Hemm...postingan yang ini kayaknya lebih kental nuansa business-nya ya... Sarat dengan cerita seluk beluk dan dinamika strategi bisnis. Tapi tentu saja dari sisi saya sebagai istri dan pendamping, bukan pelaku :D
Ini sekalian menjawab pertanyaan yang banyak muncul juga dari teman-teman selama ini...
“Apa rahasia suamimu? Di umur yang masih sangat muda sekarang ini, tetapi sudah bisa begitu mapan secara ekonomi?” biasanya begini nada pertanyaannya.
Kerja keras, SUDAH PASTI! Yang ini memang tidak bisa ditawar lagi. Akulah saksi yang paling tahu betapa kerasnya mas Iwan bekerja, sifat yang buatku jatuh cinta –ehm- :-). Dan jangan lupa, karena dia menikah muda, kerja kerasnya itu sudah dimulai jauuuhhh lebih awal dari teman-teman sebayanya. Disaat yang lain masih menghabiskan waktu jalan-jalan di mall, nonton dan gaul, mas Iwan sudah menghabiskan waktunya dijalanan untuk mengejar target penjualan, membayar tagihan dan membiayai istri dan dia sendiri kuliah.
“Rahasia lainnya? Pasti ada doong...”
Ada! Rahasia lainnya ini adalah yang selalu kita sebut RAHASIA ALLAH! DIA-lah yang telah berulangkali menunjukkan kepada kami selama ini, bahwa ketika manusia bekerja keras dalam berikhtiar, maka akan muncullah banyak kemudahan dan “keajaiban” dari-Nya.
*****
Oke, yang berikut ini agak konyol.
Aku orang yang tidak terlalu gampang terkesan dengan pujian. Bahkan, seringkali aku takut bila dipuji orang (ada yang bilang pujian adalah racun, dan aku percaya itu). Tetapi ada satu pujian yang sangat sering keluar dari mulut suami, bahkan dari awal kita pacaran sampai sekarang. Yang agak memalukan, bukan hanya ketika berdua, dia juga sering mengungkapkan didepan orang lain (dan dia bukan model laki-laki yang suka memuji wanita didepan orang banyak lho! :D). Celakanya, pujian yang satu ini sampai detik ini pun ternyata masih berhasil membuatku tersipu (mungkin tersipu ini adalah salah satu tanda-tanda orang yang keracunan ya? :D).
“Siapapun laki-laki yang kaudampingi, dia akan gampang sekali menjadi laki-laki yang sukses!!”
Duuhh......
Bagaimana tidak? (ini masih mengutip kata suami lho :D).
Katanya, “Kamu tidak pernah sekalipun protes walaupun selalu ditinggal bekerja dalam waktu yang lama.”
Jawabku: habis bagaimana lagi? Konsepku tentang laki-laki adalah menurutku mereka akan terlihat dan terasa sangat seksi ketika sedang serius bekerja keras untuk mencari nafkah keluarganya (apapun itu jenis pekerjaannya) :D
Katanya, “Kamu juga tidak pernah mengekang suami untuk pergi kemanapun dia mau. Mau nongkrong dengan teman-teman cowonya, mau pergi main sepakbola atau badminton sesering yang dia mau, semua hanya perlu pemberitahuan, tidak usah pake memelas minta ijin istri seperti beberapa teman”
Jawabku : Pertama, berapa kali sih mas yang workoholic ini punya waktu nongkrong sama temen2 cowonya? Aku tahu pasti bahwa hobinya ya kerja! Dan kedua, bagiku suami yang masih menyimpan rasa takut sampai harus minta2 ijin untuk pergi sama istrinya, sama sekali juga tidak seksi! Baik sang istri maupun sang suaminya sama2 tidak seksi!! :D
Katanya : “Kamu selalu siap diajak berbagi cerita apa saja, dari soal keluarga, anak-anak, pekerjaan, manajemen, marketing, sampai konyolnya teman-temanku ketika kami main futsal”
Jawabku : Aku juga tak punya pilihan lain karena bagiku, ceritanya, caranya bercerita, his passion, semua memang dimataku begitu mengagumkan, tak bosan-bosan rasanya. Selalu ada hal menarik yang dia bawa pulang setiap harinya. Dunianya adalah duniaku, duniaku adalah dunianya. :D
“Suami yang punya istri pengertian dan mendukung kaya kamu, akan gampang sekali menjadi laki-laki yang sukses.”
Tahukah kamu mas, ini dia rahasiaku, akan sangat mudah bagi wanita mana saja untuk menjadi istri yang pengertian dan mendukung, kalau suaminya adalah laki-laki yang mengagumkan seperti kamu... :-)
(sudah kubilang tadi kan, yang barusan tadi ini memang konyol :D)
*****
Dengan sifat mas Iwan yang pekerja keras, tentu tidak mengherankan kalau usahanya pelan-pelan berkembang. Sedikit demi sedikit dagangan yang bisa dijualnya bertambah. Dengan catatan, biaya hidup kami tidak boleh bertambah, karena yang utama sekarang tentu saja menambah modal untuk usaha. Waktu itu pun tak terasa kami sudah bisa kredit mobil pick-up untuk mendukung usaha.
Baru saja usaha jalan, waktu itu tahun 1997, kita semua pasti tahu apa yang terjadi. Krisis moneter melanda, ekonomi kolaps dan dunia usaha kacau! Banyak perusahaan, pabrik bahkan bank yang jatuh dalam kebangkrutan dan kolaps.
Kalau usaha yang besar saja banyak yang tumbang, apalagi yang kecil seperti yang baru kami mulai? Sempat mas tidak bisa berjualan selama beberapa minggu, karena hasil penjualan tidak akan cukup untuk membeli barang lagi yang harganya sudah melangit. Jujur, saat itu kami berdua sempat sangat ketakutan dengan masa depan keluarga kecil kita ini. Didepan mata kami, banyak sekali orang-orang bertumbangan di dunia usaha.
Termasuk salah satunya adalah sebuah pabrik paku yang tanpa sengaja mas Iwan lewati suatu hari di daerah Gresik. Lewat seorang tukang becak dia dapat informasi bahwa pabrik itu baru saja menghentikan produksinya karena imbas krisis moneter. Terlalu banyak membaca buku2 filsafat perang Cina, serta merta mas pun melihatnya sebagai salah satu “korban perang yang ditinggalkan musuhnya” (ha ha kelak sampai sekarangpun, aku sering dibuatnya ampun2 kalo dia sudah menjlentrehkan filsafat2 bisnisnya ini, duhhh).
Singkat cerita, mas pun berhasil negosiasi dengan manajemen pabrik itu untuk menjadi distributornya. Sebagai catatan saja, untuk menjadi seorang distributor pabrik barang2 besi, dalam kondisi normal akan sangat sulit! Selain jaringan marketing yang sudah luas dan mantap, biasanya mereka juga mensyaratkan kapital (modal) yang besar, dan harus ada batasan penjualan minimum (bisa2 ratusan ton sebulan!).
Tapi mas Iwan, dengan membawa banyak rencana kedepan (yang saat itu, di masa krisis tentu saja kelihatan agak mustahil dijalankan), dia pun berhasil membuat pemilik pabriknya menyetujui MoU dari “Mission Imposible” itu. Mungkin pihak pabriknya waktu itu heran juga, kok ada ya orang yang mau-maunya jadi distributor pabrik paku yang sudah berhenti produksi. Dan yang pasti, tak ada syarat penjualan minimum yang ditetapkan pabrik, wong pabriknya memang berhenti produksi!.
Dengan kenekatan yang sama dengan ketika dia memutuskan menikahiku, diapun menjanjikan bahwa selama waktu tertentu dia akan menjualkan semua produk pabriknya, berapapun jumlahnya (tentu setelah dia menghitung2 bahwa dengan kondisi pegawai pabrik, harga bijih besi yang melangit dan harus diimpor dalam dollar, produksi mereka tidak akan banyak).
Setelah penandatanganan MoU-nya, ketika pulang mendapatiku, si mas dengan antusias menyalamiku, “Kenalkan Bu, saya distributor pabrik paku!” Senyum lebar yang menghias wajahnya waktu itu benar2 tak terlupakan dan membanggakanku dengan cara yang sangat seksi! ;-)
Besoknya, kugodain dia. “Hm...pabrik paku yang kauceritakan ini, terkenalkah? Besarkah? Berapa produksinya perbulan? Karyawannya pasti banyak ya?”
“Wis embuh! Pokoke aku distributor! (Nggak peduli! Yang penting aku distributor-red). Bayangkan, di seluruh Indonesia (bahkan dunia), saat ini hanya aku yang boleh menjual Paku Merk Super-Q!”
Saat itu memang benar-benar menjadi his moment...tak perduli bahwa merk yang dia jual itu sedang menghilang dari pasaran karena pabriknya kolaps, caranya mengatakan “Merk Super-Q” seolah-olah seperti itulah merk paku paling top dan laris diseluruh dunia! Hihihi...oh I love him for his big dream...!! Umurnya baru 22 tahun waktu itu.
Sekarang masalahnya, bagaimana dia akan menjual pakunya? Karena ternyata beberapa minggu setelahnya, si pabrik pun sudah memulai produksi. Lagi-lagi dia ambil langkah nekad, melamar Bapakku untuk jadi partner. Ini supaya mas diijinkan jual pakunya di pasaran tempat Bapakku berdagang, yaitu di daerah-daerah (diluar perkotaan Surabaya). Sebagai gantinya, mas Iwan berjanji akan menjualkan barang Bapak yang waktu itu paling susah laku!!
Aku sempat memprotes keputusan gila ini (juga ke Bapakku yang sama2 nekat malah menantang si menantunya! Dasar tumbu ketemu tutup – klop!), karena berarti bukan hanya dia harus mengejar target jual paku beberapa ton sebulan, dia juga harus memenuhi target Bapakku harus menjual sejumlah beberapa ton lagi besi beton setiap bulannya!! All over the province!! Aku tak membayangkan akan sesibuk dan sekeras apa dia bekerja !!
(Makanya suka gemes juga kalo ada yang komentar begini : “Pantes aja Iwan cepat sukses, wong kerja di mertua yang sudah besar usahanya, enak sekali!” .....mereka tidak tahu bahwa sebenarnya waktu itu, mas Iwan sudah menjadi partner yang setara dan saling membutuhkan bagi bisnis orangtuaku)
*****
Singkat cerita, pabrik itupun dalam waktu yang singkat ternyata berhasil bangkit kembali. Pemiliknya sampai sekarang menjadi partner dan teman yang sangat dekat dengan mas Iwan (walaupun dia tentu saja sudah seumuran orangtua kami). Secara mengejutkan, keputusan kapan-jual dan kapan-beli yang diputuskan mereka berdua bersama justru menghasilkan keuntungan yang luar biasa di masa krisis itu.
Harga barang yang melonjak tidak menentu disaat krisis itu, ternyata justru adalah jalan Allah untuk kami akhirnya malah bisa membeli rumah sendiri...Subhanalloh, alhamdulillah...siapa yang bisa mengira?? Bahkan kami pun rasanya sulit percaya...Tidak akan ada yang punya kuasa dibalik semua ini kecuali Allah azza wa jalla... (Semoga tak ada yang kami lakukan untuk menghadapi semua ini kecuali memperdalam sujud dan syukur kami..amin)
Dibalik Kesulitan, Allah berjanji PASTI ada Kemudahan...!!
*****
Sekarang ini, setelah hampir 10 tahun usaha, selain di pabrik paku itu, mas Iwan sudah juga menjadi distributor untuk beberapa barang/pabrik lain. Cukup sering buat kolega melongo begitu tahu umurnya, tapi yang paling membuatku bangga, dengan sistem yang sudah tertata di kantornya sekarang, mas tidak lagi menemui kesulitan untuk menghabiskan "waktu yang berkuantitas dan berkualitas" dengan anak-anak dan isterinya dirumah... Subhanalloh...Semoga inilah tanda bahwa rezeki yang kami terima dari Allah SWT, berkah adanya...Amin..!!
Tahukah apa cita-cita kami berdua sekarang? Tak ingin menjadi danau, kami hanya ingin menjadi sungai... ;-) mohon doanya... :-)
*****
(bersambung ke bagian terakhir...)