Tampilkan postingan dengan label jakarta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label jakarta. Tampilkan semua postingan

Minggu, 23 November 2008

Ke Jakarta, Aku Kan Kembali


merambat malam

Jakarta, Sabtu, 22 November 2008. Dari pagi sampai tengah malam full acara kopdar! Captionnya di tiap foto saja ya, karena ini rekor foto terbanyak yang ku upload dalam satu album, jadi SALUTku pada siapa saja yang betah mantengin dari foto pertama sampai terakhir hehehe

Thx tak terhingga to :

Mbak Dian : hatimu selaksa emas dan ternyata kamu penuh dengan kedalaman ilmu ya mbak, terimakasih untuk kesediaan jadi "babysitter" ku hari itu... 6 jam yang sangat mengesankan! suwun!

Vivi : Kamu bener2 Ibu Kost temen-temen kita! Walaupun kita kemlelet (sama2 di jawatimur tapi mau ketemu aja pake ke jakarta segala hihihi) tapi aku puas banget bisa ketemuan dan doaku selalu untukmu yo bulik...I always love you, and always will be :-)

Bli Gde : gara-gara janjian kopdar sama bli, aku jadi PUAS ngubek2 fx hihihi...coba kalo bli cepet datang, pasti ngubek fx bakalan cuma sebentar hahahaha... sorry ya, pemberitahuan kita memang sangat mendadak, padahal sabtu2 gitu kan bli sibuk kawin??? eh salah, maksudnya moto di kawinan gituuuu..eh salah lagi, ternyata moto2 untuk albumnya Nidji ya... aduh sukses ya, bisa ngarep ditraktir otak2 nih kalo albumnya udah rilis hihihihi

kesimpulan : aku masih kangen otak2 itu hikssss

Langsung saja ya....... ayuk ikut aku jalan-jalan seharian bertemu dengan orang-orang yang luar biasa di album ini!! Ada BONEK juga lhooo di foto ke 26 hahahaha!!!

:::::

Kamis, 31 Juli 2008

Kopdar Mafia Beras


aku sudah nggak tahu musti ngomong apa...

**sedianya mau pake gigi palsu hitam juga, tapi dirampas sekuriti waktu masuk Senci**

Duh seandainya satu hari ada lebih dari 24 jam **hikss hikss**.

Sepulang dari Jakarta Rabu malam kemarin udah pingin posting ini sebenarnya, tapi apa daya, banyak jadwal banyak tugas banyak kangen yang harus diselesaikan...jadinya baru bisa ngempi sekarang, ini pun sebentar lagi sudah ada tugas menunggu...

Kepergian ke Jakarta 3 hari (minggu-rabu) kemarin memang mendadak, tanpa rencana **as always** dan tanpa anak-anak **again hikss bener kan, sekali bisa ninggalin, pasti kejadian lagi kan??**

Kalo ditanya apa yang paling berkesan, sudah pasti adalah kopdar dengan temen2 MP!! Selasa, 29 Juli 2008 Jam 11-14 di Urban Kitchen - Senayan City. Thanx a lot to Mbak Maya (http://mayawwardhani.multiply.com) yang sudah bertungkus-lumus jadi EO buat kita. Apa yang dikatakan Mbak Maya sama persis seperti yang kurasakan, biar pun ini pertama kalinya kita jumpa, tapi ASLI rasanya kaya udah kenal dari lahir, subhanalloh...

Peserta kopdar kemarin :

Mbak Maya (http://mayawwardhani.multiply.com)
Sudahlah kalo buat dia aku gak punya kata-kata lagi deh, ampuuunnnnnn

Kak Mia (http://miapiyik.multiply.com)
Duh dia benar-benar tipe kakak perempuan yang selalu ingin kupunya seumur hidupku!

Mbak Dian (http://dianluthfi313.multiply.com)
Diam-diam dulu sering ngintip dia lewat MP nya Mbak Maya, akhirnya ketemu ya Mbak, duuhhh njawani banget, ternyata lumayan “bertetangga” hehehe so nice to meet you Mbak, semoga si kecil tetep sehat yaaa..

Rima (http://bundasite.multiply.com)
She’s just lovely....lovely...and lovely... Oya, dan ternyata biarpun mungil, Rima sangat bisa menghadapi porsi makan yang maksi (heran, kemana perginya seluruh kalori itu yak??)

Titin (http://titien140203.multiply.com)
Segala macam kedudulan, ke’ancuran dan kewhalah whalahan itu, I knew it right away when I see you!!! Dari sorot matanya, udah ketahuan kalo dia gokil, tetapi ternyata dia lebih dari itu, dia emaknya biangnya emboknya gokil!! :-D

Mbak Iin (http://yasmin1076.multiply.com)
Waktu kopdar, Mbak Iin datang belakangan (maklum bu dokter gitu loh). Begitu datang, dia menyalami semua satu persatu. Aku, Kak Mia, Mbak Maya, Mbak Titin, Rima dan Mbak Dian. Trus diapun bertanya dengan lugu “Ini Wahida belum datang ya? dimana dianya sekarang? Jam berapa dia datangnya??”
**gubraaaaaaxxxxxxxxxx**

Mbak Irma (http://irmawidiarni.multiply.com)
Nggak nyesel deh biarpun hanya sempat ketemu di depan kasir, yang penting sempat aja ketemu ya Mbak, dan sempat foto sesi disitu hihihih thx udah ikut datang, sori aku gak bisa bertahan disiru lebih lama lagi, next time we will hang out a lil bit more, insyaAllah..


Yang BUKAN peserta kopdar kemarin :

Mbak Irma (http://irmaes.multiply.com)
Mbak Irma yang niat banget kopdar, akhirnya batal karena ada tugas ibu rumah tangga yang memanggil **hikss** gak papa mbak, insyaAllah masih akan ada kesempatan lagi yaa....

Mbak Sisil (http://dzafai.multiply.com)
ampuuunnnnnnnnnn aku dipaksa untuk merahasiakannya Mbak, ampuuunnnnnn aku hanya korban dan kakitangan........ampuuuuuuuuuuuunnnnnnnnnnnnn
**dikejar-kejar mbak sisil yang mengacung2kan sapu lidi karena aku membatalkan janjian survey ke panti asuhan hari senin, demi kopdar yang akhirnya dirahasiakan darinya**

Mbak Agustin (http://shadafa.multiply.com)
Pasrah aku kalo sama yang ini wis........iku lho Mbak Maya yang merencanakan ini semua Bunda **mencoba menjelaskan** aku dipaksa.....dipaksaaaaaaaaaaaaa (dengan sukarela)
**dan sambil melet2 ngeledek dari jauh**

Mbak Mita (http://spaceneedle.multiply.com)
Karena dia nggak menemukan pintu ajaib ala doraemonnya dari Seattle-Jakarta. Ketlisut be’e mbak...?

:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:

Foto yang lebih lengkap dan lebih dudul bisa dilihat disini: http://mayawwardhani.multiply.com/photos/album/74/Jumpa_Mafia


Juga disini:
http://bundasite.multiply.com/photos/album/25/Seru_Gokil_en_Heboooooh_...

Dan disini : http://miapiyik.multiply.com/photos/album/134/Kopdar_Lagi

Kamis, 08 November 2007

[Jakarta++ Trip] Bagian 2 : Suatu Pagi di Lintas Melawai

Suatu pagi, subuh hampir beranjak menjadi fajar. Di kamar 507 sebuah hotel di kawasan Melawai.

 

Raut wajah dan bahu mas Iwan langsung melorot begitu dia keluar dari kamar mandi. Gerakan tangannya yang dibantu handuk mengucek-ucek rambutnya yang basah serta merta berhenti ketika melihatku. Handukpun lalu terkulai di kedua bahunya. Merasa ekspresinya ini tak mendapat reaksi, diapun cuma geleng-geleng kepala, berjalan melewati belakang kursi yang kududuki didepan meja tulis bergaya art deco di kamar hotel.

 

Tak juga kualihkan tatapan mata dan perhatianku dari foto-foto anak-anakku, Abe dan Bea di layar laptop. Telapak tangan kananku menopang dagu yang terasa berat.

 

“Gitu kok mau nyekolahin anak-anak di luar negeri...”

 

Aku masih diam.

 

Wong arek-arek baik-baik saja gitu lho...,” ujar Mas Iwan lagi sambil sibuk mempersiapkan “kantor berjalan”-nya. Melepaskan komunikator dari kabel chargernya, memeriksa jadwal hari itu, dan sambil berpakaian dia masih geleng-geleng melihatku yang tidak mau melepaskan laptop yang rupanya dia butuhkan untuk online.

 

“Iya, tauuuu...” sahutku malas. Otakku tahu mereka baik-baik saja di rumah. Panggilan telepon yang sudah dua kali kulakukan kerumah pun sudah cukup menjelaskan (padahal saat itu masih jam 5.30 pagi). “Tapi ini pertama kali nya anak-anak bangun tidur dan aku nggak ada dirumah...” gumamku masih sambil bertopang dagu dan menerawang. Tak menyadari si laptop sudah berpindah ke pangkuan si mas yang duduk di bibir ranjang dan foto anak-anak sudah berganti tampilan steelonthenet.com.

 

Trus, piye lek mene arek-arek sido sekolah trus tinggal nang luar negeri? (Trus, gimana kalo besok anak-anak jadi sekolah dan tinggal di luar negeri??)”

 

Opo penake aku melu arek-arek ae yo...omah nang luar negeri pisan...? (Apa enaknya aku ikut anak-anak aja ya, tinggal di luar negeri juga??), kaya Pak Sindu temenmu itu mas, si bapak di Indonesia cari duit, istrinya ikut anak-anaknya yang sekolah, tinggal di luar negeri...!” jawabku asal.

 

Ngono ta...?” (Begitu ya?) suara mas datar, sambil perhatiannya masih ke website paginya itu (maksudku kaya koran pagi gitu lho, first thing to read in the morning, hehe...)

 

Dengan malas aku pindah naik ke tempat tidur dan berbaring. Duhhh pagi-pagi jam segini dirumah biasanya adalah waktu paling ramai dan kacau. Urak-urak anak-anak mandi dan sarapan, ngecek buku penghubung sambil mulut tak henti menyemburkan “pesan-pesan” untuk anak-anak selama di sekolah (terutama Abe yang sekolah sampe sore dan pelupanya minta ampun). Hikss....aku heran, kok banyak ya teman-teman pasutri yang mengaku suka sekali menginap di hotel berdua begini?? Kenapa nggak berempat saja?? Dudul...

 

Yo gak popo seehh. Semuanya itu kan yang penting bagaimana kamu mengaturnya...ibaratnya, management dan sistemnya harus dibentuk...” Mulai deh. Bicara (atau lebih tepatnya, mendengarkan) prinsip-prinsip bisnis begini sudah jadi sego sambel buatku, makanan sehari-hari layaknya sambel terasi, yang bagaimanapun pedasnya tetapi nggak bikin kita kapok...hehehe...

 

“Kaya aku gini, setiap pergi lama begini, aku kan selalu menyiapkan Rendra untuk menggantikan aku di kantor,” Mas Rendra adalah sahabat SMA si mas yang sekarang menjadi orang kepercayaannya. “Ya kalau kamu mau tinggal di luar negeri ya silahkan to, ntar duit biaya hidup kukirim tiap bulan kesana....yang penting, tinggal menyiapkan saja orang yang akan menggantikan tugas-tugas mu disini, beres kan???”

 

Dari ekor mataku yang melirik, kulihat bibir si Mas menyeringai usil, sambil matanya tetap tertuju ke layar laptopnya.

 

“Maksudnyaa...????”

 

“Pikir aja sendiri...,” seringainya makin lebar.

 

Untung si laptop nggak sampai terjatuh karena sejurus kemudian bantalpun melayang menerjang. Si Mas pun tertawa lebar, tapi kali ini matanya sudah lepas dari laptop, pindah mengarah ke istrinya yang ngedumel. Sebuah omelan panjang yang (dudulnya diakui) sangat disukainya, yang baru berhenti ketika Mas Iwan mengacak-acak rambutku dengan puas...

 

 

Selasa, 06 November 2007

[Jakarta++ Trip] Bagian 1 : Tiga Hari Yang Pecahkan Rekor

 


Penasaran dengan judulnya? Well, perjalanan yang kulakukan dalam seminggu ini memang agak luar biasa. Paling tidak, untukku pribadi. Berikut sedikit catatan singkat yang sempat tertulis disela-sela penuhnya jadwal dan lalu lintas Kota Jakarta yang benar-benar menghabiskan waktu dan energi. Kenapa singkat? Karena ketika ada sedikit waktu diluar jadwal, kegiatan yang menarik hatiku hanya satu : TIDUUURRR…!! :-D

 

:::::

[Kamis, 1 November 2007; 22.34; Kamar 507 GB Hotel Melawai]

 

Perjalanan kali ini, jelas-jelas akan memecahkan rekor!! Sungguh tidak menyangka, mengingat mendadaknya persiapan. Keputusan berangkat, tiket, dan sebagainya hanya dilakukan dalam sehari. Termasuk hotel yang akhirnya diluar pilihan awal kami, karena entah kenapa ( si mbak petugas travel juga heran) dalam seminggu ini hampir semua hotel berbintang di Jakarta sudah full booked!!! Ada apa ya? Teori suami sih, karena sudah akhir tahun, mungkin banyak instansi dan kantor-kantor yang berniat “menghabiskan” anggaran tahunannya. Duhh....

 

Kami berangkat berempat, aku, suami dan kedua orangtuaku. Tujuan utama, untuk berobat. Kebetulan secara mendadak kita mendapat bocoran bahwa ada terselip jadwal kosong dari terapis kami. Wah, kesempatan emas nih, karena kami tahu betapa ketatnya jadwal terapi beliau! Biasanya, kalau tidak ada kasus emergency, seorang pasien perlu mengantri jadwal selama 2-3 bulan, bahkan lebih. Karena hubungan pribadi yang cukup dekat sajalah, kita biasanya seperti ini, diluar hari praktek umum begitu ada jadwal kosong secara mendadak mengunjungi beliau, ya silaturahmi, sekalian menjalankan pengobatan.

 

Ada kejadian lucu...Setelah beberapa kali kecewa karena ternyata beberapa hotel yang kita inginkan ternyata penuh, akhirnya kita dapat 2 kamar kosong di hotel ini. Melihat brosurnya, okelah, hotel berbintang empat ini ternyata memang hotel baru. Wah, boleh juga nih, mencoba sesuatu yang baru, pikir suami waktu itu. Lokasinya juga strategis, selain tidak jauh dari kawasan Bintaro tempat kita berobat, juga berada sangat dekat dengan kawasan perbelanjaan Blok M dan Melawai. Ketika dalam perjalanan bandara-hotel, sopir taksi yang kita tumpangi lah yang membuat kita berempat jadi tersenyum-senyum geli. Intinya, dia cerita (panjang-lebar) betapa hotel itu menjadi langganan banyak orang (dari orang asing sampai para pejabat –ehm- kantor ini dan itu) karena dikelilingi banyak sekali tempat hiburan disekitarnya. Hiburan disini maksudnya hiburan malam!! Lebih jelasnya lagi, gang tempat hotel itu berada adalah salah satu pusat kawasan “merah” di Jakarta. Kata sopir taksi, “Bapak mau cari apapun lengkap, Karaoke? Bar? Night club? Sampai Pijat Plus semua lengkap! Standart Internasional, eksklusif dan dijamin kelas atas deh!!”

 

“Wah, jadi penasaran nih....” komentar Bapakku lugu :D

“Duhhh...salah dehhh pilih hotelnya...” keluh suami sambil menepuk keningnya :D

“Bisa nyaingi buku Jakarta Undercover itu lho...” canda geli Ibukku :D

“Untung Abe nggak ikut nih...” sahutku sambil meringis geli :D

(Pak Sopir tak urung juga agak geli demi melihat penampilan kami, terutama aku dan ibuk yang jelas-jelas berbaju muslim lengkap :D...barusan sebelum aku mengetik jurnal ini, ketika suami online dan chatting dengan beberapa teman, rame-rame mereka ngakak sambil “menghujat” mas Iwan sebagai mantu kurang ajar karena berani menginapkan mertua di hotel kawasan merah Jakarta...hahahaha. Sempat muncul komentar menarik dari Mas Yudi –kakak alumni satu sma ku yang dudulnya sekarang lebih ketagihan chat sama Mas Iwan-... katanya “lihatlah ikan laut mas, walaupun hidup di air laut, tetapi dia tidak pernah menjadi asin”...wow...what a one good metafor, isn’t it?..)

 

Oya, bicara Abe, aku jadi ingat. Kenapa perjalananku kali ini kubilang memecahkan rekor?? Rekor apakah itu?? Bukan rekor MURI, bukan, tapi rekor ini :

 

Seumur hidupku, dan seumur hidup Abe-Bea, kali ini lah rekor terlama dan pertama kalinya

 aku harus meninggalkan anak-anakku lebih dari 24 Jam !!

Hu huu huuu.....!! :((

 

In the past, kemanapun aku pergi anak-anak pasti ikut. Kali ini, karena banyak hal aku terpaksa menyetujui instruksi Mas Iwan untuk meningalkan mereka ditangan mertua. Keputusan pergi yang mendadak, sekolah anak-anak, dan jadwal acara di Jakarta yang sangat tidak “anak-anak” sehingga malah kasihan kalau mereka ikut. Selain itu –ini kata suami- biar aku juga “latihan” menguatkan hati meninggalkan mereka (ada ya latihan semacam ini??hikss), karena dia sudah gemas berkali-kali harus berangkat umroh sendirian karena aku selalu menolak ikut dengan alasan tak mau meninggalkan anak-anak.

 

Jadi jangan ditanya gimana rasanya sekarang, gara-gara menulis inipun, sekarang hatiku tambah dudul saja dan semakin rindu rasanya,....hiksss...  :((((((((

 

 

:::::

[Jumat, 2 November 2007; 11.55; Dunkin Donuts depan masjid besar Bintaro; menunggu Mas Iwan dan Bapak sholat Jumat]

 

Hari ini jadwal bakalan full. Jadwal terpenting (terapi) barusan kelar, untuk diteruskan lagi besok pagi. Dari hotel tadi pagi-pagi sudah disuguhi menu wajib ibukota : MACEETTTT...!!. Aku sempat bilang setengah memohon ke suami untuk jangan pernah mengajakku pindah dan tinggal di kota ini, atau tempat lain yang semacet ini, hehe...habis, rasanya waktu 24 jam hanya akan habis di jalanan saja. Duh...

Sehabis sholat Jumat nanti, nggak yakin juga apakah semua jadwal akan bisa terselesaikan hari ini. Ada beberapa tempat yang Ibuk dan Bapakku berniat kunjungi, dari rumah saudara sampai acara belanja, dan tempatnya lumayan terpencar. Kita akan ibarat mengelilingi dan menyeberangi seluruh bagian di Jakarta. Dengan lalu-lintas seperti ini, terus terang rada pesimis juga, apalagi kalau sudah ngumpul dengan saudara, mana ada waktu yang tidak akan molor??

:-S

 

Eh, tapi ada hikmahnya juga anak-anak nggak ikut. Alternatif transportasi jadi lebih banyak, nggak melulu harus taksi dan jalan raya. Nostalgia jaman dulu ketika belum punya anak, akupun akan bisa merasakan lagi riuhnya transportasi umum Jakarta yang sesungguhnya!

 

 

 

 

 

 

*****

 

(Bersambung)