Empire Palace Ballroom
Tadi malam itu dudul dan heboh...
Ceritanya, masih dalam rangka melatih “menyapih” si ibuk ini dari anak-anaknya (hiks), begitu melihat di koran ada iklan konser Toto ( www.toto99.com) di Surabaya, Mas Iwan langsung beli 2 tiket. Maka kemarin sore (Rabu) selepas maghrib, meluncurlah kita ke sebuah gedung megah dan mewah ala klasik Romawi yang baru saja selesai dibangun ini, Empire Palace Ballroom.
Sekitar jam 18.45 kita tiba, masih sepi. Maklum konser juga baru mulai jam 20.00. Kita pun menunggu disitu, mengagumi interior klasik gedung, bertemu beberapa teman, ngomongin Toto, ngobrol soal hatiku yang ternyata cukup exciting karena kali terakhir aku liat konser musik berdua Mas Iwan pastilah lebih dari 6-7 tahun lalu ketika anak-anak belum lahir.
Menjelang jam 20.00 pintu masuk belum juga dibuka sementara sekitar seribuan pengunjung sudah memadati ruang tunggu. Jam 20.15 pintu belum juga dibuka, Mas Iwan heran karena biasanya konser penyanyi internasional jarang sekali molor. Jam 20.30 pintu belum juga dibuka, mulai terdengar beberapa kali makian kecewa dan seruan “buka! buka!” dari beberapa gerombol penonton. Mas Iwan pun jadi tambah curiga.
Akhirnya, pintu ballroom baru dibuka sejam kemudian, hampir jam 21.00! Banyak wajah lega tanpa curiga walaupun jelas-jelas di pintu tidak ada pemeriksaan dan penyobekan tiket (termasuk aku yang naif ini hihi), tetapi begitu masuk, yang langsung tertangkap mata Mas Iwan adalah panggung yang melompong, tak ada satu alat musik pun diatasnya! Benarlah kecurigaan Mas Iwan! Salah seorang penonton disamping cerita kalau konsernya memang BATAL, kebetulan tadi dia dengar ada panitia yang bertelepon tentang alat-alat Toto yang masih nyangkut di Jakarta, belum bisa lolos bea cukai, atau imigrasi, atau whateverlah nggak jelas detilnya.
Mulai terdengar huhu kecewa penonton, juga wajah-wajah melongo yang shock. Kita cuma bisa tertawa garing. Tak lama kemudian, panitia dan manager Toto naik panggung untuk bicara. It is official, konser malam ini batal, dan akan diundur keesokan harinya. Karena walaupun semua personel Toto sudah ada di Surabaya, tapi tak satupun alat mereka ada disini.
Huhu kecewa semakin keras, terutama dari arah belakang, tempat penonton kelas festival. Sedikit demi sedikit wajah kecewapun keluar dari ballroom, sepertinya memutuskan pulang dan kembali keesokan harinya. Yang lainnya, mulai menyebut-nyebut dengan emosional tentang jadwal konser Skidrow yang juga digelar keesokan hari (Kamis). “Sudah terlanjur beli tiket Skidrow nih!” rata-rata itu yang menjadi keluhan, termasuk Mas Iwan. Banyak juga yang dengan curiga tidak percaya bahwa Toto akan benar-benar tampil hari Kamis, karena Jumat nya mereka juga harus manggung di Bandung.
Sedikit diskusi denganku, akhirnya diputuskan Skidrow harus tetap tertonton, apalagi Mas Iwan sudah mengajak beberapa teman dan karyawan ikut ke konser yang diadakan di Lapangan Tambaksari Surabaya itu. Aku sendiri walaupun cukup ngefans dengan lagu-lagu Toto, tetapi sudah lama hidup baik-baik saja tanpa menonton konser, jadi harapan terakhir kami adalah bisa mendapat refund dari 2 tiket VIP kami .
Kamipun memutuskan untuk tidak pulang, 20 persen karena mengharap refund dan 80 persen karena merasa sangat sayang untuk melewatkan keributan penonton yang sekarang banyak merangsek kedepan panggung, mengejar panitia. Dari seseorang, kami tahu bahwa ternyata, tadi ketika masuk ballroom, banyak tiket penonton kelas festival yang sudah dirobek panitia, dan diganti dengan stempel ditangan mereka. Bagaimana mereka akan bisa menonton konser pengganti esok hari?? Rupanya itu yang memicu protes mereka, dan protes berubah menjadi kemarahan ketika kemudian panitia dengan gerak cepat dibawah pengawalan polisi, menghilang ke belakang panggung sebelum memberikan jawaban dan solusi kepada penonton yang protes ini. Termasuk yang seperti kami, menginginkan refund (yang jumlahnya ternyata sangat banyak).
Sekitar 500 penonton ditinggal begitu saja di ballroom. Yang lainnya sudah pulang. Pasti panitia berasumsi semua orang akan mau kembali keesokan harinya untuk menonton konser yang tertunda. Bagaimanapun, inilah yang pasti mereka inginkan, kan? Padahal, sebagian besar yang tinggal menginginkan refund tiket, dan sebagian lagi sudah tidak memegang tiket, hanya punya stempel ditangan yang pasti akan hilang bahkan sebelum pagi besok. Dan panitia sudah benar-benar menginggalkan panggung, menyisakan sekitar 10 personel kepolisian yang menjaga pintu belakang panggung.
Keluar dari ballroom, kerumunan semburat. Tetapi ada bagian besar yang masih bergerombol marah. Mas Iwan dengan tidak adilnya menyuruh aku untuk minggir menunggu agak jauh sementara dia dengan keingintahuan yang sama dengan aku, bergabung didalam kerumunan penonton yang dengan seru melancarkan protes. Kali ini tujuan meraka adalah “merangsek” ke pintu tertutup yang berada di sebelah ujung ballroom. Diduga, pintu ini adalah akses menuju ruang panitia.
Dan tahukah Saudara sekalian, di situasi seperti inilah akan bisa dilihat bahwa manusia adalah makhluk yang amat luar biasa dengan cara penanggulangan kekecewaan yang sangat bervariasi dan mengagumkan! Disaat yang lain memerah matanya dan keluar urat dilehernya karena marah dan kecewa yang bercampur menjadi satu, yang lainnya dengan sukses memunculkan salah satu teknik penanggulangan stress yang luar biasa manjur.
Yaitu HUMOR!
Macam-macam! Dan seakan lupa uang refund yang sedang kami perjuangkan, perutku belum-belum sudah kaku mules karena geli melihat bagaimana luar biasa kreatifnya orang-orang ini menciptakan humor ditengah riuh dan kacaunya gelombang protes kemarahan yang lain. Bahkan kalau nanti uang refund gagal kami terima, rasanya nggak rugi juga karena aku ternyata mendapat suguhan jenis panggung yang lain, panggung yang sesungguhnya, real, dan memaparkan tingkah dan polah para manusia ini! :-D
Persis didepan pintu megah berukir klasik eropa keemasan yang dijaga petugas keamanan GUN itu, seseorang dengan lantang berteriak “Ayo dorooonggg!!!!”.....tapi kemudian dengan mimik dan bahasa tubuh lucu dia melanjutkan....”Eh, tapi kok bagus ya pintunya, eman rek, gak sido ae!!” (-sayang pintunya, nggak jadi aja deh) disambut gelak tawa yang lain.
Kali lain, diantara teriakan-teriakan seperti : penipu!, Refund tiket!, Keluar panitia!, Tahan Promotornya! dan sejenisnya, eh, tiba-tiba ada yang muncul dengan teriakan keras “Bakar Soeharto!!!” trus dia jawab sendiri..”lho orangnya kan udah mati” (hahahahaha). Kontan kami pada tergelak mendengarnya!
Belum lagi segala macam plesetan menyangkut nama grup Toto. Ada yang bilang merujuk pada sebuah merk : “Toto nggak bisa manggung sekarang karena masih nangkring di toilet!”. Nama masakan juga keluar, “Ah, sekarang mending cari Toto Gubeng aja, atau Toto Madura, Toto Ayam, Toto Daging, Toto Makassar!” (hahahaha).
Dua orang yang seperti aku, memilih keluar ke balkon tingkat 5 disebelah ballroom untuk menikmati pemandangan malam Surabaya, berkata kepada temannya “Kita toto-toto aja disini, pose yang bagus yah??” Hihihihi oalah... :-D dan seorang wartawan bernama berakhiran To (seperti Sumanto gitu) akhirnya menjadi bulan-bulanan teman-temannya “Kamu aja To..To...yang manggung sana, ludrukan!!”
Btw setelah 15 menitan, si pintu megah berukir itu akhirnya terbuka, dengan pengawalan langsung Wakapolres Surabaya Selatan yang sudah datang ke tempat kejadian. Begitu semburat masuk, semua orang melongo lebar dan lama....bukan karena mendapati bahwa tak ada seorangpun panitia ada disitu, tetapi oleh fakta bahwa ternyata ruangan itu berakhir di panggung!! Aduh, kalau tahu begitu, percuma saja susah2 mendobrak dobrak itu pintu?? Kita akan dengan mudah mencapai ruangan besar itu dengan menyeberangi panggung tadi!! “Jangkrik! Mbalik nang panggung manehhh???” (sialan, balik ke panggung lagi??) seru seseorang. Yang lain pada nepuk jidat. Tak ayal banyak yang tertawa melihat kekonyolan ini. Dan ya, sekarang lebih banyak lagi penonton yang menyadari, bahwa tak ada jalan lain untuk menyalurkan kekecewaan mereka kecuali dengan h-u-m-o-r.... :-D
Penonton konon juga banyak yang malam itu khusus datang dari luar Surabaya. Bahkan beberapa yang kami temui ada yang dari Riau, Balikpapan, Solo, Semarang, bahkan Aceh! Kulihat, mereka memang yang paling memprihatinkan soal nasib tiketnya, apalagi konsernya kan bukan pas liburan atau weekend dan ada isu bahwa konon refund baru bisa dilayani besoknya. Tak ada sebatang hidungpun panitia, maka Pak Wakapolres yang jadi tempat tumpahan kekesalan.
Seorang Bapak dengan wajah emosional berteriak-teriak didepan wajah Pak Wakapolres. “Saya ini sekeluarga jauh-jauh datang dari Jember, Pak! Dari Jember!” semburnya setengah menangis menunjuk-nunjuk dadanya. Dibelakangnya, seseorang lain, dengan wajah yang juga lain, tiba-tiba juga menyembur dengan menunjuk-nunjuk dadanya, intensitas suaranya tak kalah dramatisnya dengan yang pertama “Saya juga dari keluarga baik-baik, Pak!! Keluarga baik-baik!!” (geeerrrrrrrr) Apaaaaa coba hubungannya??? Tanpa mengurangi simpati kepada Pak Jember, perut kami pun sampai sakit karena tertawa.
Setelah satu jam lebih berada dalam kontroversi, (dan perut yang sudah kaku tertawa melihat tingkah2 lucu) akhirnya kami dapat kabar bahwa tiket bisa di refund sekarang, di lobby bawah, di tempat pembelian tiket. Dimulailah antrian yang panjang, dan kulihat cuma ada satu orang panitia yang melayani refund ini. Dalam pengamatanku yang bahkan awam ini, panitia dari awal memang benar-benar payah!!
Sambil mengantri Mas Iwan asyik mengobrol dengan beberapa wartawan, dan Mas Benny, seorang teman kami yang yakin kalau besok (hari ini), cerita ini akan nongol di blogku..hihihi, you know me so well, Mas! :-D
Penonton mengantri dengan tenang walaupun keringatan. Tapi tak berlangsung lama, karena hanya 3 orang yang tersisa didepan Mas Iwan mengantri, si panitia menerima telepon, dan begitu teleponnya ditutup, dia mengumumkan kalau uang tunai habis, dan sisanya akan di tukar besuk paginya jam 10. Suasana kembali gaduh, protes sana sini dan memaki sana-sini. Namun begitu, kentara sekali teman-teman ngobrol Mas Iwan itu (baca: para wartawan) langsung semangat lagi. Mereka dengan segera mengacungkan segala macam kamera yang tadi sempat terkulai. Satu-satunya panitia yang disitu, nyaris tak bisa bergerak didesak sekitar 200 orang yang mengepung disekelilingnya.
Lama-kelamaan, sekali lagi Pak Wakapolres yang maju, naik keatas meja dan menenangkan massa yang mulai mengamuk (kasihan banget deh lihat itu panitia, mana sendirian lagi). Menghadapi desakan massa yang tidak percaya bahwa besok benar-benar mendapat refund, maka Pak Polisi menyatakan menjamin bahwa si panitia tidak akan kabur. Perusahaan promotornya toh jelas nama dan alamatnya, jadi dia menghimbau agar penonton tenang dan pulang untuk kembali lagi besok pagi jam 10 ditempat yang sama.
Massa masih tidak puas dan kami berdua masih terlalu penasaran untuk pulang. Kami memilih untuk melihat dulu massa yang tidak puas ini. Sejurus kemudian muncul lah celetukan-celetukan dudul itu lagi...
Seseorang yang berdiri tepat didepan meja panitia, dengan emosi mengeluarkan kalimat yang ajaibnya, selalu diselesaikan dengan kecepatan dan kecuekan yang luar biasa dari seseorang dibelakangnya, yang aku berani bertaruh, sama sekali tidak dikenalnya.
“Saaaya ini warga negara yang baik Pak!” serunya.......”dan benaar!” sahut orang dibelakangnya.
“Saya bayar tiket ini dengan uang Pak! Tunai!” serunya lagi....”dan tidak ngutang!” sahut orang dibelakangnya lagi.
Hahahaha siapa yang nggak geli melihatnya coba? Sungguh suasana yang kontradiktif, ketika orang-orang yang emosional ini bercampur dengan orang-orang yang mempunyai selera humor seperti ini. Mereka sepertinya bisa memunculkan selera humor, apapun keadaan yang mereka hadapi. Amazing, huh?? :-D
Akhirnya, baru jam 23.30 kita pulang, dan berharap besoknya bener-bener bisa dapat refund tiket...
:::::.....
Malam ini, ketika tulisan ini kuketik, Mas Iwan sudah berangkat untuk konser Skidrow bersama 5 orang teman dan karyawannya. Tak tahu pengalaman apa yang dia bawa pulang nanti. Tadi siang, akhirnya kita mendapatkan refund dari tiket Toto.
Lucunya lagi, koran hari ini lucu sekali. Di satu halaman ada berita kedatangan Toto ke Surabaya untuk konser Rabu, padahal di halaman lain ada berita ditundanya konser tersebut. Satu lagi kedudulan... :-D
http://versipdf.jawapos.co.id/index.php?detail=jp_det&file_det=008400241260http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=330292Dan di Empire Palace Ballroom, sekarang ini, detik ini mungkin Toto sedang beraksi didepan 2000 penonton (or much much less??), melantunkan “Africa”, “I’ll Be Over You” ataupun “Rosanna”. Tapi yang jelas, biarpun gagal nonton konsernya, ada satu lagu yang terus mengingatkanku akan heboh dan dudulnya malam tadi....and...“I Will Remember”...definetely!! ;-)
:::::.....
Catt.: karena larangan membawa kamera, semua foto dibawah diambil dengan cameraphone :-|