kisah dibalik tiketnya dudul kwadrat!! :-D
Sudah direncanakan, Kamis selepas Abe ujian, kita rame2 (ajak mbak2 pengasuh juga) mau nonton “Kungfu Panda”. Pikir-pikir, seru juga kali ya kalo nontonnya lebih rame-rame lagi, yaitu...dengan teman2...yahh itung-itung melepas penat sehabis ujian.
Ok, ibukpun kirim2 sms ke beberapa teman, mengajak janjian nonton bareng... Pertamanya sih cuma 4 temen yang dikirimin...sambutannya semua sama : “Ayo lho!”
Lama-lama, yang 4 ini jadi membengkak...banyak yang menyusul ikut...Wah... Sampai malam sebelum hari-H, jumlah nonton bareng terdata 29 orang! Yang ikut bukan hanya ibu-anak, tetapi adik, kakak, ponakan, teman-teman ponakan, huheuheeuhheu banyak! Wah asyikkk ini pasti bakalan seru!
Kamis (19/6/2008) pagi, sambil menunggu Abe ujian terakhir, akupun meluncur ke XXI Sutos, buat beli tiketnya. Pertimbanganku memilih tempat disitu adalah selain dekat dengan sekolah, jam main film-nya yang pas. Anak-anak pulang jam 12.30 sedang filmnya main jam 13.50 jadi nggak akan terlalu terburu-buru.
Waktu mau berangkat, oops hape lowbatt (sial banget ya semalam lupa ngecas, gara smsan terus sama ibu2 nih, sampe ketiduran lho!). Hape satunya, ketinggalam dirumah. Alamak.. Ya sudahlah, sana-sini cari pinjaman charger nggak ada yang punya SE, dudul akhirnya dapat pinjam dari Pak Yahya, kasir sekolah (hihihi). Sekarang mau ngecas dimana?? (duh salah siapa ya niat beli mobile-charger ditunda terus?? Hikss), akhirnya si hape kutitipin ke kantor Mas Iwan, dalam keadaan off and charging. Untuk bekal, kusambar salah satu hape kantor (yang kemudian malah bikin dudul karena banyak panggilan masuk, nanyain harga paku lah, nanyain kiriman lah, ada sopir nelpon lah walaahhhh)
Sepulang beli tiket, sampai di kantor sudah jam 11.30. Aku langsung aktifkan hp. Seperti kuduga, banyak miskol, semuanya nomor ibu2 yang pada mau nobar! Sedetik setelah itu, mbak Olive telpon, dengan nada panik “Wahida, dicari Diana tuh! Dari tadi kamu ditelpon nggak bisa terus!! Dia sekarang lagi beli tiket juga tuh katanya!”
**gedubraaxx**
Walah???? Yang benerrr???
“Iya, tadi dia sampe antri-antri tuh, udah kamu telpon aja dia sana!!” kalimat perintahnya mendesak, panik dan galak!! Paniknya menular, aku juga langsung dengan panik telpon mbak Diana.
“Mbak Diana dimana?” kataku panik.
“Di XXI Cito nih Wahida, aku sama mbak Lisa beli tiket buat nanti.” Suara diseberang volumenya juga pol.
“Aku sudah beli mbak! Aku sudah beli! Kamu ini masih antri atau sudah bayar??”
“Yaaahhh Wahidaaaaaa.....ya sudah bayaarr!! Baruuu ajaaa!! Kamu dari tadi ditelpon nggak bisa-bisaaaaaa!!”
Belepotan segala alasanku tentang batere habis dan charger yang ketinggalan. Aduh ini nggak akan membantu. Segera aku cut.
“Trus sekarang gimana dong?”
Dudul...dudul...dudulll!!! Menyesali kurangnya koordinasi dan lupa ngecas nggak akan berguna. Yang pasti sekarang kita punya tiket dobel! Alamak!
Oke, setelah sama-sama menarik napas (hub telp diputus dulu tentu, nggak mungkin menghela napas kalo sambil eyel2an kan?) akhirnya telpon lagi. Menimbang jam main XXI Cito yang lebih awal, yaitu jam 13.15 akhirnya diputuskan memakai tiket XXI Sutos aja. Lagian, aku sudah berada di sekolah, sedangkan Mbak Diana dan Mbak Lisa masih di XXI Cito. Which means.....mereka masih mungkin menjual lagi tiket yang sudah dibeli...
Sejenak setelah diputuskan, kita bertiga diam agak lama.....kemudian ngakak bareng2 didepan speaker hape...
“Jadi kita disuruh jadi CALO, gitu????” sambar Mbak Lisa.
“Ya habis mau gimana lagiii???” jawabku.
Next thing is history...mungkin dalam sejarah, baru kali ini ada Ibu-Ibu jadi calo dadakan. Hebatnya, 15 menit kemudian ketika aku telpon lagi, tiket mereka udah habis terjual. Hebaaattt gimana caranyaaa???
:::::.....
Waktu ketemu, cerita yang dibawa Mbak Diana dan Mbak Lisa sungguh dudul...
Jadi kan mereka datang ke Cito, trus antri...lama karena rame. Sambil telpon2 aku siapa tahu aku juga beli. Tapi hp ku tak bisa dihubungi. Akhirnya merekapun memutuskan jadi beli tiket.
Di salah satu loket (dari 3 loket yang online satu sama lain), waktu terbanyak habis untuk menyusun tempat duduk. Ini juga dudul, karena begitu mereka memilih sederet tempat duduk, tiba-tiba 3 atau 4 seat dibooking sama orang lain (lewat loket sebelah). Ini terjadi berulangkali sehingga “perebutan” seat nya harus diwarnai eyel2an sama pembeli sebelah. Memalukan Part 1.
Begitu selesai bayar, kan aku telpon tuh, memberitahu kalo aku juga sudah beli tiket. Kemudian diputuskan Mbak Diana-Lisa harus menjual kembali tiket yang sudah dibeli. Idenya, tiket mau dititipin ke petugas loket. Setelah tanya2, ternyata mereka mau membantu. Antri lagi kan? Begitu sampai depan loket, bukannya beli tiket, mereka malah menitipkan tiket untuk dijual. Iya, tiket hasil rebutan seat yang heboh tadi itu! Sekarang malah mau dijual lagi. (wakakakakakak). Memalukan Part 2.
Sekarang tiket sudah ada ditangan petugas loket bioskop. Mbak Diana-Lisa pun keluar dari antrian, menunggu sambil liat2 sana-sini. Ngobrol sana-sini (aku yakin isi obrolan mereka pasti ngomelin aku dan hape-ku **keluh** aku yakin!). Beberapa saat kemudian, tanya ke petugas, ternyata semua tiket sudah terjual semua (duh untung filmnya laris, jadi sebentar aja udah habis). Demi menghindari tatapan pengunjung lain, merekapun antri lagi (untuk ke-3 kalinya!) hihihi. Sesampai didepan loket, mereka menerima uang hasil penjualan tiketnya. Baru mau beranjak, Mbak Diana balik lagi kedepan loket.
“Mbak, uangnya kurang 10 ribu nih Mbak!”
“Ohh...masak sih Bu?”
“Iya nih, liat tuh kan..**sambil menghitung dengan nada protes menyodorkan uangnya kedepan hidung petugasnya**..nah ya kan, kurang kan?!”
Pengunjung lain sudah memberi pandangan aneh. Semacam “sudah ditulungin jualin tiket, mbokyo diikhlaskan aja kenapa sihhh???Orang cuma 10 ribuu???”
Untung ada petugas lain yang menyelamatkan muka semuanya dari malu (semua, kecuali muka Ibu2 ini).
“Buk, itu uangnya jatoh tuh Bu...Sepuluh Ribu...” kata si petugas itu sambil menunjuk ke lantai.
“Ooohh...iyaaa...jatuuhh ternyataaa... **kali ini mukanya udah cenngengesan gitu**....maaf ya Mbak, jatoh ternyata...” kata mbak Diana sambil cengar cengir.
“Iyaa...makasih banyak ya Mbak...mari...” pamit mbak Lisa, lebih cengar-cengir lagi
Keduanya pun langsug ngibrit keluar.... Memalukan Part 3 rasanya sudah lebih dari cukup!
Oalah...
:::::.....
Kedudulan belum berakhir.
Kali ini kita semua sudah berkumpul di lobby bioskop. Rame banget memang! Anak-anak semua exciting! Tiket sudah ditangan (tidak dobel lagi, thanx to kedua ibu yang ternyata punya bakat terpendam jadi calo karcis itu hihihi), rencananya kita booking 3 baris. Dua baris depan untuk anak-anak, dan baris paling belakang untuk ibu-ibu. Jadi akan lebih mudah menagwasi anak-anak ini.
Waktu mau masuk ruang cinema, semua berbaris (hahahah). Semua mata nanar melihatku yang membawa rentetan panjang tiket. Kita yang dewasa pasti memilih untuk berombongan masuk dan menyerahkan ke-29 tiket itu kepada satu orang saja. Tapi ini anak-anak. Tatapan nanar mereka ke arah tiket (bukan ke arah aku yang bawa **keluh** ternyata..) mengirimkan pesan yang jelas : KAMI INGIN MEMBAWA TIKET SENDIRI-SENDIRI.
Menyobek tiket, ternyata tidak semudah yang kukira. Apalagi dengan suasana kacau dikelilingi krucil2 yang pada teriak2 ini.
“Aku mau dekat Kio” kata Abe
“Aku sama Cenna, ya Tante” teriak Shafa
“Aku mau deket mas Abe” kata bea
“Aku mau deket Kio, Beaaaaaa... kamu sama cewek2 saja” sanggah Abe
“Aku mau ini, tante”
“Aku mau itu”
Ampyunnnn akhirnya kubagi tiket dengan sembarangan (mana film dah mau mulai, mana sempat liat no seat). Pikirku, nanti disusun ulang didalam tempat duduknya. Gampang tinggal tuker2an aja kan?
SALAH!!!!!
Begitu didalam, hampir semuanya kompak.... Membaca baik-baik nomor seat yang tertera di karcis, dan sejurus kemudian mencari kursinya.... Dan heboh!! Semua ngotot duduk dengan tertib, di tempat yang sesuai dengan yang tertera di tiket! Kemudian heboh karena si A kok jadinya dekat dengan si B? Padahal tadi sudah pesan mau duduk dekat si C?? Alamakkkkk
Satu hal yang menarik dari anak-anak adalah ketika kita mengharapkan mereka untuk tertib, mereka seringkali akan bertindak "nggak mau tertib". Sebaliknya, giliran kita (dengan dudul) mengharap mereka untuk tidak tertib, mereka malah maunya tertib!! (hihihihi)
Akhirnya oh akhirnya...susunan duduk pun jadi dudul. Barisan belakang diduduki anak-anak, dan ibu-ibu malah duduk didepan!! Ini gara-gara kebetulan anak2 mendapat tiket di row belakang, dan mereka keukeuh nggak mau pindah! Hwahahahaahahah jadi terbalik deh, ibu2 jadi pihak yang harus DIAWASI oleh anak-anak! Ibu-Ibu pun kacau, bentar-bentar harus menelengkan leher kebelakang tiap kali anaknya panggil-panggil....oalah untung nggak ada yang kejang otot lehernya...hihih
Dudul ya...tapi semua terbayar lunas! Semua senang, seru dan filmnya pun lucuuuu dan bagus sekali! Pokoknya nggak kapok deh, kapan2 kita nobar bareng lagi yaaa.... (dan aku pun resmi dilantik jadi “tukang beli tiket” kalau lain kali ngadain nobar lagi! Biar nggak dobel2 belinya!) huhehehee
:::::.....
(Catatan : saking hebohnya kamera sampe ketinggalan di mobil. Mau ambil, film udah keburu mulai. Jadinya ini foto seadanya diambil pake hape. Foto-foto lain yang lebih oke dan heboh masih ngendem di kamera Mb Agustin hiksss.. cepetan diupload dong mbaakkk...)
::::::::::..........
update :
ah, ternyata foto-foto lain sudah di upload sama Bunda Agustin, bisa dilihat disini...
http://shadafa.multiply.com/photos/album/9/nonton_barengxie xie ni, bunda... :-)