Pembaca sekalian, percayakah Anda pada karma??
Dalam berbagai hal, aku percaya. Dan hari ini aku kembali membuktikan sebuah karma.
Aku masih inget sebuah cerita yang terjadi di TPS tempat aku mencontreng pada pemilu legeslatif beberapa bulan yang lalu. Waktu itu, aku sempat geli gara-gara kertas suara yang (terlalu) lebar ukurannya. Akhirnya aku jadi banyak mentertawakan dalam hati beberapa orang tetangga yang (ironisnya) sedang serius menggunakan haknya di bilik suara.
Sekali lagi, semua memang gara-gara kertas suara yang terlalu lebar ukurannya itu.
Hari itu, dengan geli, walaupun dalam hati, aku mentertawakan tingkah orang-orang di TPS itu...
Dan hari ini, di pilpres kali ini akhirnya aku mendapatkan karmaku....
Oya, pertama, banyak yang bertanya-tanya apakah aku jadi berangkat ke TPS tanpa mandi terlebih dulu....jawabnya tentu saja jadi **nyengir**...udara
Kedua, aku memang sudah berniat untuk tidak mencontreng. Bukan karena golput, tapi karena jauh hari Abe sudah berpesan, bahwa nanti dia yang akan mencontreng untukku. Sedangkan Bea akan mencontrengkan kertas suara milik Mas Iwan. Berempat, berangkatlah kita ke TPS. Dua orang pemilih resmi, dan 2 orang lagi pemilih selundupan yang belum cukup umur tapi sudah ngeyel pengen ikut mencontreng (hihi).
Proses pendaftaran tentu berlangsung dudul. Untung Om Heru, tetangga yang bertugas jadi petugas pendaftarannya sudah faham gimana umeknya Abe dan Bea. Yang pingin ikut tandatanganlah, yang tak sabar bertanya mana kertas yang dicontrenglah, yang buru2 pingin masuk bilik suara lah. Dudul.
Kemudian sampailah kami berempat di bilik suara masing-masing. Kulihat di sebelah kiri, Mas Iwan sibuk menenangkan Bea yang tidak sabar mencontreng. Tepat berdiri didepanku, Abe juga sudah membuka kertas suaranya. Kemudian disitulah akhirnya karma yang kuceritakan diatas, kudapatkan....
Oya, setelah melipat kembali kertas suara,
Kembali ke karma. Kalau dulu aku aku sempat dalam hati geli mentertawakan orang-orang yang sedang di bilik suara, maka kali ini akulah yang menjadi tertawaan semua. Bukan hanya tawa dalam hati, tapi tawa yang cukup ramai....saat sedetik sebelum mencontrengkan pilihanku, Abe dengan suara keras memastikan dia nggak akan salah nyontreng...”Nomor DUA
**gubrakkk**
HEheee.. 3 dooong..
BalasHapusahahaha.... ketahuan! 2 kan buk??
BalasHapushati-hati,, ntar dapat kodok beneran, lho!
Yang kena karma bukan anda doang.
BalasHapusTapi orang laen yang ada di TPS.
Untung kagak pingsan kena aroma asli anda.
Huuaaa haa haaa!
Hahaha...
BalasHapushahahaha....lucu dah
BalasHapusapapun pilihannya, yang penting damai kan mas?? hehehe pisss :-)
BalasHapushahahaha itulah masalahnya mbak, trus kodoknya mau diapain yaa?? **garuk2** :-D
BalasHapushauhauhauhau itu juga yang dibilang temen2 saya di facebook pak
BalasHapus**heran, padahal wangi gini...** hihi
ya.. ketahuan pilih nomer dua deh :P. tossss buat abe n bea
BalasHapushah? kodoknya nomer 2??
BalasHapusheuheuhe :-D
BalasHapushalo mbak..... *masih nyengir*
hehehehe
BalasHapusnyontreng dimana mas? pake mudik ga?
Aku golput
BalasHapusBerat diongkos kalo mudik cuma buat nyontreng...(Semarang-Malang jauh jeng)
Jadi aku gunakan hak untuk tidak memilih
yaaa...ketauan juga deh bli nyontreng apa....tinggal nunggu berani nggak presiden terpilih nanti berambut GONDRONG......ya kaann?? hahaha
BalasHapusmpok....waktunya minum obat mpok... :-P
BalasHapus**heran, sakti juga nih orang, sakit tapi masih kuat OL sana sini hihi...cepet sembuh yaaa**
ohh....hahaha iya bener, bisa dimaklumi.... :-)
BalasHapusTakkiro njenengan njawab: "Lanjutkan!"
BalasHapusWhahaha... Hadiah kodoknya udah dapet belum?
BalasHapusTd pagi Alfan juga nyontreng. Tapi katanya Alfan gak mau milih SBY, JK, atau MEGA. Alfan milih PRESIDEN!
sambil nunjuk hidungnya pak presiden... Hi3. Tentu saja, gak lupa mencelupkan kelingkingnya ke tinta...
Aslakum... kaum muslimin sekalian. masihkah ada diantara kita yg sadar bahwa undi yg kita perturunkan kepada seseorang calon atau sesebuah partai itu akan pertanyakan kelak diakhirat?. amal perbuatan, walau sebesar zarrah akan diperlihatkan. Allah menurunkan al-quran sebagai petunjuk dan bimbingan hidup termasuk didalamnya bernegara, sedang dalam quran tidak diajar--berpolitik--bahkan dilarang sama sekali, sbb (disalin kebahasa apapun politik itu berarti; Menipu&memperdaya-/Tipu-daya).
BalasHapusNah disinilah saya yakin bahwa tidak seorangpun dari kaum muslimin yang sadar bahwa berpolitik itu haram hukumnya. hampir semua orang yg saya wawancarai mengatakan..."Islam itu berpolitik tapi politik yg bersih".....saya jawab....."Logikanya begini; Menipu yg bersih"....oh tidak ujar-nya. habis gimana lagi,? sbb politik itu adalah menipu. balasku.
Nabi saw. berperang dan bernegara, bukan?. Nah disinilah baru aku jelaskan bagaimana Nabi saw bernegara /ber sosial...." Nabi itu segala sesuatunya berdasar kepada Quran, firman Allah " Ikutilah apa yg Aku wahyukan kepadamu oleh Tuhanmu"...ada juga ayat yg semakna tetapi umum kepada semua kaum muslimin..........bagaimana Nabi bersosial sampai bisa bernegara, dan dinegara tersebut dilaksanakan UU Allah ( bukan UU ciptaan manusia di-parlemen).
Caranya ialah_Berdakwah kepada satu seruan yaitu hanya semata2 tunduk/mengikut/menyembah kepada Allah swt. yaitu sistemnya atau isemnya. " Dan janganlah kamu mengikuti isem yang selainNya"
(lanjutan ayat diatas)....dengan izin Allah dan semangat yg tinggi dari Nabi saw serta pengikutnya, maka terbentuklah sebuah masyarakat Qur'ani- sehingga melampaui kekeluargaan-ketetanggaan-kedesaan-kekabupatenan-kepropensian, yaitu sebuah negara, dan dimasyarakat itulah terlaksananya UU Allah yg sekarang disebut Syariat, dan sebuah negara yg sekarang disebut negara islam. dalam ber-keluarga sehingga bernegara Nabi ada memberi peringatan " Pemimpin yg tidak memberi petunjuk (Al-Quran), kepada rakyatnya, maka ia akan dimasukkan keneraka bersama rakyatnya sekali".
kemali kepokok. bagaimana undi kita yang diberikan kepada calon yg benci dengan islam sehingga karena bencinya mereka itu bukan memberi petunjuk, bahkan menghalangi kaum yg ingin kebali kepada -Ajaran Allah- seperti contoh, diantara mereka membela Ahmadiyah, dengan tidak membubarkannya, walau kuasa ada ditangan. dan dalam setiap gerak geriknya tidak menyebut sekalipun tentang Al-Quran. mengapa? karena mengabil hati bos mereka dibarat.
seandainya pemimpin serta jajarannya berdakwah seperti yg Nabi saw lakukan, serta menerapkan nilai2 Quran disetiap instisitusi, insya-Allah diparlemin akan dipenuhi oleh mereka yg ber-inpirasi Quran, jika keputusan sidang mereka mengarah kepada syariat, maka itulah keputusan--Demokrasi Pancasila--,suara teramai dalam parlemen itulah demokrasi yang terinspirasi dari kebanyakan (mayoritas)-. ...sekian...Undi KIta Akan Ditanya..... .
hanya Alloh dan fathan yang tau.. apa yang dia contreng... (lebai, aku sebenernya juga tau sih.. :p)
BalasHapuswalah hauhuahau makin diketawain nanti Rind, orang2 pasti mbatin "ini anak sama emaknya kok sama aja" :-D
BalasHapushahahaha haduh kalo yang dipilih pak presiden, berarti incumbent dong *toss sama alfan* :-D
BalasHapus**melongo dulu**
BalasHapusastaghfirullah, semua amal konon dinilai dari niat...insyaAllah saya yang berilmu Al-Qur'an sangat terbatas ini, walaupun sama sekali juga tidak menyukai politik, hanya berniat untuk berusaha menjadi warga negara yang baik dan menjadi manusia yang selalu berusaha untuk tidak menghakimi manusia lain...terutama manusia yang sudah digariskan Allah untuk menjadi pemimpin di negeri ini (tidak ada sesuatupun yang terjadi didunia ini, sekecil apapun, baik atau buruk, melainkan hanya atas IZIN Allah untuk terjadi)....terimakasih komennya, semoga Allah mengampuni dosa2 saya, aminnn
jadi dia mencontrengkan untukmu juga? hahahaha anak2.... **geleng2**
BalasHapusmenerapkan azas demokrasi sejak dini jare, mbakk... demokrasi sesaattt... hihihi..
BalasHapussaiki wis mari melongone ta dhurung Bukk?
BalasHapus;)
melu-melu melongok aku...
BalasHapusTos ma abe...2!!
BalasHapusLagi-lagi kagum sama Abe & Bea...
BalasHapusKemarin mau nongkrongin TPS siapa tahu ada yang unik-unik, tapi ternyata jam 10 itu suepiii banget....
hahahah oke dehhhh :-)
BalasHapushihihiihih mbak Dian tadi ikut melongo nggak? hayo..
BalasHapushahaha mbak martri...wong melongo aja kok ya melu2 hihihi ayookkk melongo bareng2 :-D
BalasHapushehehe toss tante Echy :-D
BalasHapuskagum?? ahhh *mengibaskan tangan* kamu belum ketemu dan tau mereka sih La...hahaha tapi makasih tante yang manis...
BalasHapusjam 10 ditempatkuk juga udah sepi La, banyakan waktu pagi jam 8-9 gitu....disitu yang menang siapa?
iyo mbak, sampek kotos-kotos.... hihihi
BalasHapusIncumbent, Mbak...
BalasHapusTapi, perasaan kami kok nggak pakai tanda tangan dulu, ya?
Dah ngantuk mo tidur, seger lagi bacanya Cik... hihihi... Cubit sayang buat Abe & Bea yah...
BalasHapushauhuahuah **nyodorin lap buat mba dian**
BalasHapusmasa sih La?
BalasHapusdisini tanda tangan di kertas undangan nya...
mungkin bukti kalau kami sudah datang gitu kali ya...*mikir*
huehuehuehue iyaaaa salam sayang juga buat maryam dan ilyas yaa :-)
BalasHapusya ampiun anakmu sing cilik ayu tenan mbakyuuu......!
BalasHapuslhoo?? lha sopo sek ibuke........*wakakakak gubrax*
BalasHapusmakasih tante Tyka yang cantik jugaa :-)