Selasa, 17 November 2009

Mas Iwan : Kisah Akik Ungu Misterius dan Pengkhianatannya Bersama Sahabatku (Part 2)

Sambungan dari cerita Mas Iwan : Kisah Akik Ungu Misterius dan Pengkhianatannya Bersama Sahabatku

:::::......

Rumah besar ini memang aneh, sama anehnya dengan nama penghuninya, Mbah BogeL. Bayangkan, siang hari jam 12 begini, rumah itu terasa amat gelap, dingin dan sepi. Semua korden dalam keadaan tertutup rapat dan AC ruangan pasti disetel pol dinginnya, padahal tak tampak banyak penghuni. Entahlah, apa karena aku dari awal sudah tidak mood masuk rumah ini, ataukah memang mbah Bogel ini punya lelaku "memboroskan energi" demi ilmu nya?? Apalagi di atas meja tamu kulihat ada piringan mirip asbak yang penuh berisi bunga. Ya, bunga tabur yang biasa dipakai untuk pemakaman itu! Beuh!

Dan ketika si Mbah Bogel keluar menemui kami, aku makin tak mengerti dunia ini. Dia tampak terlalu muda, terlalu polos dan terlalu alim dimataku. Nggak nyangka dibalik wajah sederhananya itu tersimpan cerita MI bahwa orang ini dikenal berilmu tinggi di bidangnya. Entahlah apa itu bidang yang dimaksud, yang jelas pikiranku saat itu hanya terpusat pada rasa kebelet ku, juga Meri dan ketidak jelasan nasib rencanaku bikin surprise untuknya.

MI pun memintakan ijin aku ke toilet. Kami kemudian diajak masuk ke ruangan besar didalam rumah besar itu. Ruangan itu besar, dengan meja meeting besar di tengahnya. Di sisi sebelah kiri berjejer 3 pintu (kelihatannya pintu kamar) dan diujung sebelah kanan, berhadapan dengan pintu kamar ke3, ada toilet. Kesitulah aku kemudian berhambur masuk, duh leganya.

Oya, aku sempat sial di dalam toilet itu ketika mencari washer untuk membasuh diriku sendiri. Tak ada washer, aku pun meraih shower yang berada di sebelah kanan depan kloset, dan reflek memutar kran terdekat. Betapa terkejutnya aku ketika berbasuh, karena yang keluar adalah air panass!!! Wadaawww saking keburunya, aku sampai nggak memperhatikan kalau yang kuputar adalah kran air panas. Sambil menahan rasa terbakar, aku jadi geli sendiri karena tiba-tiba ingat cerita seorang teman, mb Dian yang dulu pernah kesemprot air panas juga waktu teman2 ngadain kopdar di kantornya Mb Levie di Ophir.

Aku pas menyempatkan basuh muka sebentar disitu, ketika Mas Iwan menelepon. "Aku sudah masuk kamar sama mbah BogeL, nanti kalau kamu sudah selesai, tunggu aku di ruang yang ada meja meeting besar tadi ya?" Oke, jawabku... Aku juga lebih senang nunggu diluar kamar kok, daripada ikut masuk. Aku sama sekali tidak tertarik untuk melihat apa yang terjadi didalam, jadi ya kebetulan.

Setelah selesai di toilet, aku keluar dan duduk di satu2nya kursi yang ada di tepi meja meeting di ruangan besar itu. Mas Iwan pasti sedang berada dibalik salah satu dari tiga pintu kamar itu, mungkin di kamar paling kanan, paling ujung, depan pintu toilet itu.

Pikiranku masih saja terpusat pada Meri. Dia barusan sms, tapi blum kubalas, tapi itu artinya dia sudah bangun. Baguslah, pikirku...dia memang harus bangun, dan siap2 kopdar di CITOS. Kuputuskan untuk menjalankan rencanaku. Aku telpon Meri, sambil ekting marah2 kutuduh dia sedang berada di Surabaya. Aku juga sebut2 mb Ulik dan mb Irma yang kubilang "tahu ada rencana tapi nggak mau bilang rencananya apa". Mb Ulik dan Mb Irma memang tahu rencana AKU ngerjain Meri kan?? **ngeles.com**

"Kamu tega ya Mer, kamu jahat...kamu nginep dimana sekarang??? Di rumah mb Cindy??? Mentang-mentang rumahku belum selesai dan rumah Mb Cindy yang buesar itu sudah diupload fotonya yah...???" semburku dengan suara terisak sementara di seberang sana suara Meri sibuk menjelaskan bahwa dia di Jkt, sambil menuduh aku sedang ekting. Telpon kemudian terputus, kulihat sinyal memang cuma ada 1 bar, itupun hilang-hilang. Kubiarkan urusan Meri menggantung, aku kemudian sms mb Ulik dan mb Irma, serta hubungi mb Cindy, antisipasi pokoknya Meri tidak boleh tau kalau aku ada di Jakarta.

Selesai, akupun kemudian punya kesempatan untuk memperhatikan lagi suasana rumah ini. Masih remang cenderung gelap karena semua korden ditutup rapat. Didepanku berjejer 3 pintu kamar yang tertutup rapat. Suhu ruangan dingin banget, AC distel pol. Dari ruangan pojok pintu paling kanan terdengar suara2, semakin membuktikan dugaanku bahwa Mas Iwan ada disitu bersama si Mbah BogeL, dan entah siapa lagi, mungkin anak buah si Mbah. Aku hanya bisa istighfar tak berani membayangkan apa yang sedang mereka lakukan disana. Nanti saja aku tanya MI, sambil ngomel2 lagi tentu.

Gludak-gluduk suara lagi, aku jadi agak khawatir, apa yang sebenarnya mereka lakukan didalam situ?? Aku masih sibuk bertanya-tanya didalam hati ketika kemudian pintu kamar yang ditengah pelan-pelan terbuka, dan apa yang kemudian muncul dari dalam situ membuat darahku mendadak terkesiap.

Dalam keremangan ruangan yang dingin itu, ekor mataku menangkap sosok berjubah hitam, berambut panjang terurai, berbadan tinggi langsing berjalan pelan keluar kamar. Aku langsung merasa beku, rasanya darahku sontak naik ke kepala dengan kecepatan sepersekian detik. Sosok yang tadinya kukira berjalan mundur keluar kamar itu ternyata berjalan maju!! Dengan rambut panjang terurai menutupi wajahnya dia berjalan pelan keluar kamar seakan tidak melihatku yang duduk di seberang meja.

Aku membeku menekuri handphone ditangan, tapi tak bisa menangkap apa yang ada di layar handphonenya. Kurasakan bulu kuduk di leherku sudah tegang berdiri. Darahku rasanya sudah naik terkumpul semua di kepala, dan membeku disitu. Tanganku sudah terasa kaku ketika kemudian ekor mataku melihat sosok itu berbelok ke kiri, dan berjalan pelan menyusuri lorong, menuju pintu paling kanan, pintu kamar paling ujung.

Tiba-tiba, "sreekkk..." terdengar suara sandal sosok itu beradu dengan lantai. Dia manusia!! Jelas dia manusia, batinku!! Tapi kenyataan ini tidak lantas mencairkan beku di badanku. Sedikitpun tidak! Dan sekarang, ada ketakutan mendadak yang malah menyerang sekujur badanku. Kenapa demikian?

Seumur hidup aku memang tak pernah melihat hantu. Nggak bakat kalau kata semua orang. Tapi kalau ditanya apa yang mungkin membuatku ketakutan adalah manusia yang sedang berniat aneh ataupun jahat. Ketika dulu sering ditinggal MI dirumah berhari-hari sendirian dirumah (benar-benar sendirian!!), ketika malam tiba yang paling kutakutkan adalah perampok dan orang gila yang aneh, bukan hantu.

Kenyataan bahwa dirumah seorang paranormal yang besar yang gelap, dingin dan terasa angker dengan hiasan bunga kuburan ini ada sosok manusia bertingkah mirip hantu yang melenggang melewati aku seperti itu, sudah melebihi batas ketakutanku.

Aku masih membeku menekuri handphone ketika sosok itu berjalan pelan menuju pintu kamar pojok. Sosok itu kemudian masuk ke kamar itu. Dugaanku semakin terbukti kalau MI sedang berada di kamar pojok itu, dan terlibat ritual yang aku ngeri membayangkan apa itu. Mungkin sosok mirip hantu itu adalah murid si mbah, atau justru guru si mbah, yang kemudian memutuskan bergabung kedalam ritualnya.

Dalam hatiku yang semakin ciut aku menyumpahi MI yang mengajakku kesini. Aku menyumpahi dia yang mau saja terlibat dengan orang-orang aneh dan misterius seperti mereka ini.

Pintu kamar tengah yang tadi ditinggal sosok jubah hitam dalam keadaan setengah terbuka, tiba-tiba njeplak menutup dengan keras. Kulirik di pintu kanan kamar ujung tempat sosok berjubah hitam tadi masuk. Kamar itu juga dibiarkan setengah terbuka pintunya. Tapi aku hanya sanggup melirik sekilas, aku cepat-cepat kembali menekuri handphoneku lagi. Sementara orang2 misterius itu melakukan ritual apapun itu didalam kamar, dan suasana di ruang ini semakin mencekam, rasanya fesbukan akan menjadi ide yang bagus waktu itu.

Tapi ternyata nggak ada sinyal disitu... Ya Allah... Ekor mataku bahkan sekarang menangkap bayangan sosok berjubah putih sedang mondar-mandir didalam kamar pojok yang gelap. Awalnya kukira itu adalah sosok yang sama dengan yang tadi berjubah hitam (mungkin dia ganti jubah), tapi kemudian ekor mataku menangkap sosok jubah hitam itu juga berkelebat didalam kamar. Melihat rambutnya yang gondrong dua-duanya, berarti itu bukan Mbah Bogel atau MI.

Ya Allah, hanya Kau yang tahu apa yang mereka perbuat didalam sana, atau apa yang mereka sedang lakukan kepada suamiku... Baik-baikkah MI sekarang?? Ingin rasanya aku pergi saja ke kamar itu untuk melihat apa yang dilakukan sosok2 itu, demi Allah suamiku ada didalam bersama mereka!! Tapi badanku sudah duduL tak jelas apakah lemas ataukah kaku. Makin lama suasana makin mencekam, karena tak ada suara pembicaraan sama sekali, hanya ada beberapa suara air dan pintu membuka menutup yang menandakan sosok2 disitu tidak sedang berdiam diri.

Mulutku sudah tak berhenti membisikkan segala macam doa dan lafadz ayat kursi. Kurasakan tangan dan dadaku sudah bergetar hebat. Rasanya aku bahkan bisa mendengar degub jantungku jantungku sendiri sementara leherku sudah kaku.

Ya ALLAH, lindungilah suamiku...lindungilah aku...

Ekor mataku masih sempat menangkap sosok berjubah putih berjalan mendekati pintu, seperti akan keluar dari kamar. Tapi kemudian ada sms masuk. Mas Iwan!

"Rumah ini sangar.... DEMIT THOK!!!"

Sontak jelas kulihat tanganku sudah gemetar hebat. Aku setengah heran melihat tanganku masih kuat mengetikkan jawaban buat sms nya. Aku pengen sekali telpon MI saja, tapi aku ingat pesannya MI tadi, dia menyuruhku MENUNGGU disitu sampai MI selesai. Ya Allah, paling tidak berarti MI baik2 saja, buktinya dia masih bisa mengirim SMS. Buru2 aku send jawaban via sms nya...

"Mas, kesini mas, plis... :'( ...." lengkap dengan icon nangis dan tanganku sudah bergetar hebat waktu memencet tombol Send.

Satu dua detik, tak ada jawaban. Serasa seabad sementara aku mencoba keras untuk tidak melirik kearah kamar yang sekarang pintunya kembali terbuka itu. Sosok jubah putih itu lagi... Ya Allah...

"Plis mas... SEKARANG!! :'(

Dan MI pun tak segera menjawab. Ya Allah, harusnya dia tahu bahwa aku tak pernah seperti ini. Harusnya MI tahu bahwa aku tak pernah seperti ini!!! SMS ku harusnya sudah jelas kengirimkan pesan SOS kepadanya. Tapi kenapa tak dijawab juga sms ku??? Dia juga tak kunjung keluar menemui aku??? Bukan hanya tanganku, badanku sudah kurasakan mengejang nggak keruan. Sementara suara-suara sudah mulai riuh, aku tidak yakin apakah itu berasal dari kamar pojok ataukah dari kepalaku sendiri.

Beberapa puluh detik yang terasa bagaikan seumur hidup, kemudian pintu kamar kiri membuka. Setengah bersorak aku melihat MI keluar dari situ bersama Mbah BogeL. Mas Iwan menghampiriku sambil membawa bungkusan kain hitam berisi sebilah keris.

"Udah?" bisikku tertahan sambil menengadahkan wajahku kearah MI yang berdiri disamping kiriku. Aku bertekad akan terus membelakangi arah pintu kamar pojok itu mulai sekarang dan selamanya!!

"Kamu kenapa?? Ada apa?" tanya MI. Dibelakang MI, masih berdiri si mbah BogeL jahanam itu.

Ya Allah!!! Dia masih pake tanya lagi!!! Mas Iwaaannnn!!! Aku hanya sanggup berteriak dalam hati.

"Kamu udah selesai kan? Kalo udah ayo keluar dari sini...yuukk..." bisikku masih dengan suara tertahan. Aku menyumpahi diriku sendiri yang dalam kondisi seperti itu masih merasa harus menjaga sopan santun. Bagaimanapun aku tidak mau ajakanku untuk pergi terdengar oleh mbah BogeL. Argghh detik itu sumpah aku benci sekali dengan diriku yang masih bisa menjadi tamu yang terlalu bertenggang rasa padahal si tuan rumah jelas2 manusia2 nggak waras begini. Apalagi MI tak juga mengajakku keluar, malah bertanya lagi.

"Ada apa? Kamu kenapa? Coba cerita..."

AKU SUDAH TAK TAHAN LAGI!!!

Begitu kulihat Mbah Bogel masuk lagi ke kamar kiri, tangisku pecah. Masih berusaha kutahan, tapi air mataku juga kubiarkan meluncur sambil menengadahkan wajah kearah MI. Tanganku mencengkeram tangan MI kuat-kuat. Wajahku yang kata orang sendu, aku yakin sudah berpuluh kali lebih sendu saat itu.

"Nanti aku cerita, tapi pliss....pliss...bawa aku keluar dulu dari tempat ini...pliss mass...." gerungku masih dengan suara tertahan dan airmata di pipi.

Dalam hati aku berjanji akan mati2an memarahi MI nanti. Biasanya dia selalu sensitif dengan perasaanku, tapi kali ini MI sudah keterlaluan. Bukannya cepat2 membawa istrinya pergi dari rumah jahannam ini, dia malah bilang "Iya, kita pergi habis ini, tapi aku juga kebelet dari tadi... Aku ke toilet dulu ya.."

"Nanti aja mas, pliss.....kamu beol di pom bensin aja yaa...??" suara memelasku tak guna juga menggeret MI keluar dari rumah ini.

Aku cuma bisa lemes pasrah melihat MI berjalan keara toilet. Ya Allah, aku kembali lagi ke suasana itu sekarang...sendirian lagi...sementara pintu kamar pojok kembali terbuka.

Mataku makin bertekad untuk tidak melihat kearah sana lagi untuk selamanya! Melirik pun tidak akan!! Tapi sekali lagi, ekor mataku berkhianat, karena aku melihat saat ini dua sosok berjubah keluar dari kamar bersama-sama. Si jubah putih dan hitam serasa melayang berjalan menyusuri lorong yang temaram, dan kali ini menuju kearahku....

Jarak sosok putih mungkin sudah sekitar 1 meter denganku ketika kurasakan aku mungkin akan memilih pingsan saja. Entah kekuatan apa yang mendorongku, yang jelas wajah putih pucat si sosok jubah putih masuk ke ekor mataku...kemudian kudengar suara lembut yang sumpah sangat akrab di telingaku...

"Halo...." kata suara itu. Suara mb Maya!!!

"Hihihihi..." sosok jubah hitam kemudian tertawa.... Dan itu tawa Mb Levie!!

Kuputuskan untuk lemas saja...kutangkupkan kepalaku kedalam tanganku yang terlipat diatas meja. Hati dan jantungku kurasakan sudah melorot jatuh dan ditelan bumi dibawah sana. Aku masih sempat terisak, tapi kemudian badanku terlalu lemas untuk itu...

Belum cukup, sedetik kemudian pintu kamar tengah njeplak terbuka, dan dari dalam situ keluar Wawa. Ya Allah, jangan biarkan korban favoritku ini ada disini sekarang ini, ketika aku lemas tak bernyali lagi seperti ini... Plis, jangan Wawa... Tapi senyum manisnya memberiku kenyataan pahit bahwa itu memang Wawa...korban kejahilan favoritku ada disitu, dan terang2an menunaikan pembalasan yang sangat pahit buatku.

Kepahitan yang anehnya menjalarkan kehangatan dan tenaga kedalam tubuh lemasku. Baru sebentar, mungkin hanya sedetik ketika kemudian dari pintu kamar (entah yang mana) muncul Titin yang jejingkrakan menari-nari sambil tertawa-tawa menuju kearahku dan memelukku.

Oh Ya ALLAH..dan siapakah itu yang dibelakang Titin??? Nggak mungkin itu Kak Mia...

Hihiks...itu memang Kak Mia.... Kak Mia!!! Siapa yang bisa percaya dia juga terlibat semua ini??? Ini kak Mia yang selalu kubocorin tiap aku akan punya rencana ngerjain teman-teman. Kak Mia yang selalu kuberitahu karena aku sangat menjaga perasaanya supaya tidak ikut dag-dig-dug jantungan sehabis beliau sakit parah setahun yang lalu.

Kakak, RUPANYA KAMU SUDAH BENAR-BENAR PULIH DARI SAKITMU SEKARANG YAHHH!!!????

"Siapa lagi yang berada dibalik semua ini hah???" tanyaku menuntut.

Kemudian meluncurlah nama2 itu.
Mb IYa... (oh no, dia yg baru kukhianati bersama Mb Maya waktu aku ke KL ternyata sudah balas dendam ya, hikss)...
Jiehan (oh off course **rollingeyes**)...
Mb Sisil (Mbak SISIL??? **langsung pgn misuh**)

Pasti semua bisa membayangkan (atau tak bisa??) bagaimana perasaanku waktu itu kan?? Apalagi begitu MI keluar dari toilet dan mb Maya bertanya kepadaku "Dan tahu nggak siapa yang memprakarsai ini semua???" sambil matanya melirik kearah Mas Iwan....

Dan perasaanku langsung penuh dengan berjuta macam rasa yang sudah tak jelas lagi apa warnanya....

:::::.....

Orang bilang, musibah terbesar seorang istri adalah bila dia mendapati suaminya mengkhianatinya dengan sahabatnya sendiri. Ada yang bilang itu adalah sebuah kiamat bagi seorang wanita.

Tapi ternyata aku adalah seorang wanita yang sangat amat beruntung dan sangat patut bersyukur. Allah telah membuktikan janjinya kepadaku, bahwa dibalik sebuah musibah DIA pasti akan memberikan karunia berupa kenikmatan yang tiada tara rasanya. Hari itu aku serasa jatuh cinta sekali lagi dengan suamiku... Subhanallah...

Tadi pagi, rasa hatiku mau tak mau jadi berubah ketika kulirik sebentuk cincin bermata akik ungu yang amat norak itu masih bertengger di jari MI. Tak bisa kutahan, hatiku tersenyum hangat dan geli ketika melihatnya... Padahal dua hari yang lalu, aku sangat tersiksa sebal bahkan tak sudi meliriknya. Ketika MI ngotot ingin memakai cincin itu barang beberapa hari lagi, aku bahkan tak keberatan. Tapi beberapa hari, ingat, hanya beberapa hari ya MI....hihihihihi.

Oya, soal Mb Maya, aku punya catatan khusus. Sudah hampir setahun kami bertiga (aku, mb May dan mb IYa) kompak jadi PIC (Partner-In-Crime) pencilakan merencanakan kejutan2 untuk kopdar teman-teman. Hubungan kami bertiga memasuki babak baru ketika bulan lalu aku dan mb Maya berkhianat dan berdua ngerjain mb IYa waktu aku pergi ke KL. Pas sebulan kemudian (sama2 tanggal 15 tengah bulan loh), ternyata aku menerima kenyataan bahwa mereka berdua kemudian mengkhianatiku, kali ini lebih parah karena mereka ternyata kompakan dengan suamiku...

Kemarin sore, ketika nunggu boarding pesawat balik ke SUB, aku nulis sesuatu di wall mb Maya, seperti ini :

"Hai hantu rumah bordiR yang kucinta...Thx buat semuanya ya...being in this town n hang out with you girls will always be a blast for me **berkaca2 nunggu boarding**

Jujur, aku sekarang kesian sama kamu cuy...dari kita bertiga (kamu, aku dan mb IYa), CUMA KAMU yang belum pernah merasakan apa yang sudah kami berdua rasakan... Pengkhianatan (Penuh) Cinta....

Aku berdoa semoga Allah memudahkan dirimu untuk mendapatkannya...dengan cara yang lebih2 dari yang sudah kami terima... Amiin Yaa Robbal Alamiinn... "

;-)

:::::.....


:::::.....

Foto-foto lain (FB Mb Maya):
http://www.facebook.com/photo.php?pid=2847791&id=699817731#/album.php?aid=122929&id=699817731

Transkrip skenario MI dengan sahabat2 duduL (FB Mb Maya juga):
http://www.facebook.com/photo.php?pid=2847791&id=699817731#/notes/maya-w-wardhani/dunia-itu-kejam-wahida-1/196277082600

dan disini :
http://www.facebook.com/photo.php?pid=2847791&id=699817731#/notes/maya-w-wardhani/dunia-itu-kejam-wahida-1/196277082600


Mas Iwan : Kisah Akik Ungu Misterius dan Pengkhianatannya Bersama Sahabatku

:::::.....

Setiap kita pasti punya sesuatu yang tidak disukai oleh pasangan kita, begitupun sebaliknya. Kalau ditanya satu hal apa yang paling menggangguku dari Mas Iwan, itu adalah sedikit hubungannya dengan dunia yang sangat tidak bisa kupahami, yaitu dunia pergaiban.

Yang unik dan menurutku aneh, Mas Iwan sendiri, aku tahu dia tidak begitu menikmati hubungannya dengan dunia itu. Kalau banyak orang yang sampai rela melakukan ritual atau lelaku ini-itu untuk mendapatkan ini-itu, MI tuh sebaliknya. Ini-itu lah yang malah seakan mengejarnya. Seringkali kami harus menolak secara halus ketika ada pihak yang ingin memberikan ini-itu pada MI. Padahal pihak ini konon dikenal sebagai tokoh yang tidak gampang memberikan ini-itu kepada orang lain, bahkan tak jarang orang lain harus bayar ratusan ribu bahkan jutaan, atau puasa mutih 40 hari 40 malam untuk mendapat ini-itu dari si tokoh. Hal seperti ini bukan hanya sekali dua terjadi, dan bukan satu dua pihak juga yang ingin memberi. Aneh kan??

Sampai sekitar 2 minggu yang lalu, aku tiba-tiba saja meradang demi melihat MI pulang kerja memakai sebuah cincin AKIK!! Sudahlah jelas-jelas itu cincin berakik, mana noraknya minta ampun!! Cincinnya berwarna perak dan akiknya berwarna UNGU menyala, pokoknya udah cukup membuat aku meradang dan jadi istri durhaka yang ngomel2in suami sendiri deh!!

"Ini bukan punyaku say, ini titipan, kali ini aku bener2 nggak bisa menolaknya, maaf. Cuma sebentar aja kok aku pakenya" bela MI. Aku nggak perduli dan tetap memintanya untuk melepas saja, dan MI juga tetap seperti tidak perduli terus memakainya.

Dua minggu terakhir ini jalan berdua MI selalu jadi hal yang sangat menyebalkan. Aku yang biasanya selalu keblinger melihat telapak tangannya yang besar dan seksi itu -ehm-, kali ini jadi keblinger tapi dengan bentuk yang lain. Dari rasa sebel, mual sampai menyumpah-nyumpah campur istighfar dalam hati (bingung kan gimana coba, menyumpah2 campur istighfar hahaha).

Maaf ya para pembaca, bukannya aku alergi sama batu akiknya, tapi aku tidak sebodoh itu, benda2 yang sering orang2 pingin berikan ke MI itu pasti dimaksudkan ada "isi"nya kan?? Itu dia yang aku tidak suka. (Ahahaha jadi inget Ime temen SMPku, kamu pasti suka sekali note ku yang ini nda....asem tenan!! Wakakakak!)

"Sebentarnya itu sampe kapann???"

Pertanyaan ini terjawab waktu dengan mendadak MI mengajakku ke Jakarta Minggu, 15 November 2009 lalu. Kata MI, teman yang diajak ke Jkt mendadak membatalkan, daripada tiket terbuang maka dia mengajakku. Dia juga cerita bahwa dia harus menyampaikan titipan barang kepada seseorang di Jkt juga. Barangnya apa? Ya akik itu! Oh syukurlah akhirnya kami bisa lepas dari akik itu, begitu batinku.

Kelegaanku tidak bertahan lama. Waktu menunggu boarding, MI mulai cerita tentang Mbah Bogel. Dia seorang paranormal kaya yang bakal menerima titipan akik itu nanti. Ketika aku diam2 bersyukur lagi karena sebentar lagi bisa lepas dari cincin akik itu, MI meneruskan ceritanya "Nanti cincin ini akan aku serahkan pada dia, trus sama dia ditukar sama sebilah keris kecil katanya."

"KERISS???" semprotku lagi. Untung penerbangan kemudian berjalan lancar, padahal pesawatnya terpaksa harus menahan beban berat ditumpangi kudaniL superbesar dan super ngambek!! Omelannya aja pasti bisa didengar burung-burung yang beterbangan di sekitar pesawat tuh!

"Cuma sebentar kok, nggak akan lebih dari 15 menit, habis itu kamu bisa ke CITOS untuk kopdar sama teman-temanmu" kata MI mencoba menenangkanku.

MI pinter, memang satu2nya hal yang sangat membuatku bersemangat hari itu adalah acara lunch kopdar bersama teman-teman. Apalagi hari ini aku mempersiapkan sedikit rencana untuk Mèri yang konon masih berada di Jkt sehingga bisa ikut. Rencana yang terpaksa harus kubuat sendiri karena Trio Lugu tak ada yang bisa menerima tantanganku ketika aku meminta skenario kepada mereka.

Sebagian pembaca mungkin sudah tahu cerita tentang Trio Lugu yang sangat kusayangi ini. Meri, mb Ulik dan mb Irma Eka Sari sama lugunya dengan Wawa kalau urusan merencanakan surprise2an dan ngerjain temen. Bedanya, Wawa memilih diam dan menerima nasibnya sebagai korban, menunggu surprise terjadi dan menikmatinya.

Tapi trio itu tidak. Mereka tidak pernah mengenal kata menyerah dan ngeyeL selalu ngotot membuat rencana2 dengan keluguan mereka. Rencana yang akhirnya banyak menuai berbagai macam kesuksesan : sukses kacaunya, sukses berantakannya (dirusak oleh keluguan mereka sendiri), sukses salah target, sukses berbalik menjadi senjata makan tuan buat mereka sendiri, macam-macam pokok nya. Yang jelas, selalu sukses membuat perut semua orang ngakak mules dan akhirnya kaku kram perut dan kram rahang. Perlu note tersendiri deh buat cerita mereka ini.

Meanwhile, siang itu begitu mendarat di Cengkareng, akhirnya aku harus jalan dengan rencanaku sendiri bikin surprise buat Meri. Kenapa yang kutuju Meri, karena memang aku belum pernah sekalipun bertemu dengan dia. Kemarinnya, ketika aku menghubungi mb Ulik juga mb Irma untuk memberi mereka kesempatan membuatkan skenario untukku, seperti biasa berakhir dengan perut kami bertiga (ya, mb May dan mb IYa tentu saja tahu semuanya) mulas tidak keruan.

Rencanaku, aku akan "menuduh" Meri datang ke Surabaya, dan marah2 sama dia karena tidak memberitahuku. Meri memang pernah berjanji akan menghubungiku kalau datang ke SUB , dan akan menyusun skenario rencana berdua untuk memberi surprised teman2 kami di SUB. Harapanku, Meri akan kebingungan aku tuduh begitu, sampai kemudian siangnya mengetahui bahwa aku justru ada di Jkt ketika kami bertemu di kopdar CITOS.

Akhirnya, setelah mendarat di Cengkareng, aku dan MI langsung meluncur ke rumah si paranormal tempat MI akan menukar cincin akiknya dengan keris. Sepanjang perjalanan aku memilih asyik kirim sms, mulai meneror Meri, daripada meladeni rasa sebalku pada MI, juga pada akik dan keris jahanam itu.

Dari info kanan kiri, aku mengetahui bahwa Meri hanya punya waktu jam 12 sampai jam 2 siang untuk kopdar. Waktu itu jam sudah menunjukkan pukul 11.30 sehingga aku merasa punya alasan untuk memberi "warning" supaya MI nggak pake acara lama dirumah mbah BogeL.

"Nggak akan lama, paling lama 15 menit aja kok". Benar lho ya, ancamku.

"Nanti selagi Mas Iwan urusan sama orang bernama aneh itu, aku mau nunggu sambil ke toilet, karena udah nahan kebelet pup dari sejak dua jam tadi nih." Oke, jawab MI. Dalam hati aku juga berencana untuk kembali mengurusi rencana meneror Meri pas menunggu MI itu aja.

Setelah beberapa kali mobil carteran nyaris nyasar dan sopir tanya sana-sini, sampailah kita dirumah si Mbah Bogel itu di kawasan Kebayoran. Rumahnya besar, dan kalau ada paranormal yang lebih memuakkan buatku, itu adalah yang kaya raya seperti ini. Karena menurut logikaku, itu berarti mereka bukan hanya jenis orang yang suka berurusan dengan barang2 gaib dan magic, tapi mereka juga hobi membisniskannya.

Ahh...aku sebal sekali harus berada dirumah ini. Aku juga sebal setengah mati sama MI. Hanya demi kesopanan lah akhirnya aku mau dipersilahkan masuk oleh penjaga rumahnya. Untung pikiranku disibukkan dengan rencana untuk Meri. Juga desakan kebelet pup yang harus segera diselesaikan. Urusan Meri menemui rintangan karena ketika tadi jam 11.30 (waktu masih di jalan) aku berniat menelepon Meri untuk marah2 sambil nangis menuduh dia ada di SUB, ternyata yang mengangkat mas Dua suaminya, dan dia bilang Meri masih tidur di rumah kost mas Dua di Depok.

Masih tidurrr??? Bukannya jam 12 dia ada acara kopdar di CITOS?? Lalu bagaimana bisa jam 11.30 dia masih molor tidur??? Padahal lagi, jam 4 sore dia harus sudah balik ke Depok karena jam segitu travel yang membawanya balik ke Jogja akan menjemputnya. Meri harusnya datang seawal mungkin ke CITOS kan? Biar bisa agak lama ketemu teman-teman??? Duhhh...mana Mb Maya juga nggak bisa dihubungi lagi. Aku mulai tegang dengan rencanaku sendiri.

Kami berdua kemudian dipersilahkan masuk kerumah si Mbah BogeL, dan aku tetap merasa itu sungguh nama yang aneh dan menyebalkan, bahkan lebih aneh dan menyebalkan dari nama Ki Joko Bodo sekalipun. Dan yang paling paling menyebalkan diantara semua adalah tetap MI dengan cincin akiknya itu!

Tapi sekalipun merasa sebal begitu, tak pernah sedikitpun aku menyangka, bahwa ketika aku melangkahkan kaki masuk kedalam rumah besar itu, adalah awal dari perubahan drastis perasaan sebal dan benci ku pada si cincin berwarna perak bermata akik ungu yang sangat norak itu...

(Bersambung ke Part 2)

Kamis, 12 November 2009

AmeL Dan Kakek Tak DikenaL

:::::.....


AMEL DAN KAKEK TAK DIKENAL

Semalam, kami semua ikut shock mendengar cerita Mb Sisil dan putri bungsunya Amel yang baru TK B.

Jadi siang kemarin itu (Rabu, 11/11/09) sekitar jam 12.45 mb Shiel agak telat jemput AmeL karena pulang dari acara pengajian (AmeL pulang jam 12.30). Itupun dia sudah membatalkan niat untuk beli makanan terlebih dahulu dan memilih untuk langsung jemput AmeL di sekolah karena sudah telat. Sesampai di sekolah, keadaan sudah agak sepi, tinggal tersisa satu dua anak yang bermain di halaman sekolah (didalam pagar). Mereka juga sedang nunggu jemputan. Ketika dilihat tidak ada AmeL disitu, mb Shiel pun masuk ke lorong menuju ke ruang baca, karena di ruang baca itulah biasanya anak-anak dikumpulkan ibu guru, untuk menunggu dijemput supaya lebih aman.

Baru saja mb Shiel berjalan sampai setengah lorong ketika pas didepan pintu ruang kepsek dia melihat pemandangan yang membuat pikirannya membeku.

Ada AmeL disitu, sedang berjalan keluar digandeng oleh seorang kakek yang sama sekali tidak mb Shiel kenal. Si AmeL digandeng tangannya oleh si kakek itu, sementara di pundak si kakek bertengger tas sekolah AmeL.

Hati ibu mana yang tidak beku karena shock melihat pemandangan seperti itu. For the record, diantara kami semua mb Sisil itu paling frontal orangnya. Darah Madura-nya nggak bisa dinafikan, membuat dia selalu paling cepat berdiri dan berteriak ketika ada sesuatu yang tidak diinginkan. Tapi kali ini mulutnya serasa terkunci, bahkan (menurut pengakuannya) seluruh badannya tidak bisa apa-apa lagi kecuali tanpa komentar mengambiL semua yang ada ditangan kakek itu...tanpa memperdulikan lagi segalanya, termasuk si kakek yang terlihat kaget juga bertemu dengan mb Shiel dan sempat terdengar melontarkan kata-kata "Saya kira anak ini...bla...bla..bla". Mb Shiel pun sudah tak mendengar lagi lanjutan kata-kata si kakek.

Yang dilakukan mb Shiel hanya mengambil alih anak bungsunya. AmeL ditariknya, juga tas sekolah, dan dengan buru-buru membawa semuanya masuk ke mobiL dan memacu mobil cepat-cepat pulang kerumah. Sepanjang perjalanan, mb Shiel masih membeku, tak mampu bicara apapun kecuali berkali-kali menyebut nama Allah. Sambil dengan ngeri membayangkan apa yang terjadi kalau saja tadi dia jadi beli makanan terlebih dahulu. Atau kalopun misalnya dia hanya semenit saja telat menjemput AmeL. Mb Shiel yang premanita itu, ternyata kali ini cuma bisa speechless...

Ketika sampai dirumah, pelan-pelan AmeL ditanya, dan jawaban yang meluncur dari mulutnya hanya "nggak tahu Buk...aku nggak tahu...". Sampai-sampai ketika malamnya masalah ini diketahui teman-teman via sms, telpon, YM atau BBM, ada yang akhirnya menyebut kata gendam, hipnotis, sirep dan sejenisnya...duhh... Terus terang aku juga ngeri setengah nggak percaya semua ini bisa terjadi di sekolah Bea...pada AmeL lagi! Padahal kami semua mengenal AmeL sebagai anak yang pintar, cerdas dan kritis.

Malam itu, kami semua yang mendengar cerita Amel, ikut pucat ngeri dibuatnya...



LARAS DAN KAKEK TERSAYANG

Siang itu, Rabu 11/11/09 Laras yang baru duduk di bangku TK B keluar kelas dengan agak rewel. Pak Ji, si bapak tukang becak yang biasa menjemputnya sampai kewalahan. Rupanya Laras tidak mau pulang. Laras hanya mau pulang kalau dijemput oleh kakeknya yang baru pindah 10 hari ini dari Jogja kerumahnya di Surabaya.

Merasa tak bisa membujuk si Laras, Pak Ji pun menelepon rumah Laras dan menceritakan hal ini. Kemudian si Kakek pun memutuskan untuk berangkat ke sekolah menjemput cucu tersayang yang rupanya sangat menginginkannya.

Sesampai di sekolah, sudah sepi...maklum jam sudah menunjukkan jam 12.45 sementara jam pulang memang sudah 15 menit berlalu.

Halaman sekolah sepi, Kakek pun menuju ruang baca. Disana juga terlihat sepi, hanya tinggal Laras seorang yang masih menunggu jemputan di ruangan itu. Tanpa perlu sepatah katapun Kakek hanya tersenyum melambaikan tangannya memanggil cucu cantiknya untuk pulang bersama-sama. Dilihatnya sang cucu langsung menghampirinya. Dengan sayang dibawakannya tas sang cucu, dan digandengnya tangan Laras. Mereka berdua pun berjalan bergandengan tangan melewati lorong.

Pas ditengah lorong, tepat didepan pintu ruang kepala sekolah, sekonyong-konyong Kakek melihat ada seorang Ibu yang berjalan menuju mereka berdua. Si Ibu ini, tanpa berkata sepatah katapun, langsung mengambil tas sekolah Laras yang disandang di bahunya. Tangan Laras yang sedang digandengnya pun ditarik si Ibu itu.

Yang paling mengejutkan Kakek adalah kenapa Laras menurut saja diajak Ibu itu?? Laras malah memanggil si Ibu itu dengan sebutan "Ibu"??? Mungkin detik itulah Kakek akhirnya sadar bahwa itu memang bukan Laras, cucunya... Dan sebelum Kakek bisa menjelaskan apapun kepada si Ibu, mereka berdua sudah ngibrit meninggalkan si Kakek ditengah lorong didepan pintu ruang kepala sekolah yang sudah sepi siang itu...

:::::.....

Begitulah ceritanya...

Pagi tadi, dengan perasaan yang tidak menentu masih shock mb Shiel memutuskan untuk menghadap pihak sekolah. Bu Chodijah yang mewakili sekolah menerima mb Shiel, ternyata sudah menunggu ditemani kakek dan neneknya Laras untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Mb Shiel si premanita pun, akhirnya hanya bisa memutuskan untuk menyimpan lagi taringnya. Ketika keluar dari sekolah dan menceritakan semuanya kepadaku (yang memang sengaja menunggu di bakery sekolah), perasaan mb Shiel masih tak menentu, antara geli, merasa tak percaya dan masih speechless tak bisa komentar apa-apa.

Pertanyaanku, trus Laras dimana waktu siang-siang kemarin itu??

Menurut cerita Bu Guru, tak lama setelah Pak Is becak menelepon rumah Laras, dia kembali membujuk Laras yang rewel dan kemudian berhasil. Laras pun mau diajak pulang. Setelah insiden dengan mb Shiel di lorong depan ruang kepsek itu, ganti si Kakek yang panik demi mengetahui anak yang digandengnya tadi ternyata BUKAN Laras cucunya. Kakekpun langsung kembali masuk mencari Laras dan panik karena Laras sudah tidak ada. Ibu Guru pun bingung karena kok ada lagi yang datang menjemput Laras?? Bukannya Laras sudah pulang dengan Pak Is???

Maka jelaslah semuanya... Kakekpun akhirnya berhasil menemukan cucunya si Laras dan Pak Is di gang sebelah sekolah...

Mb Shiel pun melanjutkan ceritanya. Tadi pas dia ketemuan (dan sempat foto2 pulak wahahaha) dengan Bu Guru dan Kakek-Nenek nya Laras, mereka sudah saling meminta maaf. Terutama si Kakek.

Kakek :
"Maaf lo Buk, saya bener nggak ada maksud apa-apa... Saya kira itu Laras cucu saya... Mereka mirip dan hanya tinggal ada satu anak di ruang baca. Lagian AmeL nggak tertawa, coba kalo AmeL tertawa saya pasti tahu kalo itu bukan Laras, soalnya kan kalo Laras ada giginyaa..."

Mbak SisiL : **speechless**

Kakek :
"....dan ini sudah KEDUA KALINYA terjadi pada saya lo Buk..."

Mbak SisiL : **gubraaxxx**

Hahahahahaha. Aku juga nggak bisa apa-apa selain ketawa mendengar ceritanya. Jadi inget temen-temen dudulers...yang juga suka salah kalo melakukan apa-apa... Jadi inget diriku sendiri yang juga begitu.... Dwoohhhhh....

Tahu nggak apa yang ada dipikiranku??? Si Kakek itu seharusnya bikin account blog atau Facebook. Aku akan dengan senang hati add beliau, dan memasukkan FB beliau ke list "DUDULERS".

:::::.....

Rabu, 04 November 2009

Doa Hari Ke 29 Ramadhan

Ya Allah Yang Maha Segalanya...
Aku bersaksi,
Ketika aku merasa sedih dan kesepian,
Tidak ada yang akan bisa membuatku tersenyum KECUALI Engkau..

Ya Allah, hatiku kini sedang sedih tak terperi.
Sungguh, dalam pilunya tangisku, aku membiru merindukan RamadhanMu.
Aku...sungguh masih terlalu banyak kesia-siaan yang kulakukan pada Ramadhan ini...
Ampuni aku Ya Allah...
 
Yang hanya bisa bersimpuh sujud memohon menggerung padaMu YA ALLAH...
Sampaikan waktu kami pada RamadhanMu lagi,
sampaikan kami...
Wahai Engkau Maha Mengabulkan doa,
Amiinnn Yaa Robbal Alamiin..


Doa Hari Ke 28 Ramadhan

Ya ALLAH

Engkaulah satu-satunya Pujaanku....
Engkaulah satu-satunya tempatku mengadu....
Engkaulah satu-satunya pemberi nikmat dibalik semua musibah...


Ikhlaskan aku....Ya Allah..
Ikhlaskan aku.....
Atas segalanya.....ikhlaskan aku....
Ingatkan terus hatiku akan kebesaranMu Ya ALLAH....
ikhlaskan hatiku....

Karena aku hanya ingin bersamaMu Ya Allah...
Aminn Yaa Robbal Alamiinn...

Doa Hari Ke 27 Ramadhan

Ya Allah Maha Segalanya...

Aku mohon kepadaMu...
Lindungilah dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka.
Jadikan semua sakit kami sebagai kifarat pembakar dosa,
Jadikan semua kesenangan dan bahagia kami sebagai pengingat atas namaMu.
Hanya namaMu...

Tetapkanlah ikhlas dan nikmat syukur kami menjadi urat nadi kami,
Dan masukkanlah kami kedalam golongan orang-orang yang selamat,
Aminn Yaa Robbal Alamiin...

Doa Hari Ke 26 Ramadhan

Ya Allah...

Lagi-lagi KAU buat aku merasakan jatuh cinta kembali...
Terimakasih telah pilihkan dia untukku Ya Rabb..
Bukan laki-laki terbaik tapi sungguh kurasa cuma dia yang paling pas untukku.
Arungi hidup bersamanya tidak membawaku kemanapun kecuali lebih dekat dgnMu Ya Allah..
 
Ternyata benar,
Hanya Kau lah yang tahu apa yang terbaik...
Aku bersaksi Ya Allah, cuma ENGKAU lah yang terbaik

Maka aku mohon...
Pendekkanlah selalu jarak kami kepadaMu,
Tapi panjangkanlah jodoh kami berdua Ya Allah...
Dunia sampai akhirat-Mu...
Aminnn YRA


Doa Hari Ke 25 Ramadhan

Duh, makasih buat Elly yang telah dorong2 aku untuk memposting sisa doa harianku waktu Ramadhan lalu....aku jadi nyambangi rumah MP ku yang sudah agak berdebu ini *hiks*.....

Akhir Ramadhan memang selalunya jadi waktu ribet, sehingga doa harianku di akhir-akhir Ramadhan hanya sempat tercetus di status Facebook saja...

:::::.....

DOA HARI KE-25 RAMADHAN :

Ya Allah....
hari ini aku bersimpuh memohon padaMu untuk 2 jiwa,
dimana disana terdapat pintu surgaMu untukku.

Sepasang lelaki dan wanita terbaik yang sangat kucinta
yang telah Kau pilihkan sendiri untukku
Suami dan ibukku...

Ya Allah,sayangilah mereka...
Ampunkan semua dosa mereka,
Lindungilah setiap langkah mereka,
tuntunlah setiap nafas mereka,
kekalkan cinta kasih kami semua
bersama dalam rahmat dan ridloMu slamanya Ya Allah...
amin Yaa Robbal Alaminn...