**terbawa Mbak Mayya n Mbak Rima yang entah kenapa, kompak posting tentang cerita yang sejenis**
Pembawa Hantu no 1 : Si "Knock Knock" nya Mbak Mayya
Pembawa Hantu no 2 : Si "Ibu Melayang" nya Mbak Rima
Urusan melihat makhluk halus, seumur hidup aku mulus-mulus saja (maksudnya nggak pernah liat yang aneh2 gitu, lagian maklum kok, mana ada hantu yang sudi mendekati aku?mereka pasti nggak mau muntah karena eneg
Bagitu menikah, lain urusannya karena ternyata oh ternyata...mas Iwan mempunyai sensitivitas tinggi untuk urusan ini. Namanya suami-istri, sedikit banyak akhirnya
Waktu masih tinggal di mertua, begitu menikah kita menempati semacam apartemen (sesuai artinya : sepetak bangunan yang terpisah dari bangunan/rumah utama) disamping rumah mertua. Berada diluar rumah mertua, tetapi masih satu pagar. Pas disamping adalah bangunan mushola yang salah satu dindingnya berdempetan dengan kamar kita. Mulanya aku nggak perhatian, sampe adik2 ipar pada cerita, bahwa di mushola itu sering terjadi hal-hal yang hil-hil (tahu sendirilah apa maksudku). Dari permainan lampu byar pet sampai kram air yang bunyi sendiri sehingga menyebabkan kebanjiran, dan lain-lain. Waktu diceritain, aku cuma nggah-nggoh melongo aja. Kok aku gak merasa ya??? memang sih beberapa kali malam-malam aku mendengar suara pintu mushola berderit dibuka/tutup, tapi pikiranku yang naif pun berkata “ah paling bapak mertua mo tahajud”.
Belakangan aku sadar bahwa aku itu bukan naif, tapi lugu setengah bebal hihihihi karena seringkali aku mengetahui kejadian aneh, tapi baru sadar kalo itu aneh keesokan harinya, ketika aku cerita ke adik ipar atau mertua. Tapi kemudian sesuatu yang bagus terjadi. Bagus sekali malah. Semua orang jadi sibuk memuji betapa pemberaninya aku **mabok pujian** padahal waktu itu, mas Iwan baru saja memulai usaha dan sering meninggalkanku sendirian dan pulang malam-malam. Tawaran tidur bersama ipar didalam rumah utama, selalu kutolak dengan alasan takut mas Iwan pulang malam-malam dan nggak ada yang bukain pintu (padahal sih biar bisa tetep bebas baca buku sambil duduk methingkrang **hihihi** atau tiduran dengan
Asyiikkk....ternyata hantu membawa berkah, aku makin dikagumi mertua dan sodara **kalap pujian**
Kebiasaan mas Iwan meninggalkanku sampai malam, berlanjut sampai ketika kami pindah kerumah ini. Malah lebih parah, karena seringkali dia harus business trip keluar
Tetangga baru beberapa kali cerita, kalau rumah yang kami beli ini, termasuk yang paling susah laku. Katanya, banyak orang merasa hokinya buruk. Auranya nggak menguntungkan bagi pemiliknya. Berbahaya bagi kesehatan dan peruntungan. Terutama bagi orang-orang Cina yang paham fengshui, posisi rumahku yang pojok dan **setengah** tusuk sate, umumnya sangat dihindari. Kami sih ambil aja, karena memang yang sesuai budget cuma ini (konon pengembang akhirnya menjual dengan harga miring, gara-gara alasan diatas itu).
Rumah yang dibilang dudul ini ternyata cocok juga dengan kami. Karena sama-sama dudul mungkin ya. Buktinya, kami baik-baik saja tuh, bahkan usaha mas Iwan tambah maju. Apa yang ditakutkan banyak orang, alhamdulillah nggak ada yang terjadi. Kami sih percaya Allah akan selalu melindungi, titik.
Usaha tambah maju, mas Iwan makin sering meninggalkan aku sendirian dirumah. Lama-lama, aku merasa tidak sendiri. Bukan karena aku mulai nyandu internet dan punya banyak teman didunia maya (jaman MirC dulu tuuww), tapi memang aku merasakan kehadiran sosok lain dalam rumahku. Sosok itu, selalu memunculkan keberadaannya, terutama pas mas Iwan pergi keluar
Mula-mula aku selalu didera keheranan. Tiap pagi, bak mandi air selalu habis, tandas (waktu itu kamar mandi masih standar dari pengembang, jadi masih pake bak kamar mandi beton yang gede gitu). Aku penuhi lagi, eh besok paginya air habis lagi! Aku periksa barangkali penyumbat airnya bocor, tapi ternyata nggak juga. Tak puas, sampe 2x kuganti dengan penyumbat yang baru. Tapi keesokan harinya, air di bak habis lagi. Aneh.
Lalu, dispenser. Baru 2 hari pasang air minum galon, pagi2 bangun tidur galon sudah kosong. Nggak mungkin
Kolam koi juga begitu. Nggak terhitung banyaknya pagi aku bangun tidur trus panik demi melihat ikan koi piaraan mas Iwan sudah menggelepar2 sekarat karena kehabisan air. Walah!
Anyway, kesimpulannya mungkin si makhluk itu bersekongkol dengan PDAM karena tagihan air ku jadi dudul jebol. Mas Iwan sih menyuruh aku untuk membiarkan saja, karena toh dia tidak mengganggu atau gimana. Aku pun juga bukannya merasa ketakutan atau gimana, malah merasa geli membayangkan bagaimana ya rupa si hantu itu ketika malam berakhir? (kalau aku bisa melihat, maksudnya). Pasti gunduullll trus perutnya genduuuuuutttt dan dia sangat amat beser (pipis terus2an) **wakakakakakak** mengingatkan aku sama tokoh Pat Kay di serial Sun Go Kong. Hehe...
Sekarang2 ini, setelah punya 2 anak, kita pun jadi tahu bahwa Abe, kayaknya sama dengan aku. Nggak ngeh deh urusan ginian. Tapi Bea lain, seperti mas Iwan, dia sangat sensitif. Sering banget dia berperilaku aneh, tiba-tiba ketakutan, nangis sambil melihat kearas udara kosong, seperti melihat sesuatu gitu...
Abe pun sudah mafhum “Bea lihat hantu ya buk?” tiap kali Bea tiba-tiba menjadi aneh. Bagaimanapun, overall alhamdulillah tak pernah terjadi yang gimana-gimana, karena aku selalu bereaksi dengan biasa pada Bea. Malahan, suka kupleset2in, dilucu2in. Sampe2 kalo Bea pas aneh, Abe langsung semangat mewawancarai adeknya...
“Hantunya gimana ‘Ya? kayak badut apa kayak kakek2?”
“Gambarin dong ‘Ya hantunya ‘Ya.... Mas Abe mau lihat,
Dan setelah Bea menggambarnya (kalau pas mood, tentu) sering2 malah Abe jadi ketawa melihat hasilnya
“Hahahahahahha hantunya lucuuuu!!”
Dan dengan cengiran garingnya, Bea pun ikut ketawa...
“Iyaa...lucu ya hantunya!!” **dasar latah hihihi padahal tadinya histeris tuh**
Begitulah cerita aku dan hantu...nggak horor
