Bikin Catatan Renovasi ah...
Disingkat CaRen aja ya?? heuheuheu
ARSITEK YANG (HARUS) TAK BIASA
Dulu, kami memutuskan untuk menghubungi Mas Awi untuk membuatkan design rumah karena bagi kami dia arsitek yang tak biasa. Tak biasa disini bukan apa-apa, maksudnya dia sudah cukup mengenal karakter kami berdua. Mas Awi adalah teman SMA Mas Iwan. Kuliahpun di universitas dan fakultas yang sama meskipun beda jurusan (MI di Teknik Sipil, sedang Mas Awi di Arsitektur).
Dahulu kala, 15 tahun yang lalu ketika MI masih mengira bahwa aku adalah orang yang bisa digombali (hahaha), MI pernah menghadiahkan aku sebuah kaset berisi lagu-lagu pilihan rekaman sendiri (jaman SMA dulu
So Mas Awi and us, we already got history together. Aku percaya kami akan bisa menjalin komunikasi dengan baik karena memang sudah lama saling mengenal. Dan menurutku, secara pribadi, Mas Awi adalah tipe yang tak mudah berjengit aneh kalau misalnya nanti ada permintaan yang tidak biasa dan personal dari kami (menyangkut design rumah tentu saja).
Proses perencanaan pun dimulai. Kami mengkomunikasikan beberapa catatan khusus menyangkut design rumah yang kami inginkan. Berikut catatan yang kami rangkum dari tempat kejadian **sotoy.com** :-D
KONSEP RUMAH
Waktu itu sih sudah booming model-model rumah modern minimalis, maka catatan pertama yang kuberikan adalah, aku sangat menyukai
Untuk pengaturan ruangan, yang pasti kami ingin rumah yang legaaaa....selega-leganya dengan lahan yang terbatas ini. Kenapa? Pertama, karena kami sadar tidak ada anggota keluarga ini yang pendiam. Bahkan, semua cenderung tak bisa diam. Jadi untuk menghindari banyaknya kasus kejedug tembok, saling jedug satu sama lain, kesandung furniture atau terbanting ke pintu, rasanya rumah yang tidak banyak sekat akan lebih sesuai untuk kami sekeluarga. Kedua, memang dasarnya aku tetaplah orang ndeso. Kalo di desa
Kemudian yang juga penting untuk dijadikan catatan adalah soal kamar tidurnya si mbak. Selama ini diam-diam aku selalu merasa kepingin protes saja melihat desain-desain rumah yang hanya menyisakan sepetak kecil untuk kamar tidur pembantu. Tak jarang luasnya tak lebih dari kamar mandi, padahal praktiknya, mbak lah yang nantinya lebih banyak terjun untuk merawat rumah
RAB...RAB...MEMBLE H2C....
Membuka lembar demi lembar gambar desain dan gambar kerja rumah, selalunya menjadi hal yang menyenangkan. Imajinasi akan bagaimana kelak ketika gambar ini akan terwujud nyata selalu menari-nari indah. Apalagi diam-diam memang sudah sejak lama aku menaruh minat pada bidang arsitektur dan interior. Bidang ini lah yang menjadi pilihan minat sejak dulu setelah Psikologi. Bertahun-tahun aku rajin beli buku dan langganan majalah/tabloid arsitektur (semua numpuk sampai sekarang memenuhi lemari). Jadi memandangi detil demi detil rancangan rumah sendiri pastilah membuat pikiran terbang kemana-mana.
Baru aku merasakan terbanting berdebam ketika kemudian yang kubuka adalah lembar demi lembar yang memaparkan soal Rancangan Anggaran Biaya (RAB). Ya Allah, membangun rumah sekarang ternyata segini mahalnya ya... Kontrak dengan Om Kusnadi (tetangga dan geng cangkruk MI yang jadi kontraktor/pemborong proyek rumah kami) menyebutkan angka 1,8 – 2 juta/m2. Memble bener jadinya.... Padahal sudah rahasia umum, bahwa ketika membangun rumah, RAB ini selalunya akan mengalami pembengkakan, bahkan bisa beranak pinak nggak keruan... Duh semoga ini nggak terjadi, kalaupun terjadi semoga nggak banyak-banyak overbudgetnya.
But...!
Kami harus banyak-banyak bersyukur. Banyak cara menuju penghematan. Thank God, Mas Iwan kerja di bidang perdagangan bahan bangunan. Paling tidak, kalau mengandalkan dagangan sendiri aja, urusan besi beton, paku, tripleks, dan beberapa bahan lain, bisa membuat memble kami agak berkurang. Jauh berkurang malah karena di RAB dimasukkan harga galangan, sedangkan kami hanya perlu membayar harga pabrik saja. Batu bata, kita malah produksi sendiri. Untuk bahan-bahan lain seperti semen, pasir, batu kali dll. ada puluhan kolega dan toko langganan yang alhamdulillah siap membantu dengan diskon harga yang bagus. Harap-harap cemas, minimal kalau 10 persen dari RAB saja, bisalah kita pangkas dari ini. Lumayan
(bersambung)
:::::.....
Semoga menjadi rumah yang berkah ya bak..
BalasHapusaku selalu senang mendengar cerita orang bikin rumah :)
aminnn...suwun sanget doanya ya mbak...
BalasHapussama mbak, aku juga seneng...
mugo2 kali ini pas menjalani sendiri, bisa lancar dan dimudahkan :-)
sudah berapa persen mbak rumahnya?
BalasHapuskapan ya bisa main?
*hehe pulang mudik sekarang agendanya hanya ke t.Agung niyy padahal pingin liat rumahnya mbak wahida ^__^
masih 20 persenan kali La, baru aja kelas bikin tiang2 betonnya :-D
BalasHapusjadwal sih kelar lebaran nanti, mudah2an nggak molor
hihihi ya udah gpp kita ketemu di TA aja, lebih emoy makanannya disana!! **makanan mulu yag dipikir hihi**
Aiih kalau deket aku mau nitip beli bhn bangunan yang dpt disc hi..hi..moga lancar mbangun rmhnya..
BalasHapusaku nitip rumah hasil disc aja deh :P
BalasHapusmemang rumah itu yang penting gampang dibersihkan... ;))
BalasHapustapi desain ruang terbuka itu kekurangannya pada privasi dan kalo ada pojok berantakan, semua rumah jadi terlihat berantakan... tapi enaknya, kalo berantakan cepet keliatan...
hihihi boleh mbak...:-D lagi mbangun juga kah?
BalasHapusaminn makasih doanya mb Arie :-)
hihihihi dasar, selalu maunya matengannya ajah :-P
BalasHapusbetul Rind **haha dasar kita aja yang suka kebluk nggak mau susah urusan bersi2in kali hihi** tapi memang aku udah sering lihat, rumah yang banyak detil dan susah dibersihkan, kadang2 jadi lusuh beberapa waktu kemudian......sayang kan?
BalasHapuspikir2, rumahku dari jaman dulu juga gak pernah bersifat privasi kecuali mungkin kamar tidur.....karena selalu jadi basecamp, tempat ngumpul anak2 tetangga (bahkan sekarang pun, ketika kita lagi ngontrak dirumah yang lebih kecil dari rumah sebelumnya) **tepok jidat** :-D
ngak mau ah 10%.. maunya 20% :P
BalasHapus*nah loh*
semoga bisa berjalan mulus..lus..lus
jangan lupa undang2 kalo "ngeslupi" rumah barunya ya......
BalasHapussampai 2 juta permeter persegi ya? mantep... tnyata lbh murah dibanding yg diperkirakan oomku yg kontraktor, hehe... aduh kapan ya bisa dapet rejeki buat renov rumahku disana? alhamdulillah seenggaknya masih punya tetangga seperti dirimu, hihihi....
BalasHapusthanks ya infonya. secara kita calon tetangga, bisa jadi masukan neh. termasuk dimana mendapatkan bahan baku murah... dududududu... *lirik2 calon tetangga*
ini ngajak tawar2an harga toh??
BalasHapus**lempar bli Gde ke meja marketing di kantor** heuheuhe makasih ya doanya, amiinn...min...min :-D
ngeslupi iki opo sehh??
BalasHapusapane selop?? **adohe** haha
hauhauhauhua terakhrinya mantab!! iyaaaa insyaAllah nanti dibantu diskon dehhhhh :-D
BalasHapusyang diperkirakan om mu berapa memangnya? *penasaran* atau mungkin spesifikasi bahan dan pengerjaannya lebih halus kali Tyk, makanya lebih mahal...atau memang ambil untungnya si Om gede aja kali **hihihi**
we lhah luasan kamare si mbak dari pada kamar kami mbak.....wis penak tenan...
BalasHapusnga sabar liat hasilnya nanti, ditunggu fotonya y..
BalasHapusaduh, jadi malu.... ^_^
BalasHapusterimakasih mbak Rita, hehehe insyaAllah ya **nggak janji tapinya hehe** :-D
BalasHapusseneng ya ngerancang rumah...enak yg minimalis tapi nggak kaku...klop tenan seleramu karo kesenenganku yo B..nek wis beres kabeh, aku oleh dholan nang omahmu yo? :)
BalasHapusSemoga lancar dan sesuai dengan keinginan hasil proyeknya...rumah yang bagai surga yg didahulukan...:)
aduh, mbak anti mau punya rumah baru ya. . . .
BalasHapussemoga bisa jadi rumah idaman sekeluarga ya mbak..
oh. .ya, rumah yang baru letaknya dimana mbak?
lho....biarpun belum beres, kamu boleh kok dolan.... **wink2**
BalasHapusaminn, thx Pul
BalasHapusrumah yang baru letaknya ya sama dengan rumah yang lama,
wong rumah lama dibangun kembali :-D
ow...gt...ta, trus skrg sampeyan tinggal dimana, sementara rumah dibangun?
BalasHapus