Selasa, 17 Februari 2009

Kembali Ke Jalan Yang Benar

"Hohohohoooo! akhirnya nemuin dirimuw di sini! ngumpetnya lama banget! balik dong ke rumah semula.. kangen ma tulisan2nya neeeh...." begitu pesan si Elly pagi ini.

"Mbakkk ayo kembali ke jalan yang benar!!" yang ini dari si Ridwan, juga pagi ini.

Bagai tersadar....dengan penuh kepatuhan, akhirnya barusan tadi dengan perjuangan yang lumayan, aku tutup tab window Facebook yang masih menyuguhkan layar bergambar si ENTUT (pet ku di Pet Society), dan kemudian log-in ke Multiply...

kangen juga ya ternyata ngempi....


Jumat, 13 Februari 2009

Fakta Seputar Khitan Abe

Inilah beberapa fakta seputar khitannya Abe 1 Februari 2009 lalu.

#1
Beberapa hari sebelum dikhitan...
Abe : "Ibuk tau nggak apa yang paling kutakutkan dari sunat?"
Ibu  : "Rasa sakit?"
Abe : "Bukan!"
Ibu  : "Darah?"
Abe : "Bukaannn"
Aku : "Apa dong, nyerah deh."
Abe : "Aku itu paling takut kalo nanti jangan-jangan tititku BERUBAH!!" (disusul nyengir)
Ibu  : **gubrax** (disusul menguasai diri)
Abe : **masih nyengir**
Ibu  : "Ohhh...tenang Be...kamu gak perlu takut mikirin JANGAN2 tititmu berubah... Tenang, karena setelah sunat nanti, tititmu SUDAH PASTI SERATUS PERSEN AKAN BERUBAH!!"


#2
Sehari sebelum dikhitan, Abe kebanjiran sms yang semua penuh berisi dukungan dan doa dari semua orang. Abah dan Mbah Sul, Kakung dan Uti, tante, om, pakde, bude , semua! Tapi ada satu pesan via sms yang sangat Abe sukai, yaitu dari Uwa Asnan (adikku yang dudul itu). Isi smsnya begini :
"Be...uwa pesen, besok kalo sudah disunat, kamu harus KAPOK ya Be. Habis itu jangan
pernah mau disunat lagi ya???"

#3
Hari kedua setelah sunat, Senin sore Abe sudah bikin orang serumah teriak2 karena ngeri. Entah lupa kalo baru sunat atau gimana, ketika dia melihat Bea megal megol nyanyi sambil menari-nari, Abe kontan LARI-LARI mengejar adeknya, biasa, mau colek pipi atau perut Bea (hal yang biasa dilakukannya). Alamaakkkk!!

#4
Setelah disunat, baru 4 hari kemudian Abe melihat sendiri titit barunya, itupun kecelakaan tak sengaja aku menjatuhkan sarungnya waktu mau memakaikan. Wajahnya aneh bener waktu itu, tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.

#5
Dalam rangka memompa semangat dan keberanian Abe untuk menghadapi "meja khitan", banyak sekali ungkapan-ungkapan yang kami ucapkan, dengan penuh semangat dan berulang-ulang. Apalagi bapaknya yang bersifat "motivator" itu. Udah mirip Mario Teguh aja... "YESS!! Abe pasti bisa!! Bisa!! Bisa bisa!!" lengkap dengan kepalan tangan keatas. Atau kali lain "YESS, Abe anak kuat!! Hebat, hebat hebat!!

Tapi ternyata yang paling bisa dan berhasil mengukirkan semangat kebanggaan di wajah Abe adalah cerita dari banyak orang bahwa dulu Mas Iwan baru berani sunat waktu kelas 5 SD, sedangkan Abe walau masih kelas 2 sudah berani disunat. Bangga bener dia, berasa bisa mengalahkan bapaknya. Hehe.

Oya, by the way...
Yang tadi getol memotivasi ala Mario Teguh tadi itu, kan dapet tugas mensyuting seluruh proses di meja khitan tuh.. Sementara aku kebagian tugas memeluk Abe (yang akhirnya jadi "sansak" juga tiap kali Abe kesakitan dan mencengkeram sekujur tubuhku). Baru setengah jalan, ketika proses menjahit baru saja dimulai, eh...kok yang nyuting sudah klepek-klepek dan pilih mangkir dari menyelesaikan tugas???

Kalo saja tanganku tidak dicengkeram Abe, pingin rasanya aku mengacung-acungkannya dalam keadaan terkepal, sambil teriak "Ayo Mas!! Kamu pasti BISA!!" **dan tidak lupa mengulangi kata "BISA" tiga kali!! BISA!! BISA BISA!!** Hahaha

Ketika acara khjitan sudah selesai dan kita pulang, meluncur deh semua alasan dia, dari yang tidak masuk akal sampe yang tidak masuk gawang **emangnya bola??*...
Satu lagi bukti, bahwa memang benar, bicara itu lebih gampang ya... Hihihi


Selasa, 03 Februari 2009

Dari Kuret Sampe Khitan, Bener2 Minggu Yang Seru!!

 

Bener-bener minggu yang seru...

Senin, 26 Januari 2009 :

Sore Abe mulai mengeluh, tititnya gatal dan kalau dipake pipis sakit. Kulitpun jadi iritasi karena dia selalu garuk-garuk bagian itu. Sudah lama aku tahu bahwa lubang pipisnya memang kecil, dan kulitnya sebagian lengket ke kulup. Firasatku mulai mengatakan, bahwa mungkin ada kemungkinan Abe harus dikhitan lebih cepat dari perjanjianku dengannya (waktu naik kelas 3 nanti).

 

Selasa, 27 Januari 2009 : 

Sepulang sekolah, siang hari (karena hari pertama Abe masuk jadi sekolah belum sampai sore) kita pergi ke dokter di UGD RS. Siloam (karena poli sudah tutup) untuk periksain (tititnya) Abe. Ternyata firasatku benar, Abe mengalami fimosis dan harus sesegera mungkin di khitan. Kata dokter, fimosis itu adalah keadaan di mana sebagian atau seluruh kulit penis lengket ke bagian kepala penis dan mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air seni. Jadi ketika Abe pipis, tidak semua kandungan pipisnya keluar, melainkan ada sebagian yang tertinggal, nyangkut berupa endapan di ujung penisnya. Ini yang akhirnya rawan infeksi. Cara mengatasinya? Ya memang harus disunat! Untunglah Abe tidak menolak ide ini, toh cuma mundur beberapa bulan saja dari perjanjian semula. Hanya dia meminta sunatnya Minggu saja, biar pas libur sekolah. Akhirnya dokter memberikan antibiotik dan obat untuk mengatasi gatalnya Abe sampai Hari Minggu.

Dari dokter Siloam, kita langsung ke dokter gigiku. Sore itu aku ada janji untuk melakukan kuret gigi. Cerita selengkapnya bisa dibaca disini. Yang pasti aku kaget karena nggak mengira gusiku harus di gips selama 5 hari (berarti gips baru dilepas Hari Minggu juga kan?).

 

Rabu, 28 Januari 2009 :

Duhhhh urusan gusi di gips ternyata melebar. Aku benar-benar harus terkurung dirumah tanpa bisa pergi kemana-mana. Bukan karena penampilan dan bentuk gusi yang ekstrim ini, bukan. Tapi karena obat yang diberikan dokter gigiku. Setiap kali aku minum itu obat, reaksinya dudul banget. Aku jadi mengantuk, pusing, badan gemetar, dan keringat dingin muncul. Dan hanya satu hal yang bisa menghilangkan semua itu yaitu : TIDUURRR. Terus terang aku paling benci obat model begini. Tiap kali batuk aja, aku lebih milih minum air jeruk nipis + kecap daripada minum obat batuk yang suka bikin ngantuk itu. 

 

Kamis, 29 Januari 2009 :

Akhirnya Mas Iwan memutuskan untuk meng-handle sendiri segala keperluan persiapan khitannya Abe, setelah hari itu aku hampir pingsan di Pasar Atom (waktu ngeyel ikut beli tempat hantaran, ya, dengan gusiku masih mancung tentu saja). Karena keterbatasan waktu, kami memang memutuskan tidak bikin acara yang gimana-gimana apalagi pesta, hanya menyiapkan hantaran untuk sodara dan tetangga (yang itupun jumlahnya ternyata sudah ampun-ampun banyaknya). Demi Allah aku sempat merasa sangat pilu dan benci pada diriku sendiri saat ini karena tidak bisa taking charge mempersiapkan acara sunat anakku sendiri. Obat ini bener-bener sudah melumpuhkanku dan mengurungku dirumah dengan cara yang luar biasa hebat, karena berbarengan dengan persiapan khitan Abe itu tadi! 

 

Jumat, 30 Januari 2009 :

MI pun akhirnya menemukan tempat praktik dokter khitan deket rumah. Pulang sekolah, Abe diajak ke tempat dokter itu, dan bikin janji pelaksanaan sunatnya Hari Minggu pagi lusanya. Sementara itu, kabar buruk datang dari Tulungagung. Agyl adikku, badannya panas parah. Juga Sena (sepupu Abe) yang bahkan sudah didiagnosa tifus. Ibuku sudah mulai bingung karena disana anak cucu pada sakit, sementara dia pingin sekali melihat Abe, cucu cowok satu2nya disunat.

 

Sabtu, 31 Januari 2009 :

Sudah cukup! Aku tak mau lagi minum obat yang bikin teler itu! Kuputuskan hari ini untuk hidup bebas obat, aku hanya meminum antibiotik dan vitaminnya saja. Akhirnya hari ini aku bisa sedikit membantu MI, pesen kue, cari kotak kuenya, cetak kartu ucapannya, lumayan. Lumayan puas jadi perhatian orang-orang juga karena kondisi gusiku yang mancung itu (:-D). Hasil lab Agyl di Tulungagung, ternyata positif DB. Trombositnya down tinggal 26 ribu dan langsung masuk RS. Malam itu aku dan Uti nangis2an terus karena Uti ternyata memang terpaksa tidak bisa nungguin Abe sunat. Gak papa ya Uti, yang penting doanya saja ya... Hatiku cukup gerimis demi membayangkan besok dalam acara ngumpul dengan keluarga besar, tak satupun dari keluargaku di Tulungagung yang bisa bergabung. Bapak-Ibukku harus gantian nungguin Agyl di RS. Sementara Asnan (adikku yang no 2) pun anaknya sendiri juga sakit tifus dan tidak bisa ditinggal apalagi diajak ke Surabaya. Untunglah, ada sms dari beberapa teman (termasuk Kak Mia di Jkt, hikss I luv u more now Kak) yang menguatkan hati. Yang agak membikin hati lega, hari ini waktu kumur-kumur ternyata gips di gusiku tiba-tiba LEPAS! Aku langsung telpon Sari dengan panik tapi dia bilang gak papa. Kebetulan nih, aku nggak perlu datang ke tempat praktek Sari untuk melepasnya kan? Duhhh sedikit aja waktu akan sangat berharga sekarang ini. Akhirnya kontrol gigi kutunda sampe nanti Abe selesai dikhitan.

 

Minggu, 1 Februari 2009 :

Allah Maha Kuasa. Hari ini akhirnya Abe dikhitan, pada umur 7 tahun. Haru, haru dan haru menyelimuti hatiku dan membanjiri hariku. Rasanya baru kemarin aku melahirkan dia. Walaupun tak bisa banyak membantu MI yang sudah luar biasa menyiapkan semua untuk acaranya, tetapi aku bersyukur bisa full mendampingi Abe di semua prosedur khitannya. Abe dikhitan dalam pelukanku, direkam Bapaknya yang mengaku sudah mual dari awal.

Dasar bandel, siangnya ketika keluarga besar ngumpul (minus keluarga Tulungagung yang terus2an telpon tiap sebentar), Abe sudah jalan-jalan gak karuan. Cepet sembuh ya Nak, Ibuk tahu Abe anak yang kuat...dan insyaAllah sholih.

 

Senin, 2 Februari 2009 :

Ketakutan banyak orang yang melihat Abe gak bisa diam di hari pertamanya sunat (yaitu ketakutan bahwa malamnya dia pasti akan rewel kesakitan), alhamdulillah tidak terbukti. Semalam aku memang nyaris tak tidur karena menjaga posisi tidurnya, tetapi hanya sekali dua Abe mengeluh ringan karena sakit. Pipispun berjalan lancar tanpa keluhan berarti. Hari ini Abe malah sangat ceria dan mulai gangguin adek Bea lagi, pertanda sudah sehat kan?? Hehe

Terimakasih Ya Allah, karuniaMu memang tiada henti. Rizki Allah juga, terutama untuk Abe. Lihat saja tumpukan kado dan amplop di meja itu, ya kan Be? hehehe.

 

Semoga Mas Agyl dan Sena yang sekarang masih sakit, segera mendapat kesehatannya kembali, aminnn...