
yang ini yang berbalur kelapa, pesenanku
Di Surabaya, salah satu kemewahan yang bisa kudapat bila bepergian dengan motor adalah bisa menikmati makanan2 pinggir jalan, terutama ditempat dimana mobil akan mengalami kesulitan untuk sekedar parkir.
Jumat lalu pagi-pagi, kita berdua (aku dan Mas Iwan) pas lewat perempatan Wonocolo dengan motor. Maka tak akan kami lewatkan untuk sekalian sarapan di pinggir jalan, bukankah disitu ada sate kelopo yang sudah terkenal enaknya itu?
Sate Kelopo adalah salah satu makanan khas Surabaya. Sate dan bumbu kacangnya sendiri nggak beda dengan sate pada umumnya. Hanya sebelum dibakar, daging ayam atau kambing yang sudah ditusuk-tusuk itu dibaluri dulu dengan parutan kelapa gongso (digoreng kering tanpa minyak). Wallaaa!! Aroma yang keluar ketika proses pembakaran pun jadi bercampur dengan gurihnya aroma kelapa. Nikmat banget!
Sate Kambing Kelopo yang ini bisa ditemui di dekat perempatan Wonocolo-Sepanjang. Tepatnya di pinggir jalan A. Yani Pereng (ingat, A. Yani yang ini ada “Pereng”nya). Menempel di tembok pinggir jalan dekat muara perempatan. Jalannya kecil, nyaris seperti gang, maka mobil akan sangat kesulitan menemukan tempat parkir, kecuali mau parkir di pinggir Jl. Wonocolo, trus menyeberangi perempatan Wonocolo yang lebar dan ruamenyaaa minta ampun itu dan berjalan lumayan jauh. Makanya mumpung bermotor ria, tak akan kami lewatkan untuk ngandok sarapan disitu.
Sate kambingnya pun empuk, dengan bumbu kacang yang segar dan legit alami, sama sekali tak ada rasa penyedap didalamnya. Satenya sendiri, tersedia dalam 2 macam, tinggal pilih mau yang biasa atau yang berbalur kelapa. Berteman nasi hangat dan teh panas, kita pun sukses berkeringat dan nikmat dipinggir jalan.
Mak nyuuusssss.... :-D