Udah 4 hari ini PC rumah ngadat, nggak mau start karena kena virus (well, ini kata Om Budi di telepon lho, dia temen baik suami yang selalu membantu kita kalo ada masalah komputer, benar-benar temen baik –literally- karena memang sangat baik orangnya, hehe).
Aduh agak susah juga nge-trace darimana datangnya si virus, mengingat pemakai PC ini bervariasi, dari golongan umur 3 tahun sampai dengan 30 tahun! Dan Abe pun sudah biasa masuk website2 secara mandiri (dengan program filter safety untuk anak2 tentunya), tetapi bahkan ketika aku meninggalkannya didepan PC untuk pergi ke kamar mandi pun, tetap ada kemungkinan Abe masuk website dudul yang mungkin sudah terinfeksi virus. So, it’s sort of useless to try to find out where the virus came from. Hanya bisa pasrah menunggu Om Budi pulang dari liburan deh...Padahal kemarin sempat nulis sesuatu yang udah siap posting, duh it must wait then.
Mau online ya hanya bisa ngandalin laptop si Mas. Padahal lagi si Mas pergi ke Bali selama 3 hari karena ada undangan temen yang menikah di Bedugul. Warnet depan kompleks? Nggak banget deh, karena kebetulan si mbak2 pengasuh juga pada pergi belibur bareng semua karyawan ke Jogja. Trus apa mau ajak anak-anak pergi ke warnet?? Bakalan ancur tuh warnet diserang monster2 kecil ku itu, apalagi salah satu monsternya sudah kecanduan internet juga dan sudah 2 hari nggak online...bisa 'sakaw' Abe di warnet...hihihihi.
Makanya kemarin ketika suami pulang, duh gembiranya....kusambut dengan sukacita....akhirnya....laptop dataaanggg...!! **looh?? kok laptopnya??** :-D
Anyway...
Tadi pagi ada berita duka. Ada saudara dari suami yang meninggal. Seorang ibu berumur 52 tahun yang sudah beberapa waktu sakit liver. Aku sangat trenyuh demi melihat kesedihan suaminya yang ditinggalkan. Duhhh melasnya.... :-((
Tak bisa kuhentikan, aku jadi langsung inget pesen suami yang selalu mengingatkan aku untuk tak lelah menjaga kesehatan (in terms of my diabetic condition). Mas Iwan selalu berkali-kali bilang gini “temanilah aku hidup sampai tua dan anak-anak dewasa nanti” terutama kalo aku lagi lalai berpola hidup sehat... Astaghfirullah... Tadi ketika melihat Pak Umar meratapi kepergian almh istrinya ke makam, bel di otak ini langsung nyaring berbunyi...TENG! TENG! TENG! Hikss...
Dengan otak yang belnya masih berdentang-dentang nyaring, barusan waktu buka2 lemari buku, entah kenapa tangan ini kok langsung menarik salah satu textbook waktu kuliah dulu (padahal bagian lemari yang berisi buku2 textbook ini paling jarang tersentuh lho hihihi). Sesuatu mengingatkan aku tentang peristiwa kematian pasangan hidup...hemm hemmm hemm...**serius membolak-balik buku setebal bantal yang dulu benar2 sering jadi bantal di kamar kost ku** huehehehehe. Setelah sebelumnya kucari-cari keyword “stressor” di index buku teks matakuliah Psikologi Umum-ku dulu ini, akhirnya kutemukan juga bagan yang kucari...
Nah....benar kan??
Dalam buku “Essentials of Understanding Psychology”-nya Robert S. Feldman ini memang disebutkan bahwa “peristiwa kematian pasangan hidup” merupakan stressor (pemicu stress) dengan nilai tertinggi yang berpotensi bisa menyebabkan penyakit di masa depan.
Jadi menurut buku ini, kita bisa memprediksi separah apa penyakit yang bisa kita derita di masa depan dengan cara melihat stressor yang pernah terjadi di masa lalu. Salah satu rumusnya dengan mengalikan (poin stressor x berapa kali stressornya pernah terjadi selama hidup kita). Dengan catatan: maximal stressor terjadi 4 kali selama hidup, kalo lebih ya...si bagan nggak tanggungjawab kali, berarti udah parah banget itu...hihihi.
Scoring : Hasil di tiap stressor kemudian dijumlahkan. Kalau hasilnya diatas 1435, maka berarti kita berada di kategori stress tinggi dan (menurut Marx, Garrity and Bowers; 1975) menempatkan kita dalam resiko menderita penyakit (yang bisa dipicu stress) di masa depan. Tetapi disebutkan juga bahwa ini tidak selalu terjadi, hanya beresiko (iya lah, takutnya karena terlanjur sudah mengalami banyak stress di masa lalu, kita malah tambah stress dengan perhitungan ini sehingga si penyakit yang awalnya hanya berupa resiko, malah benar2 terjadi!)
Namanya juga cuma teori... :-D
Berikut ini daftar stressor selengkapnya, siapa tahu berguna. Atau untuk iseng aja juga boleh. Kutambahkan juga perhitungan ala aku sebagai contoh, jadi nanti di akhir tulisan kita akan bisa tahu seberapa tinggikah tingkat stress ku? **berdebar-debar**
(Mumpung aku lagi rajin nih, karena waktu kuliah dulu pun nggak bakalan serajin ini lho wekekekekek jadi silakan disimak baik-baik yah :-D).
Bismillahirrohmaanirrohim... (menyerahkan nasib kebenaran translating English-Indo ku “hanya” pada Allah semata :-S)
Stressor (poin)
- Kematian pasangan hidup (87) ; aku 0 x 87 = 0
- Menikah (77) : aku 1 x 77 = 77
- Kematian anggota keluarga dekat (77) : aku 2 x 77 = 154 (kedua nenekku)
- Perceraian (76) : aku 0 x 76 = 0 (naudzubillahi min dzalik)
- Berpisah dengan suami/istri (74) : aku 0 x 74 = 0 (naudzubillah lagi)
- Kematian teman dekat (68) : aku 1 x 68 = 68 (mbak Lely)
- Hamil / kehamilan pasangan (68) : aku 3 x 68 = 204
- Luka atau penyakit serius (65) : aku 1 x 65 = 65 (vonis DM hikss)
- Dipecat dari tempat kerja (62) : aku 0 x 62 = 0
- Putus tunangan/hub.serius (60) : aku 0 x 60 = 0
- Kesulitan masalah seksual (58) : aku 0 x 58 = 0 (^_^)
- Proses rujuk dengan pasangan (58) : aku 0 x 58 = 0
- Perubahan konsep-diri mendadak (57) : aku 0 x 57 = 0
- Perubahan kesehatan atau perilaku mendadak dari anggota keluarga (56) : aku 1 x 56 = 56 (bapak pernah sakit keras waktu aku SD, benar2 keras :-(( )
- Bertunangan (bersiap u menikah) (54) : aku 1 x 54 = 54
- Perubahan kondisi finansial yang mendadak (53) : aku 0 x 53 = 0
- Hutang/pinjaman diatas $10.000 (52) : aku 0 x 52 = 0 (mas mgkn tp aku gak! :D)
- Terlibat penggunaan narkoba (52) : aku 0 x 52 = 0
- Konflik/perubahan nilai hidup (50) : aku 1 x 50 = 50 (menikah, tentu saja)
- Argumen/konflik besar dg pasangan (50): aku 0 x 50 = 0 (sering tp gak besarlah)
- Kehadiran anggota keluarga baru (50) : aku 3 x 50 = 150 (suami dan kelahiran anak2)
- Masuk kuliah (50) : aku 1 x 50 = 50 (org cuma S1 :-D)
- Pindah sekolah pd level yg sama (50) : aku 0 x 50 = 0
- Pindah kerja ke line yang berbeda (50) : aku 0 x 50 = 0
- Perubahan besar dlm kemandirian dan tanggungjawab (49) : aku 2 x 49 = 98 (wkt kost kuliah n menikah)
- Perubahan tggjwb dlm kerjaan (47) : aku 2 x 47 = 94 (jadi ibu pekerjaan jg kan?)
- Perubahan penggunaan alkohol (46) : aku 0 x 46 = 0
- Perubahan kebiasaan pribadi (45) : aku 3 x 45 = 135 (susah nih, ya udah anggap aja 3 :-D)
- Masalah dengan sekolah (44) : aku 0 x 44 = 0 (murid yang baik kok :-D)
- Bekerja sambil sekolah (43) : aku 1 x 43 = 43 (biar resminya mas yg kerja tp stressnya ikut dapat tuh :-D)
- Perubahan besar di aktivitas sosial (43) : aku 1 x 43 = 43 (minimal sekali pasti lah)
- Punya masalah dengan mertua (42) : aku 0 x 42 = 0 (thank God :-D)
- Perubahan menyangkut jam dan suasana kerja (42) : aku 0 x 42 = 0
- Perubahan tempat tinggal (42) : aku 4 x 42 = 168
- Pasangan kerja dan tinggal di kota lain (41) : aku 0 x 41 = 0
- Perubahan jurusan studi (41) : aku 0 x 41 = 0
- Perubahan kebiasaan berkencan (41) : aku 0 x 41 = 0 (off course!!)
- Pencapaian prestasi pribadi (40) : aku 4 x 40 = 160 (lebih beberapa lah, dari urusan lomba menulis, turnamen badminton waktu SD sampai melahirkan anak, duhh baru tau yg kaya gini bisa dianggap bikin stress juga ya hihihi)
- Masalah dengan boss (38) : aku 0 x 38 = 0
- Perubahan besar jumlah teman sekolah (38) : aku 1 x 38 = 38 (waktu SD diikutkan kelas akselerasi, habis kelas 4 langsung bergabung dgn anak2 kelas 6, dan memang benar, bikin stress!!)
- Perubahan besar cara dan jumlah rekreasi (37) : aku 1 x 37 = 37 (dulunya org rumahan banget, sejak ada anak2 jadi pingin menunjukkan seisi dunia ke mereka :-D)
- Perubahan cara dan jumlah beribadah (36): aku 1 x 36 = 36 (for the better, i hope)
- Perubahan kebiasaan tidur (36) : aku 4 x 36 = 144 (minimal! Pasti lebih apalagi kalo lagi ada bayi newborn in the house)
- Melakukan perjalanan/liburan (33) : aku 4 x 33 = 132 (lebih kali yaaa dan somehow, it is! kind of stressing :-D)
- Perubahan besar pada kebiasaan makan (30) : aku 4 x 30 = 120 (off course! :-D)
- Perubahan besar intensitas kumpul keluarga (26): aku 4 x 26 = 104 (apalagi kalo suami sering kerja luar kota hikss)
- Dibuktikan terlibat dalam kejahatan ringan (22) : aku 0 x 22 = 0 (masyaalloh jgn sampai deh..)
Dan setelah dijumlah....**eng ing eeeng!!!**
jumlahnya adalah : 2160
**wecks...**
padahal score bar nya 1435...hueheheheh ternyata hidupku terkategori dalam tipe stressor tinggi...! :-D
padahal aku gak kerja lho...banyak yang menyangkut stress dalam pekerjaan yang bernilai 0 karena aku kan nggak kerja??
^#*@(#*@(#*)@#_)(@#&#@
**sekarang aja tambah stress kalo liat keatas...panjangnya postingan yang iniiii....!!! :-D
**yang nulis aja jadi stress, apalagi yang baca ya??? Maap..maap... :-(
^#*@!&)(*!@)(*!)(@*)!@)&
PENTING!! :
Ada satu hal yang jauh lebih penting daripada keberadaan poin2 stressor ini, yaitu yang disebut MANAJEMEN STRESS. Kalo masih ada mood insyaalloh besok aku kutipkan juga dari si textbook ya, just stay tune....huehehehehe