuhabiskan di jalanan.

Sabtu pagi berangkat ke Tulungagung, sampe siang. Sorenya, hanya berdua Mas Iwan kami berangkat lagi ke Nganjuk untuk menghadiri pernikahan salah satu karyawan gudang (hihi acaranya dudul banget, kapan2 deh ku posting **doakan segera ada waktu senggang, aku rindu ngempi sepagian dirumah hikss**). Habis acara langsung pulang, mampir bentar menikmati suasana malam di sepanjang Jl. Dhoho – Kediri (makan pecel pincukan yang sekaligus jadi sahur puasa Sya’ban kami esoknya, plus es degan yang muantabbssss mak nyuss-nya) dan baru sampai di Tulungagung lagi jam 11 malam.

Minggu pagi lumayan santai, tapi nggak sempat puas ngobrol berdua Uti karena beliau musti rewang ke Bulik Nah, adiknya Kakung yang mau mantu anaknya (sepupuku, namanya Dika). Aku terpaksa nggak ikut rewang **hiks** karena bodoh sekali baru ingat kalo hari itu (17/8) ada deadline tulisan untuk mejalah sekolah yang bahkan idenya pun belum keluar dari kepala **alamaakk last minute ya last minute, tapi yang ini parahh banget hihi**. Pergilah aku ke kantor Mas Iwan yang di Tulungagung (karena disana ada koneksi internet, jadi bisa cari bahan sekaligus nulis dan langsung dikirim via email ke pemred majalah), alhamdulillah, Allah kalau sudah menjentikkan ide ke otak manusia, hasilnya tak kebayang cepatnya. Subhanalloh, tak disangka sebelum dhuhur 2 buah tulisan akhirnya kelar terkirim.

Malamnya, menghadiri syukuran pernikahan Dika (untuk pihak keluarga Dika sebagai pengantin laki-laki). Puas haha hihi ketemu sepupu2 plus foto-foto dudul. Senengnya, karena kita keluarga besar jarang sekali punya kesempatan berkumpul seperti ini. Subhanallah... Sampai rumah kakung, semua langsung terkapar, siap-siap karena jam 3 pagi besoknya (18/8) harus langsung balik ke Surabaya. Ada acara aqiqoh ponakan baru (anaknya Tante Uphie) jam 9 pagi.

Sepulang acara aqiqoh sudah sore, akhirnya begitu selesai Isya’ rumah kita sudah sepi.....gelap...dan penghuninya udah ngorok semua kalau perlul ngiler sak timba **saking nyenyaknya karena semua pada capeekk** hehe...


Oya, ada yang suka bermain acak kata nggak? Pasti banyak! Abe sangat suka permainan ini.

Aku sekarang punya lima huruf untuk temen-temen semua
K – O – R – N – A
Nah sekarang coba cari sebanyak kata yang bisa dibentuk dari kelima huruf diatas!

Pasti banyak deh! Tapi tahu nggak, minggu ini kalau memikirkan 5 huruf diatas itu, yang bisa terpikirkan olehku cuma 2 kata ini : KORAN...dan NORAK!

Kenapa? Karena urusan masuk KORAN tempo hari itu, berkembang panjang lebar dan semua menuju ke satu arah : NORAK! **sigh**

Terutama sms dari orang-orang, dimulai pagi ketika korannya dilepas ke pasaran.

“Selamat yaa...”
(standar lah yaw, cukup banyak yang masih normal mengirim kaya gini, dan aku reply dengan “thx” selesai urusan)

 

“Wah ditunggu traktirannya”
(loh, bukannya malah aku yang ditraktir??? **tak tahu diri hihi**)

 

“Pagi ini masuk Jawa Pos yaa??? Tadi suamiku yang ngasih tahu, kubilang Mbak Wahida memang kreatif, adaaa aja kegiatannya. Aku dukung deh pokoknya, gak perlu nyoblos kan? hehe. Ngomong-ngomong, blog itu opo tho Mbak?”
(**gubrax** akhirnya panjangggg lebar deh replpyku hihihi)


"Bayar berapa ke JawaPos?"
(jawabannya "nggak bayar alias gratis wong mereka yang mau meliput")

 

“Selamat yah, tapi aku protes, gingsulmu kok nggak kelihatan??”
(molaeee...! ”iya tuh, protes aja ke Mas Iwan, dia yang moto”...untungnya orangnya kerja kantoran jadi dia langsung disibukkan dengan kerjaannya, so nggak berlarut-larut sms nya)

 

“Weee masuk Jawa Pos rek!! Tiwas kemarin kukira kamu masuk rubrik evergreen!”
(rubrik evergreen adalah rubrik khusus untuk membahas serba-serbi MANULA di JawaPos, slogannya aja “life begins at 50” hihihi sialan)
“Sialan, mendingan aku masuk rubrik GreenNClean aja!...” –itu program dan rubrik lingkungan hidup- “...difoto sambil nari2 pake rok hula2 dari bahan bekas bungkus sabun cuci, pelembut dan kopi sachet!”
(wakakakak jangan salah, kapan itu memang JawaPos pernah bikin kontes pemanfaatan sampah dan barang bekas, dan memang ada yang bikin baju dari bungkus2 bekas hihihi)

 

“Lha iyo, dari tadi JawaPos kok susah banget dicari, loper-loper podo kehabisan, JAWA POS SOLD OUT DIMANA-MANA! rupanya ada wong sitok iki masuk koran thoooo??”
(hiperbola mania! “Sampeyan yang kliru! Nyari Jawapos memang gak boleh, bolehnya BELI!!”)


Waktu jemput sekolah jadi bikin jengah karena prasaan semua pada ngomongin aku masuk koran...
**aduh aku asli ngerasa jengah banget, nggak bakat banget deh jadi artis, mending balik ke belakang panggung lagi!! hikss**

 

Ehh.. Pulang kerumah, Mas Iwan membawa setumpuk Jawa Pos edisi hari itu. Ada kalo 5-6 eksemplar.
“Buat apaannn??” tanyaku
“Yah, siapa tahu mau dibagi-bagi” **gubrax** suamiku......tolong Ya Allah...!!

 

Di kampung lebih heboh lagi. Terutama Bapakku, tiap orang dikabarinya kalo anak perempuannya yang paling cantik ini (maklum kan anak cewe satu2nya) MASUK KORAN!

 

**menghela napas panjang**

 

Beginilah teman-teman...resiko dari ketenaran sesaat...

 

**makin NORAK**

 


Jumat, 15 Agustus 2008

Maaak Aku Masuk Koran Maaak!!!


Bersama Mbak Dewi dan Mbak Asih (temen pengurus di komite).

Jepretan Mas Iwan, lokasi di ruang makan SD Al Hikmah


Hihihi judulnya terinspirasi benar oleh Lessy. Sebenarnya bukan yang pertama, tapi memang kali ini porsinya paling heboh. Apalagi yang di Jawa Pos, dipajang di halaman depan Metropolis, dengan foto pula (dan gede pula). Wihh! Serasa gimana gitu. Halah! Huehehueu.

Wawancara dilakukan Sabtu by phone, itupun amburadul karena aku ada ditengah-tengah outbond diatas gunung. Tak cukup sekali telepon, tapi bersambung karena beberapa kali terputus karena Bea jatuh dan nangis atau sinyal yang terputus-putus. Belum lagi setumpuk miscall di hp dari Mbak Sita (Surabaya Post) dan Mbak Anya (Jawa Pos) sewaktu handphone ditinggal didalam tas, di tenda dan gak keurus karena acara outbond. Duh maaf banget ya mbak2 wartawan, kayaknya kok susah banget dihubungi, padahal pejabat bukan artis juga nggak hehehe.

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Berikut copy paste liputan beritanya di Surabaya Post Senin, 11 Agustus 2008 :

SILATURAHIM WALIMURID VIA DUNIA MAYA

(Surabaya – Surabaya Post)

Media internal sekolah sepertinya kurang mencukupi bagi para walimurid, terutama para orangtua yang super sibuk. Karena itu, agar para walimurid tetap saling bersilaturahmi, para walimurid sekolah Yayasan Al Hikmah membuat blog.

Menjadi ajang bertukar pengalaman sekaligus bersilaturahmi, blog yang dilabeli keluargaalhikmah.wordpress.com, dirilis (9/8). Kreator blog, Wahidah Ariffianti menjelaskan kemunculan blog ini didasari atas kegelisahan orangtua siswa yang menganggap media internal sekolah masih kurang efektif. Apalagi banyak orangtua siswa yang berprofesi sebagai eksekutif sehingga menyulitkan jika mengikuti pertemuan secara fisik.

“Karena media internal kurang optimal, maka saya berinisiatif menggunakan dunia maya sebagai ajang sharing,” ujar Wahidah, Senin (11/8). Pilihan menggunakan dunia maya juga bukan tanpa sebab. Kecanggihan teknologi saat ini sudah mulai dijamah oleh anak-anak. Kata Wahidah, orangtua perlu mempelajari dunia internet agar bisa melakukan pengawasan perilaku anak-anak yang mengakses internet.

Lebih lanjut, di alamat tersebut ada beberapa kisah yang bertutur mengenai pengalaman sejumlah orangtua perihal mendidik anak. Wahidah juga mengatakan, media ini jadi ajang untuk menyebar kabar dan kegiatan siswa di sekolah yang kurang terpantau akibat kesibukan orangtua. “Harapan kita ini jadi ajang berkumpul di dunia maya untuk sharing sekaligus tahu mengenai kabar terbaru di sekolah,” katanya.

Sekretaris Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Al Hikmah Nur Hidayat menambahkan dengan adanya blog tersebut makin memperkaya komunitas yang ada di sekolah ini. “Diharapkan antar komunitas saling memperkuat untuk memajukan visi dakwah,” katanya. (k2)

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Dan yang dibawah ini, liputan di Jawa Pos Jumat, 15 Agustus 2008 berupa feature di halaman depan Metropolis.

Wali Murid Al Hikmah Berkomunikasi Lewat Blog Sekolah
PENGUNJUNG BANYAK, PENGISI MASIH MALU-MALU

Dulu, orang tua murid saling bertukar cerita saat bertemu ketika mengantar anak sekolah. Sekarang komunikasi tersebut berkembang hingga ke dunia maya. Seperti yang dilakukan wali murid sekolah Al Hikmah Gayung Kebonsari. Mereka berbagi cerita dan informasi melalui blog bersama yang pekan lalu diluncurkan. (Any Rufaidah)
---

Meski baru sepekan diresmikan, blog yang beralamat di keluargaalhikmah.wordpress.com tersebut mulai ramai dihiasi aneka tulisan menarik. Diantaranya Kisah Ikan Salem dan Ketika Anak kita Mengingatkan. Jumlah pengunjungnya pun terus bertambah.

“Yah, kami belum apa-apa. Tapi, kami yakin blog ini pasti berkembang,” kata Shiddiq Baihaqi, Kabid Humas Al Hikmah. Ide pembuatan blog tersebut, kata Baihaqi, tercetus tidak sengaja. Awalnya, sekolah mendapati banyak wali murid Al Hikmah yang ternyata rajin ngeblog.

“Salah satunya istri Wawali Surabaya Bu Wilis Arif Afandi. Terus muncul pikiran mengapa kok tidak diwadahi oleh sekolah sekalian,” jelasnya.

Sekolah lalu berkonsultasi sekaligus menimba ilmu dari Wahidah Ariffianti, salah seorang wali murid yang memiliki blog cikicikicik.multiply.com. Bahkan, sekolah kemudian meminta tolong Wahidah membuatkan blog keluarga Al Hikmah.

“Saya diminta membuatkan blog yang bisa diakses orangtua murid Al Hikmah. Dengan senang hati, saya menyanggupi. Toh, tidak sulit,” katanya lantas tersenyum. Ibu dua anak itu lantas membuat blog untuk wali murid Al Hikmah di situs yang menyediakan aplikasi blog secara cuma-cuma. Di blog itulah, seluruh wali murid yang ingin berbagi pengalaman atau cerita seputar pendidikan anaknya, bisa mempostingi (memuat) tulisan mereka di blog tersebut. Tapi, tidak bisa langsung. Wali murid harus mengirimkan tulisan beserta keterangan identitasnya ke email yang sudah disediakan khusus.

“Posting-nya harus pakai password. Tidak mungkin seluruh wali murid yang jumlahnya ribuan diberi password,” jelas Baihaqi.

Menurut H. Nur Hidayat, pengurus Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Al Hikmah, blog tersebut merupakan bagian dari program pembinaan orang tua. Dia mengatakan, keluarga harus memiliki peranan yang lebih besar dalam pendidikan. “Kami ingin antar wali murid bisa sharing pengalaman atau saling memberi pencerahan. Jadi, sekolah dan keluarga bisa saling membantu,” jelasnya.

Aneka tulisan wali murid dengan beragam profesi menghiasi blog Al Hikmah. Tentu saja gaya bahasa dan pendekatannya pun berbeda-beda. “Lihat saja tulisan Pak Kurniawan Muhammad. Karena beliau wartawan, tulisannya khas seperti di koran. Kalau Bu Wahidah lain lagi,” urai Baihaqi sambil menunjukkan postingan tulisan dua wali murid dimaksud. “Intinya, blog ini dirancang sebagai salah satu media komunikasi bagi wali murid sekolah Al Hikmah,” tegasnya.

Hingga kemarin sudah ratusan wali murid dan masyarakat umum mengunjungi blog tersebut. Namun, Baihaqi mengakui bahwa wali murid yang mempunyai keberanian mengisi dengan tulisannya belum banyak. Masih banyak yang malu-malu. “Mungkin banyak yang baru ingin tahu isinya dulu. Kami yakin, blog ini pasti memberi manfaat banyak bagi wali murid, termasuk menjadi media ekspresi mereka,” paparnya.

“Saya senang Al Hikmah mempunyai blog. Silaturahmi antar wali murid jadi semakin luas dan intim. Kita juga bisa saling belajar mengenai cara belajar yang mungkin sebelumnya tidak terpikirkan,” timpal Wahidah. Untuk memperluas jaringan, ibunda Omar Charis Atthabrizi itu menautkan blog pribadinya ke blog keluarga Al Hikmah.

Pendapat serupa diungkapkan Priyanti Rusanti, wali murid yang lain. “Sekarang kami jadi tahu betapa asyiknya mendidik anak di dalam keluarga. Ada yang lucu, yang sedih, juga menggemaskan,” kata orang tua Rifyan Haydare Zaman itu. Seperti halnya Wahidah, Priyanti juga menautkan blog pribadinya ke blog keluarga Al Hikmah. “Biar teman-teman saya yang bukan wali murid Al Hikmah bisa tahu serunya jadi wali murid di sekolah itu,” ujarnya.

Menurut Baihaqi, blog sekolahnya hanyalah sebagian kecil dari program kegiatan yang ditujukan kepada wali murid Sekolah Al Hikmah. Rencananya, yayasan yang memiliki sekolah dari KB hingga SMA itu mengagendakan kegiatan yang lebih beragam. Misalnya, klub kebugaran dan klub memasak. Juga klub amal sosial yang semuanya melibatkan orangtua siswa. (any rufaidah/ari)

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Versi online liputannya bisa dilihat di website :

Jawa Pos : http://versipdf.jawapos.co.id/index.php?detail=mt_det&file_det=00241260

SurabayaPost: http://surabayapost.info/detail.php?cat=3&id=81060


Kamis, 14 Agustus 2008

[Sad Story] Kisah Titin

Kisah berikut ini adalah kisah nyata dari salah satu temen MP kita, Titin. Memprihatinkan memang, tapi apa daya, dunia memang seringkali bertindak kejam pada manusia. Sabar ya Tin... Untunglah kamu sangat berbesar hati dan malah memberi ijin aku membagi ceritamu disini. Aku berharap setelah ini kami semua akan bisa memetik pelajaran dari ceritamu ini, dan kamu akan mendapat banyak dukungan dari teman-teman MP semuanya...Aminn...

Kemarin sore, menjelang maghrib, Titin yang juga ibu bekerja masih berada ditengah-tengah kesibukan kantornya. Seperti biasa di hari rutin lainnya. Tiba-tiba datang sebuah sms ke handphone Titin...

Dari nomor tak dikenal...

 

0816...(sekian sekian) :
“AssWW Bu Titin. Perkenalkan nama sy Ian. Klo sy mengetahui rahasia aib menyangkut Pak Bas suami Anda, apa yg harus sy lakukan? Memberitahu Anda? Atau diam tdk ikut campur? Please, jgn beritau suami ttg sms ini, tolong sy mohon demi ktenangan klrg kita masing2. Sy tgg jawabannya!”

 

Titin :
“Pak Ian knal suami sy darimana? Tau sy darimana?”

 

0816...(sekian sekian) :
“Saya TIDAK knal dgn Pak Bas tp sy tahu sesuatu ttg dia. Sy jg TIDAK knal Bu Titin tapi sy prihatin, makanya sy hub Anda. Masalahnya apa yang sy tahu ttg suami Anda itu juga menjadi masalah buat klrg saya.”

 

Titin :
“Aib spt apa yang bpk maksud? Ada buktinya?”

 

0816...(sekian sekian) :
“Buktinya ada. Saya hanya ragu apakah sy lbh baik cerita pd Anda, atau diam saja sambil menyelesaikan sendiri mslh yg menyangkut keluarga saya. Sy tdk ingin jadi biang masalah buat klrg anda Bu...”

 

Titin :
“Kyknya kronologisny dulu deh, bpk tau NOMOR sy ini dr mana? Klo mmg ada masalah & sdh mengganggu mustinya qta bereskan pak. Tp sy tidak akan bertindak klo tdk ada bukti. Cerita aja, sy orgnya sangat rasional koq :-)”

 

0816...(sekian sekian) :
“Sy tahu no Anda justru dari pasangan sy. Masalahnya sy nggak ingin memperkeruh suasana, itu saja. Saya hrs yakin bhw sy memang BISA ngomong dgn anda. Itu saja.”

 

Titin :
“Anda malah mberi masalah klo sdh mbuka omongan tp tdk jd ngomong!”

 

...................nggak ada jawaban..............

 

Titin (lagi) :
“Sy tambah bingung dan jd gak percaya sm anda. Klo sy boleh nebak, yg mo anda sampaikan adlh pasangan Anda BERSELINGKUH dgn suami saya?? See, segampang itu kan ngucapinnya? Tp psngn anda tau no HP sy darimana ya? Apakah dia teman sy??”

 

............lamaaaaaaa nggak ada jawaban......Ya Allah, aku sudah nggak bisa lagi membayangkan apa yang dirasakan Titin saat ini........ kemudian...

 

0816...(sekian sekian) :
“Baiklah. Saya anggap Bu Titien bs menghadapi ini semua. Nama saya wahida ariff-IAN-ti dan sy dpt no anda dr psngan KOPDAR sy, Bu Maya. Aib suami anda yg juga jadi mslh buat klrg sy ya... KAMU TAU NDIRILAH TIN, ORG BUKTINYA KAMU SNDR YG CRITAA!! Nah sekarang aku sholat dulu ya, ingat lho, maghrib2 ga boleh sumpah serapah lho... :-b”

 

Titin :
“Juangkriiikkk!!! Dodol penyet!! Kucing garong mata biru!! Tak bales lho mbaaakkk!! Aaaarrghhhh!! Tega sekali dirimuuu...huaaaaa”

 

Tuh kan....maghrib-maghrib lho Tin........?
Sudah jangan umpat2....sekarang nomorku udah disimpan kann???

 


:::::.....

 

(Titin berulangkali cerita bahwa suaminya, Pak Bas, memang orangnya ceroboh sekali, canggung gampang nabrak ini itu, atau kelupaan ini itu...sama persis seperti aku hihihi. Dan ini seringkali jadi masalah di keluarga kita masing2!)

 

Dan seluruh proses cerita ini, disaksikan oleh Mbak Maya yang harus menghadapi resiko berat karena ketika seluruh sms2an itu aku cc ke dia, dia sedang menyetir sambil mules perut hehehehe.




Rabu, 13 Agustus 2008

Ponakan Baru


you are the most beautiful creature in this whole world

semoga jadi anak sholeh ya Nak...

Subhanalloh...Alhamdulillah...

Nggak tahu musti ngomong apa, yang jelas keluarga besar sangat bersyukur. Tante Uphie (adik bungsu Mas Iwan) kemarin melahirkan anak pertamanya via caesar (karena sudah lama lewat waktu perkiraan lahir, dan si bayi sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda mau keluar).

Dua tahun lalu, Tante Uphie sempat hamil, tetapi ketika kehamilan berusia 5 bulan, si janin meninggal didalam kandungan. Jadi ini adalah anak pertama dari kehamilan kedua.

Laki-laki, BB 3500 gram, panjang 52 cm. Namanya belum diputuskan. Langsung bergabung dengan anggota keluarga lainnya dalam Cempluk Club. Dan melihat matanya yang sudah membuka lebar, nggak mirip bayi baru lahir, malah mirip bayi yang sudah berumur 1-2 bulan gitu....duuhhhh gemessss....

Sindroma tiap lihat bayi baru lahir sekali lagi terjadi.......duhhhhhhhh kangeeeeennnnnnnnn deh punya bayiiiiiii!!!!!!!

Semoga jadi anak yang sholeh ya Nak....amiinn

Inilah Kuncian Maut Para Ibu

Apa sih kuncian yang paling bisa bikin ibu-ibu mati gaya kutu??
Sekarang coba kita telusuri lewat review kegiatanku seminggu ini.
What...a WEEK!!

Dimulai Rabu, seminggu yang lalu...

Mbak Prapti minta ijin pulang seminggu. Mbak Sukini (kakaknya) mau menikah, dan karena Mbak Prapti dan Mbak Pin sepupuan, maka akhirnya Mbak Pin mau tak mau ikut pulang juga menghadiri acara pernikahan. Selama ini, mereka berdua selalu bergiliran kalau mudik (kecuali lebaran tentunya). Dan kalau sampe mbak berdua pulang bareng, maka yang terjadi denganku adalah....

Itu sih keciill...!

Dari jaman dulu aku selalu berusaha tidak tergantung dengan asisten. Artinya, kalau mereka ada, ya alhamdulillah, bisa ngempi puas-puas (hehe, ngempi lagi yang dipentingin). Kalau mereka nggak ada, urusan domestik rumah tangga masih bisa diatasi lah...

 

Tapi tunggu..!!
Minggu ini kebetulan banyak banget tugas dan jadwal kegiatan.  Tugas dari sekolah : menyelesaikan bikin blog walimurid karena harus di launching Sabtu pagi, mengirim undangan acara launching via sms kepada 2000-an wlimurid (ya! ke 2000 nomer!) dan karena Bu Eka (staf komite yang biasa menjadi partnerku dalam ber-sms) sedang cuti melahirkan dan tidak kutemukan orang lain untuk membantu (ada aja halangannya, hiks) akhirnya aku harus sms undangan itu sendirian (ya! sendirian! dan ya! ke 2000 nomor!) oh God, begitu selesai, jempolku jadi dudul. Biarpun aku sedang diam, si jempol itu terkadang bergerak-gerak sendiri (hahahaha ampuunnn Ya Allah... semoga sms-center sekolah cepat terealisasikan).

 

Tapi it’s okelah...aku masih bisa mengatasi semua.
Jumat sore, blog akhirnya kelar. Tanpa ada perintah revisi SAMA SEKALI dari Ust. Baihaqi, humas sekolah. Beliau memang sama sekali tidak pernah rewel untuk urusan desain mendesain. (**hari kebalikaaannn!!** Hihihi kakiku sampe gempor ustadz, karena naik turun naik turun nyambi nyuci baju diatas dan bolak-balik revisi blog di komputer dibawah, ampuunnn :-D)

 

Jumat sore itu, kitapun berangkat ke Taman Dayu. Ada acara outbond sama karyawan di The Pines Hills. Begitu acara dimulai, nggak nyangka kalo sebanyak itu pesertanya (87 orang!) wah, sempat melongo juga. Tahun ini memang ada penambahan karyawan karena Mas Iwan baru buka cabang di Jember dan ini pertama kalinya semua ngumpul. Untung tahun ini gak perlu jadi panitia, jadi bisa ongkang-ongkang jadi ibu boss di bumi perkemahan (hihi).

Anak-anak bersemangat sekali sampe ketika pulang, mereka mengkoleksi banyak sekali luka-luka di sekujur tubuh. Abe njongor dari sepeda sampe dahi benjol, padahal sore sebelumnya dirumah kakinya sempat kena knalpot motor (aduhh). Bea tak terhitung banyaknya jatuh waktu lari-lari (oalah). Ibuk juga tak mau kalah, sempat kesandung tali tenda dan sukses mencium tanah keras aroma pinus, meninggalkan banyak luka kecil di sekujur tubuh (asyik). Sedang Bapak? Paling parah! Setelah permainan bola, kakinya bengkak dua-duanya ( tuhkan? itu akibatnya kalo lama gak futsal), dan matanya BINTITAN! (I know, demi kesopanan cobalah tahan ketawa Anda, jangan seperti saya yang selalu gagal melakukannya **sigh**).

Minggu sore, waktu kita pulang kerumah, kita seperti keluarga dari antah berantah yang aneh. Gerakan badan kaku (karena banyak luka perih di badan), suara serak dan muka bengep semua (kurang tidur, bahkan anak-anak juga karena ngotot ikut acara api unggun sulut kembang api), dan begitu masuk rumah otakku pun ikut bengep demi melihat kenyataan rumah berantakan, belum lagi bagasi mobil masih penuh baju kotor, dan anak-anak yang justru jadi full-charged lagi karena di perjalanan pulang pada tidur.

 

Masih bisa gaya??
Masih doong, apalagi Sabtu sore ada hiburan. Dua orang wartawan telpon minta wawancara, sehubungan blog walimurid Al Hikmah yang baru saja di launching. Ulah Ustadz Baihaqi lagi, yang malah “mengarahkan” liputan pada aku (sebagai sesama manusia belakang panggung, Ustadz  kali ini sudah mengkhianatiku :-D).  

Tapi c’moonnn...!
Siapa sih yang nggak seneng masuk koran?? **hihi ini mah namanya mengkhianati diri sendiri** 

Senin pagi, setelah chaos, akhirnya anak-anak sukses di-drop di sekolah. Lumayan ada waktu sampe jam 12 siang (Bea pulang). Eiiitt!! Hampir lupa! Senin jam 9 pagi kan ada tugas acara di Pengajian AsMaRa?? (AsMaRa = Assakinah Mawaddah wa Rahmah, salah satu kelompok pengajian walimurid yang aku ikuti). Tergopoh-gopohlah aku sambil terbayang cucian yang baru separo kepegang, itupun harus nglembur sampe tengah malam. Hari itu acaranya oke juga, bedah buku “Rival-Rival Istri”. Tak tanggung-tanggung, pembicaranya adalah penulisnya sendiri, Sinta Yudisia. Untungnya, akhirnya aku ‘hanya’ kebagian dapuk baca ayat-ayat Al-Qur’an diawal acara, jadi bisa pamit lebih awal untuk....nganterin lauk pauk makan siang Abe ke sekolah (gara2 chaos dipagi hari, lauk Abe jadi gak sempet disiapin dari rumah)!.

Baru saja udang goreng asam manis kebeli dari Restoran Primarasa (yang deket sekolah), datang sms. Dari Pak Boss, Ustad Baihaqi (serius, habis ini aku mau mendaftar jadi staf humas di sekolah aja). “Kami butuh fotografer, sekaligus model walimurid 3 orang, buat foto liputan blog walimurid di Jawapos”. Oke, oke...nggak masalah. Sms sana sini, akhirnya Mbak Asih dan Mbak Dewi mau (mereka temen pengurus di komite sekolah). Fotografernya, hmm...biar kata Mas Iwan lagi bintitan, tapi kayaknya masih bisalah...(**hahahaha** tuh kan? Tiap bayangin wajah bintitan itu, selalu saja gak bisa tahan ketawa). Pemotretan dijadwalkan Selasa jam 10 pagi di SD. 

 

Selesai jemput Bea, ternyata tak langsung bisa pulang, karena harus belanja bahan makanan dulu. Dan yang penting, belanja untuk persiapan tugas Selasa besoknya. Apa itu? MENGAJAR! Ya, dalam rangka proyek tema di sekolah Abe yaitu “Harapan Orangtua” maka tiap kelas mengundang salah satu walimurid untuk mengajar di kelas tentang apa saja harapan orangtua kepada anak-anaknya. Dan Bu Wijanah (walikelasnya Abe) sudah jauh-jauh hari “memperingatkan” bahwa dari kelas 2D, akulah yang nanti akan ketiban sampur. Mimpi apa ya...kalo membayangkan kelas 2D, aku lebih bisa membayangkan diriku sebagai murid disana daripada seorang guru (hihihi ini serius). Akhirnya, aku pun ‘menawar’ kepada Ustadzah “Kalo nanti ngajarnya berupa game-game aja, boleh nggak Ustadzah?”. Untunglah boleh...

Selesai belanja langsung jemput Abe jam 4, sampe rumah nyaris maghrib karena sekalian beli makanan untuk makan malam. Dan dudulnya, Mas Iwan memutuskan untuk beli makanan di Agis, restoran dekat sekolah. Kenapa dudul? Karena jelas-jelas disitu ada kolam renang dan taman bermain, awalnya niat take-away itu biar kita semua bisa cepat pulang, jadi kacauuuu!

 
Malamnya ketika semua sudah tidur, barulah Ibuk bisa urusin cucian, sambil di ruang cuci gunting2 sticker dan pernak-pernik game untuk anak-anak besok. Selesai hampir tengah malam, Ibuk masih bisa gaya lah... (cerita serunya mengajar di kelas Abe, ntar ditulis di postingan tersendiri deh).

 

Selasa, dengan masih gaya pol semua berangkat ke sekolah.
Yang agak bikin deg2an, tadi pagi Bea sempat pup cair, dalam hati sih aku berdoa aja semoga ini cuma karena dia capek. Setelah kukasih Kaopectate kayaknya juga berhenti. Karena Rabu besok, aku ada tugas lagi, baksos sama ibu-ibu Majelis Silaturahim (yang ini kelompok ibu2 seangkatan di kelas 2). Dua minggu lalu, waktu survey panti asuhan tempat baksos, aku sudah bikin kumis Ibu Ketua Sisil  meradang karena diam2 aku mangkir survey, pergi ke Jakarta dan malah kopdar sama temen2 MP disana. Kalo sampe kali ini aku batal ikut baksos, bisa-bisa bukan cuma kumisnya yang meradang, tapi sekujur rambut di tubuhnya ikut meradang! Jadi, besok sehat ya Bea... **komat kamit**

 
Selesai mengajar, umek pemotretan di SD. Biar mengaku kalo dirinya nggak fotogenic, tapi rupanya Bu Wahida menikmati juga membayangkan besok nampang di Jawa Pos **dasar narsis terpendam**. Apalagi pas pemotretan, Ustadz Suli (staf humas juga) membawakan koran Surabaya Post edisi Senin yang sudah duluan memuat berita blog walimurid. Duh, tambah narsis deh Bu Wahida, melihat namanya tercetak di koran (walaupun dengan ejaan yang salah hikss) berkali-kali seakan semakin lama dilihat, suatu saat nama itu akan berbuah strawberry atau apa.

Walaupun sudah mengalami 5 hari yang melelahkan, aku merasa masih gaya. Apa karena nama di koran tadi itu ya? **wakakak** ternyata kenarsisan tidak se-useless yang aku kira, paling tidak kali ini adrenalinku jadi terpompa. Bak ramuan polijus, aku jadi bisa menghadapi setumpuk pekerjaan di rumah dengan perasaan yang lebih ringan.

 

Tapi rupanya tak lama...
Bea yang sudah hidup bebas pampers, tadi pagi memang berangkat sekolah dengan pake pampers (untuk jaga2 kalo2 dia masih pup cair) dan di tas juga kusertakan satu pampers ekstra. Pas jemput Bea di sekolah, laporan Bu Zumroh (walikelas Bea) langsung menguapkan aroma polijus dalam tubuhku. Di sekolah, ternyata Bea masih mencret2 juga....

Pulang sekolah, Bea langsung ketiduran, lamaaaa sampai aku bisa membereskan banyak pekerjaan rumah **lumayan**. Melihat tumpukan baju bersih, rasanya aku merasa masih ada sisa ramuan polijus melekat di tubuh....

Sampai sorenya ketika Abe pulang sekolah (dijemput bapaknya)...
Rupanya luka knalpot di kaki kanan Abe yang kemarin sudah lumayan kering, mengelupas lagi waktu dia bermain di sekolah! Berdarah-darah lagi! Dan oh my....oleh dokter sekolah, luka itu sekarang dibalut dengan kasa dan plester. Selama ini aku menghindari membalut luka itu karena takut nempel di luka (dan luka tak kering2), dan memilih menangani dengan salep khusus saja.

 

Malamnya, kita pun berbondong-bondong ke dokter di klinik dekat rumah. Bea mencret parah, sedang Abe sebentar2 histeris kesakitan karena rupanya yang kutakutkan baru saja terjadi. Lukanya menempel di kasa pembalut. Namun begitu, dasar anak2ku, biar jadi pasien tapi masih juga bikin heboh UGD. Bea nyanyi2 nari2 nggak karuan, menyapa semua anak2 disitu sementara di bagian belakang tubuhnya, si pampers sudah menguarkan bau yang...yahhhh tahu sendirilah bagaimana. Si Abe malah sempat makan mie goreng sama Bapak **aduhh untung nunggu dokternya lumayan lama, kalo dokter panggil2 sementara pasiennya masih makan mie di pinggir jalan dekat klinik, apa jadinya...mana bapaknya ikut2an lagi! Oalah**

 

Singkat cerita, hari ini akhirnya aku pun mati gaya....mati kutu...!!
Bea masih mencret dan atas saran dokter, Abe diminta dirumah saja untuk beberapa hari, demi menjaga supaya luka tidak terkena debu atau mengelupas lagi. Hari ini akhirnya aku tidak bisa menyertai ibu-ibu baksos di panti asuhan. Sedih juga, karena boleh dibilang aku hampir tidak pernah absen di acara Majelis Silaturahim. Aku bahkan seksi acara disitu.

 

Rupanya inilah yang menjadi kuncian para ibu yang mengaku aktif. Kalau anak-anak sakit!

 

Ditinggal pembantu, masalah kecil. Banyak deadline, aku masih bisa menghadapi. Tapi kalau anak-anak sudah sakit **apalagi dua-duanya** aku terpaksa memberanikan diri untuk menghadapi kenyataan bahwa mungkin, besok seluruh rambut di tubuh Mbak Sisil akan meradang dan memancarkan sungutnya kearahku.

 

**tatuutttt**

 

:::::.....

 

Capek ya bacanya...?

Sebenarnya aku ingin sekali posting beberapa kegiatan diatas juga foto-foto, tapi menyusul aja ya. Blog walimurid yang kubikin itu, bisa dilihat di http://keluargaalhikmah.wordpress.com disitu ada juga laporan pengajian AsMaRa, baru saja kuposting tadi. Ada hikmahnya anak-anak dirumah hari ini, aku jadi sempat update blog walaupun sedikit berebutan giliran komputer sama mereka hehe.

Kabar baiknya, nanti sore si Mbak sudah kembali kerumah. Dan tadi jam 12 siang, aku baru saja nambah keponakan baru. Subhanalloh, alhamduillah akhirnya Tante Uphi (adik bungsunya Mas Iwan) melahirkan anak pertama. Jadi kalau dipikir-pikir, aku sebenarnya masih bisa gaya lah **hehehe** toh dalam hidup ini, kapan saja selalu akan ada banyak hal untuk disyukuri kan? :-)

 


Rabu, 06 Agustus 2008

Tas Istimewa


Ini lho tasnya...!! Bagus kan?? **hihihih**

Karena aku sibuk foto-foto dan Mas Iwan repot membawa brosur pameran yang setumpuk, dia akhirnya punya ide dudul.

"Sini aku pinjam tasmu Nduk! Buat bawa brosur"

"Tasku??? Ini kan tas Ibuk2??" (aku sih sebenarnya oke2 saja, tapi apa dia nggak malu??)

"Udah gpp, sini!"

(jangan bilang aku tidak melarang lho....biar setengah hati, aku sudah melarang!)

Yang kesian itu Bapakku...mimpi apa punya mantu laki yang masih pede bawa tas wanita???

Kepergian kami ke Jakarta minggu lalu itu, sebenarnya berawal dari perjalanan bisnis Mas Iwan dan juga Bapak (Kakung). Dalam rangka itu juga, hari pertama begitu kita mendarat di bandara Soekarno-Hatta dan check-in di hotel, kita langsung meluncur ke JCC.

Tujuan kita ke JCC jelas, hari itu (Minggu, 27/7/08) adalah hari terakhir pameran “Building & Material Technology 2008”. Siapa tahu bisa menemukan partner baru atau apa, pameran seperti ini selalu saja menarik buat para pedagang seperti Mas Iwan, atau juga Bapakku. Ibukku juga semangat tinggi datang kesini, siapa tahu menemukan barang jenis baru untuk melengkapi dagangan di tokonya.

Nah, kalau melihat penampilan Mas Iwan sore itu, ada sesuatu yang sangat istimewa. Kali ini menyangkut TAS. Biasanya, kemana-mana dia jarang membawa tas. Kalopun bawa, paling juga berbentuk ransel untuk sekedar menampung kamera DSLR-nya dan berkas-berkas kerjanya.

Tapi kali ini, dia ternyata harus keliling pameran membawa TAS ISTIMEWA. Dan tas ini sempat pula mendampinginya untuk melakukan sedikit negosiasi di sebuah stan pabrik besi galvanis. Luar biasa! Seperti apa istimewanya??? Mari kita perhatikan di foto-foto berikut ini.

Minggu, 03 Agustus 2008

Mobil Salah dan Mobil Benar

Berhubung sifatku satu ini sudah kadung diketahui banyak orang, jadi yah kenapa tanggung-tanggung, sekalian aja dibuka semuanyaaaaaaaaaaaa!! Tapi satu per satu ya ceritanya, biar nanti kalo anak cucuku baca blognya, nggak langsung jantungan di satu postingan. Atau malah penyiksaan, karena kalo baca satu per satu kan sama dengan penyiksaan pelan pelan??

Kali ini, baca cerita Mbak Maya tentang Tante Utik aku jadi teringat kejadian ini...

Waktu itu ada saudara di Tulungagung yang meninggal dunia. Karena hari sekolah, akhirnya aku memutuskan pergi ke Tulungagung berdua Mas Iwan saja. Berangkat pagi buta jam 4 (mengejar pemakaman yang dilaksanakan jam 8 pagi) diharapkan sebelum sore kami sudah sampai lagi di Surabaya.

Sehabis acara kami pun langsung pamit balik Surabaya. Kali ini, salah satu saudara yang juga tinggal di Surabaya ikut di mobil kita. Namanya Mbak Yanti, dia sudah di Tulungagung sejak kemarin malamnya, naik bus. Mbak Yanti orangnya idem ditto denganku sama-sama pendiam (di hari kebalikan!!), jadi kalo ketemu, nggak habis deh cerita meluncur dari bibir kita.

Sampai di Kediri, kita memutuskan untuk membeli sedikit oleh-oleh. Keripik tahu pong, kerupuk upil, getuk pisang, tahu pong goreng, borong dah semua. Kita keluar masuk beberapa toko oleh-oleh di sepanjang Jl. Yos Sudarso Kediri sambil terus ngoobrroollll tak terbendung. Sedangkan Mas Iwan memilih menunggu didalam mobil yang diparkir di pinggir jalan.

Merasa sudah cukup, dengan beberapa tas kresek ditangan kami masing-masing, aku dan Mbak Yanti melenggang di trotoar pinggir tempat mobil diparkir. Sekali lagi, sambil ngobrol tanpa henti sedetikpun.

Aku buka pintu mobil, kok aku merasa ada yang asing. Tulisan “Hard Rock Bali” di sarung bantal jok, rasanya baru kali ini aku baca. Tunggu! Jok mobilku kan nggak ada bantalnya???? Kulihat disamping, Mbak Yanti juga sudah membuka pintu belakang.

Kulihat lagi tulisan asing itu. Lebih asing lagi karena aku merasa, kok Mas Iwan jadi berkulit putihhh??? Kemana perginya si kulit coklat kesukaannku ituu?? Anehnya, dengan panik dia yang dari dandanannya kuyakin si pemilik mobil (bukan sopir) itu memanggilku “Bu”

Aku, dari awal menikah dulu paling nggak mau kalo Mas Iwan panggil aku Bu "Memang aku ini Ibukmu???"

“Bu..Bu...salah mobil Bu...!” katanya.

**DHUENG!!**

Dunia serasa runtuh.
“Maap Pak...maap sekali...” kataku buru-buru mengambil kresek kecil yang terlanjur kutaruh diatas dashboard. Mbak Yanti, kulihat juga menyemburkan beribu kata maaf sambil melirikku (lebih tepatnya, melotot kearahku).

Celingukan, ternyata mobil kita masih agak jauh di sebelah sana. Kulihat Mas Iwan sudah melihat kami dengan nyengir geleng2. Dia tahu seluruh kejadian rupanya.

“Piye thoo???” sambil menuju ke jalan yang benar (eh, mobil yang benar maksudnya) Mbak Yanti menuntut penjelasan.

“Habis mobilnya sama Mbak! Sama-sama sedan Toyota, warna hitam...” jawabku beralasan, ngeles, pembenaran, segala macam. Mbak Yanti cuma geleng-geleng.

“Lha tadi njenengan kok ya ikut aja...?” tanyaku. Hihihihi waktu tanya ini aku sudah mengira jawaban Mbak Yanti seperti apa.

“Aku kan ikut kamu???? Wong kamu yang punya mobil!!”

Yo wis.... **nyengir kecut**

 

Sesampai di mobil (yang benar), Mas Iwan masih geleng2 kepala... Mbak Yanti yang nyembur pertama sementara aku kehabisan kata-kata, cuma nyengir kuda.

“Istrimu tuh, Wan!”

“Kamu kok pinter to Nduk...” komentar Mas Iwan.

“Pinter?”

“Tau aja milih mobil yang lebih bagus...mau minta up-grade mobil baru??...atau mau minta sopir yang lebih putih kulitnya??.....boleh...tapi mbokya jangan begitu caranya...”

Kulihat lagi mobil yang tadi kumasuki. Sedan Toyota hitam, sekilas memang mirip dengan yang kami punya. Tapi dengan seri yang jelas-jelas lebih tinggi dari mobil kami (dan harga yang pastinya jauh lebih mahal).

Hihihihi.

 

[Satu Lagi] Creativ Bloger Award

Ide menyebarkan award yang satu ini menyebar bagaikan virus yang tak terhentikan. Menginspirasi ratusan bahkan mungkin ribuan blogger di mana saja. Bikin heboh jagat blogger seluruh dunia. Nggak tahu deh sudah didengungkan dengan berapa bahasa. Lebih amazing lagi ketika Dydy berhasil melacak asal usul pembuat Awardnya, yang orang Norwegia itu **I’m just simply amazed! Logo itu ternyata bener2 dibikin dengan craftmanship yang benar-benar nyata dan detil!!** dan Dydy rasanya perlu juga dapet Detective Blogger Award untuk ini ya...hehe.

Sudah lebih seminggu yang lalu, Mbak Luki lah yang menyerahkan awardnya padaku. Mbak satu itu...**geleng2**... maap kalo telat posting yang ini ya Mbak...

Aku dan Mbak Luki. Kita berdua sekarang sedang giat-giatnya menggelembungkan bisul dari UK sampe Sby, menumpuk keinginan kuat untuk bisa ketemu “in person” lebaran nanti. Semoga Allah mengijinkan. Karena sejatinya pertemanan kita di MP sudah lama pantas mendapatkannya. Makasih Mbak Luki, I just love you more each day...

Oh ya, walaupun pembaca pasti sudah membaca puluhan kali, tapi dalam rangka menghormati pencipta idenya, maka aku cantumkan peraturannya disini.

 

1. The winner may put the logo on his/her blog

2. Put a link to the person you got the award from
3. Nominate 5 blogs
4. Put links to the blogs
5. Leave a message for your nominees award

 

Nominate 5 blogs??? That would be easy! Or not???
Let’s see... in random order, the awards go to...
 

1.      Harlia, kamu bukan saja orang kreatif, tapi juga orang kreativ yang sangat kusayangi!

2.      Mbak Maya, well I have to nominate her. I just have to. Mo tau kenapa, lilhat saja sendiri blognya.

3.      Kak Mia, karena secara mengejutkan sudah menunjukkan bagaimana blog bisa membuat hati semua pembacanya dekat, bahkan lekat dengan pemilik blognya. Perlu kharisma dan aura luar biasa untuk bisa ini Kak, thank you for that.

4.      Teh Syantie, karena selalu membuat pengunjung blognya ngiler berat dan termimpi-mimpi.

5.      Rinda dan Leila, kekuatan mereka adalah pada komentar2nya. Jadi kalau ingin melihat dengan sebenar-benarnya, sekreatif apa blognya, maka yang harus Anda lakukan bukanlah membuka blognya saja, melainkan Anda harus melacak semua komentar-komentarnya di semua postingan kontak-kontaknya!

That's making the 6 of them, hihih... Aahhhh ternyata memilih 5 orang memang susaahhhhh karena semua orang kreatif dengan cara mereka sendiri-sendiri...kalo boleh, buat semua kontakku dehhhh awardnyaaaaaaaaa!!!!!!

Love you all..!!

Jumat, 01 Agustus 2008

Kisah Ustadzah Wijanah dan Bu Wahida

Hari ini, aku pingin mengajak semuanya untuk masuk ke alam pikiran Ustadzah Wijanah. Beliau adalah walikelas Abe yang baru (di kelas 2). Konon, walaupun ramah orangnya terkenal disiplin dan cukup tegas. Pas banget untuk Abe, karena kalo dirumah, dua hal itulah yang menjadi kekurangan sang Ibundanya dalam mendidiknya. Jadi, Ustadzah Wijanah dan Ibunda Wahida, bisa saling melengkapi kan? Inisial namanya aja udah kompak, W dan W...**hihihi ngaco**

Mari sejenak kita berpura-pura menjadi beliau, dan mencoba memahami apa yang ada di pikiran beliau, ketika cerita ini terjadi.

Hari Sabtu terakhir sebelum dimulai tahun ajaran baru. Undangan walimurid ke sekolah, untuk berkenalan dengan walikelas baru, sekaligus screening awal perkembangan anak-anak. Untuk pertama kalinya walikelas mendapatkan kesempatan untuk berkenalan dengan anak-anak, melalui orangtua-orangtua mereka. Kira-kira adakah kesulitan dalam perkembangan ananda di kelas 1 dulu yang belum tuntas? Dan sebaliknya, kira-kira apa potensi terbesar yang dimiliki anak-anak?

Suasana kelas sekitar jam 8 pagi masih sepi. Hanya ada 4-5 walimurid yang mengantri di bangku kelas 2D, menunggu giliran menghadap walikelas Ustadzah Wijanah. Mungkin kebanyakan orangtua lain memilih untuk datang agak siangan (pasti dengan alasan nggak mau antri, padahal kalo lihat sepinya pagi ini, yang datang siang nanti bakalan lebih banyak).

Dari 5 orang itu, yang datang paling belakangan adalah Ibunya Abe. Beberapa kali ketika berganti walimurid, Ustadzah Wijanah sempat melirik kearah Ibunya Abe. Ah, ada Bu Wahida, pikirnya. Pengurus Komite Sekolah. Penulis tetap di majalah sekolah. Namanya dan wajahnya terkenal seantero Sekolah Al Hikmah (beberapa orang bahkan mengira dia tinggal di sekolah). Beruntung sekali aku jadi walikelas anaknya tahun ini, begitu pasti pikir Ustadzah.

(Eiitt..!! Nggak boleh ada yang protessssssssss ini kan postingan2ku sendiri weekkk!!!)

Ketika itu, Bu Wahida seru mengobrol dengan walimurid lain yang baru datang setelahnya. Sampai-sampai Bu Wahida nggak sadar bahwa sudah sampai gilirannya. Alhasil, seorang Bapak Walimurid pun memutuskan untuk maju duluan, memotong antrian. Bu Wahida tetap bergeming, tak keberatan atas dipotongnya antrian, masih memilih mengobrol seru dengan SKSD-nya (karena kalau melihat isi obrolannya yang seputar “anaknya berapa? yang kelas 2 namanya siapa?”...atau “tinggal dimana?”, pastinya Bu Wahida dan ibu itu belum pernah saling kenal sebelumnya...suatu hal yang Bu Wahida pasti nggak tahan...ada yang belum mengenal dan dikenalnya??? Itu nggak boleh terjadi!).

Urusan dengan si Bapak sudah selesai. Bu Wahida masih ngobrol juga.
“Silahkan, Ibu...giliran siapa sekarang?” panggil Ustadzah Wijanah dengan suara agak dikeraskan.
“Ohhhh..iya, saya Ustadzah!” jawab Bu Wahida dengan suara yang sedikit terlalu renyah, sisa obrolan.

Dengan grusa-grusu, Bu Wahida berjalan kedepan. Benahi tas, baju, dan pamitan dengan si ibu satunya tadi, dilakukan beberapa detik saja secara bersamaan. Baru saja dua langkah...

**GUBRAXXX**

Inna lillahi... Bu Wahida menabrak bangku di barisan sebelah kirinya. Heran, padahal lorong antar bangku kan sudah cukup luas... “Ehh..aduhhh, maaf Ustadzah..” sambil memegangi paha yang baru beradu dengan besi.

“Nggak papa, Bu” jawab Ustadzah senyum sambil meluruskan kembali bangku yang penceng tertabrak kaki gajah, eh kaki Bu Wahida. “Silahkan duduk”

Bu Wahida pun duduk. Ustadzah mengangsurkan segelas air mineral. Bu Wahida menerima dengan penuh terimakasih. Lalu sedotannya. Bu Wahida menerima sedotan dengan senyum, lalu sepersekian detik kemudian, sedotan jatuh ke lantai. “Aduh” seru kecil Bu Wahida, lalu memungut sedotan.

Duduk tegak lagi, dimulailah pembicaraan. Dimulai pengumuman starndar soal kelas baru, buku pelajaran, jadwal mengaji, dan lain-lain. Berjalan lancar tanpa insiden berarti. Lalu waktunya Ustadzah Wijanah memberikan paket keperluan Abe di kelas 2. Amplop coklat besar berisi badge kelas 2D, roster, jadwal menu lauk-pauk, dan banyak lembar pengumuman dari urusan tatib kelas sampai ekstrakurikuler. Amplopnya memang tidak tertutup rapat. Dan sedetik kemudian...

**BBRRUUUAAAARRRR!!!**

Segenap isi amplop yang baru mendarat di tangan Bu Wahida, seketika berhamburan bertebaran di lantai, dibawah meja Ustadzah Wijanah. Kacau, suasana penuh dengan kata “maaf”, kata “nggak papa”, pandangan ngeri walimurid lain (karena anaknya harus sekelas dengan anaknya Bu Wahida), suara kresek2 yang ditimbulkan dari kertas2 yang dipunguti Ustadzah Wijanah dan Bu Wahida sampe beberapa kali kejedug meja guru... Pokoknya kacau! Untung nggak lama.

Ketika suasana sudah tenang dan semua sudah duduk tenang di kursi, Ustadzah Wijanah pun melanjutkan..

“Jadi Bu Wahida, gimana dengan Abe? Apa saja kesulitan yang dihadapi Abe waktu kelas 1?”
“Kalo Abe itu Ustadzah, dari TK juga selalu masalahnya itu-itu saja, soal tanggungjawab (suka lupa ketinggalan barang2nya di sekolah) dan kemandirian. Soal pelajaran dan nilai, dia nggak pernah mengalami kesulitan (kecuali mungkin motorik halusnya untuk pelajaran menulis masih saya rasa kurang). Yang paling sering bikin masalah ya itu tadi, aduhhh anak itu cerobohnya bukan mainnn...Ustadzah!” (nada heran)


Ustadzah Wijanah cuma tersenyum...
Kira-kira apa ya yang ada dipikirannya beliau??? <==== (pertanyaan nomor 1 untuk pembaca)

 

[QUOTE]
“Jadi Bu Wahida, gimana dengan Abe? Apa saja kesulitan yang dihadapi Abe waktu kelas 1?”
(Jadi siapa yang sebenarnya sedang menghadapi kesulitan disini??) <==== (pertanyaan nomor 2 untuk pembaca)


[QUOTE]
Beruntung sekali aku jadi walikelas anaknya tahun ini, begitu pasti pikir Ustadzah.
(BENARKAH???) <==== (yang ini jelas-jelas satu pertanyaan besar untuk penulis)




Keterangan Foto Ustadzah : ini hasil jepretan Bu Wahida lhooo

Keterangan Foto Bu Wahida : maap gak tau ketlisut dimana tuh poto **garuk-garuk kpala**