Rabu, 09 Mei 2007

City of Joy (Negeri Bahagia)

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Literature & Fiction
Author:Dominique LaPierre
"Di tempat ini tak ada sebatang pun pohon, atau setangkai pun bunga. Tak ada kupu-kupu atau burung, kecuali burung gagak dan pemakan bangkai. Udaranya pekat dipenuhi CO2 dan sulfur, lorong2nya berubah menjadi danau lumpur di musim hujan. Hrpn hidup penghuninya mencapai tingkat terendah didunia karena penyakit spt lepra, TBC, disentri dan malnutrisi berkubang disana. Mayat kadang2 dibuang ke sungai krn tak ada kerabat yg mampu membayar utk upacara kremasi atau penguburan yg layak.
Di salah satu pemukiman di Calcutta ini, Anda akan disambut dgn gundukan tahi dari 8000 sapi yg ada disitu, serta got2 penuh kotoran manusia. Penghuninya merupakan campuran dr segala jenis manusia yg terpinggir scr sosial: kaum paria, penderita lepra,sida2, dlsb. Mereka datang dari desa2 kekeringan, mencoba mempertaruhkan nasib di kota besar.
Akan tetapi...tempat ini dinamai Anand Nagar atau Negeri Bahagia bukan tanpa alasan. Novel yg didasarkan pada kisah nyata ini akan menunjukkan betapa keramahan, ketulusan, cinta kasih, pengorbanan, dan keberanian begitu mudah dijumpai pada manusia2 Anand Nagar. Bagi mereka, situasi seburuk apapun tak pernah menjadi penghalang untuk berbagi dan berbahagia.
Welcome, in the City of Joy..."

I'm just so touched by this book deeply.
Novelnya sudah difilmkan juga (1992), dibintangi Patrick Swayze (tp aku belum pernah nonton)
Believe me, you would complaining less in your life after reading this book...

2 komentar:

  1. Demikianlah memang kehidupan. Cinta kasih, pengorbanan dan keberanian justru berasal dari kalangan yang kebanyakan dari kita mengganggapnya rendahan. Jadi ingat reality show di STCV yakni Toloooong!!! ... Ingat?! dalam reality show itu, justru orang2 yang kelihatannya susah yang malah memberi pertolongan.
    Jadi pengen baca bukunya .... (Nurman )

    BalasHapus
  2. wahida ariffianti6 Juni 2007 pukul 19.31

    baca deh bukunya mas, meski bukunya secara penampilan mmg agak "kurang nyaman" untuk dibaca, in terms of ukuran huruf, jenis kertas dll, but believe me, it's all worthed..!!

    BalasHapus