Kemarin secara kebetulan liat iklan salah satu perusahaan asuransi jiwa di tivi. Slogannya berbunyi begini :
Always Listening. Always Understanding.
Wecks...
Jadi teringat para marketer asuransi yang suka telpon kerumah itu..
Kadang-kadang siang bolong juga telpon (jelas-jelas bukan waktu yang ideal untuk pembicaraan telepon sepanjang 15 menit minimal, apalagi pembicarannya seringkali berlangsung satu arah..).
And they definitely don’t take “NO” as an answer...
Eh, jangan salah lho, being objective, menurutku para sales asuransi ini adalah barisan marketer yang paling tahan banting. Mereka sangat gigih pantang menyerah menjual produknya, yaitu polis asuransi itu. Belum lagi kemampuan persuasi mereka yang luar biasa... Pantaslah kalo pakar marketing sekelas Tanadi Santoso sampai berujar “Anda ingin tahu sebagus apa kemampuan seorang marketer dalam menjual produk? Lihat apakah dia sudah pernah berhasil menjadi seorang sales polis asuransi jiwa!”
Tapi tetap, can I just say “NO”?? Thanx...sorry...but No?? :-S
Kembali ke iklan. Ternyata, setelah banyak iklan menggunakan majas hiperbola, sekarang ada juga ya yang memakai majas ironi?
Dasar otakku dudul, begitu membaca slogan diatas, yang kontan muncul di pikiranku malah slogan ala karanganku dibawah ini..
Always Talking. Always Pushing.
Wecks...