Kamis, 12 November 2009

AmeL Dan Kakek Tak DikenaL

:::::.....


AMEL DAN KAKEK TAK DIKENAL

Semalam, kami semua ikut shock mendengar cerita Mb Sisil dan putri bungsunya Amel yang baru TK B.

Jadi siang kemarin itu (Rabu, 11/11/09) sekitar jam 12.45 mb Shiel agak telat jemput AmeL karena pulang dari acara pengajian (AmeL pulang jam 12.30). Itupun dia sudah membatalkan niat untuk beli makanan terlebih dahulu dan memilih untuk langsung jemput AmeL di sekolah karena sudah telat. Sesampai di sekolah, keadaan sudah agak sepi, tinggal tersisa satu dua anak yang bermain di halaman sekolah (didalam pagar). Mereka juga sedang nunggu jemputan. Ketika dilihat tidak ada AmeL disitu, mb Shiel pun masuk ke lorong menuju ke ruang baca, karena di ruang baca itulah biasanya anak-anak dikumpulkan ibu guru, untuk menunggu dijemput supaya lebih aman.

Baru saja mb Shiel berjalan sampai setengah lorong ketika pas didepan pintu ruang kepsek dia melihat pemandangan yang membuat pikirannya membeku.

Ada AmeL disitu, sedang berjalan keluar digandeng oleh seorang kakek yang sama sekali tidak mb Shiel kenal. Si AmeL digandeng tangannya oleh si kakek itu, sementara di pundak si kakek bertengger tas sekolah AmeL.

Hati ibu mana yang tidak beku karena shock melihat pemandangan seperti itu. For the record, diantara kami semua mb Sisil itu paling frontal orangnya. Darah Madura-nya nggak bisa dinafikan, membuat dia selalu paling cepat berdiri dan berteriak ketika ada sesuatu yang tidak diinginkan. Tapi kali ini mulutnya serasa terkunci, bahkan (menurut pengakuannya) seluruh badannya tidak bisa apa-apa lagi kecuali tanpa komentar mengambiL semua yang ada ditangan kakek itu...tanpa memperdulikan lagi segalanya, termasuk si kakek yang terlihat kaget juga bertemu dengan mb Shiel dan sempat terdengar melontarkan kata-kata "Saya kira anak ini...bla...bla..bla". Mb Shiel pun sudah tak mendengar lagi lanjutan kata-kata si kakek.

Yang dilakukan mb Shiel hanya mengambil alih anak bungsunya. AmeL ditariknya, juga tas sekolah, dan dengan buru-buru membawa semuanya masuk ke mobiL dan memacu mobil cepat-cepat pulang kerumah. Sepanjang perjalanan, mb Shiel masih membeku, tak mampu bicara apapun kecuali berkali-kali menyebut nama Allah. Sambil dengan ngeri membayangkan apa yang terjadi kalau saja tadi dia jadi beli makanan terlebih dahulu. Atau kalopun misalnya dia hanya semenit saja telat menjemput AmeL. Mb Shiel yang premanita itu, ternyata kali ini cuma bisa speechless...

Ketika sampai dirumah, pelan-pelan AmeL ditanya, dan jawaban yang meluncur dari mulutnya hanya "nggak tahu Buk...aku nggak tahu...". Sampai-sampai ketika malamnya masalah ini diketahui teman-teman via sms, telpon, YM atau BBM, ada yang akhirnya menyebut kata gendam, hipnotis, sirep dan sejenisnya...duhh... Terus terang aku juga ngeri setengah nggak percaya semua ini bisa terjadi di sekolah Bea...pada AmeL lagi! Padahal kami semua mengenal AmeL sebagai anak yang pintar, cerdas dan kritis.

Malam itu, kami semua yang mendengar cerita Amel, ikut pucat ngeri dibuatnya...



LARAS DAN KAKEK TERSAYANG

Siang itu, Rabu 11/11/09 Laras yang baru duduk di bangku TK B keluar kelas dengan agak rewel. Pak Ji, si bapak tukang becak yang biasa menjemputnya sampai kewalahan. Rupanya Laras tidak mau pulang. Laras hanya mau pulang kalau dijemput oleh kakeknya yang baru pindah 10 hari ini dari Jogja kerumahnya di Surabaya.

Merasa tak bisa membujuk si Laras, Pak Ji pun menelepon rumah Laras dan menceritakan hal ini. Kemudian si Kakek pun memutuskan untuk berangkat ke sekolah menjemput cucu tersayang yang rupanya sangat menginginkannya.

Sesampai di sekolah, sudah sepi...maklum jam sudah menunjukkan jam 12.45 sementara jam pulang memang sudah 15 menit berlalu.

Halaman sekolah sepi, Kakek pun menuju ruang baca. Disana juga terlihat sepi, hanya tinggal Laras seorang yang masih menunggu jemputan di ruangan itu. Tanpa perlu sepatah katapun Kakek hanya tersenyum melambaikan tangannya memanggil cucu cantiknya untuk pulang bersama-sama. Dilihatnya sang cucu langsung menghampirinya. Dengan sayang dibawakannya tas sang cucu, dan digandengnya tangan Laras. Mereka berdua pun berjalan bergandengan tangan melewati lorong.

Pas ditengah lorong, tepat didepan pintu ruang kepala sekolah, sekonyong-konyong Kakek melihat ada seorang Ibu yang berjalan menuju mereka berdua. Si Ibu ini, tanpa berkata sepatah katapun, langsung mengambil tas sekolah Laras yang disandang di bahunya. Tangan Laras yang sedang digandengnya pun ditarik si Ibu itu.

Yang paling mengejutkan Kakek adalah kenapa Laras menurut saja diajak Ibu itu?? Laras malah memanggil si Ibu itu dengan sebutan "Ibu"??? Mungkin detik itulah Kakek akhirnya sadar bahwa itu memang bukan Laras, cucunya... Dan sebelum Kakek bisa menjelaskan apapun kepada si Ibu, mereka berdua sudah ngibrit meninggalkan si Kakek ditengah lorong didepan pintu ruang kepala sekolah yang sudah sepi siang itu...

:::::.....

Begitulah ceritanya...

Pagi tadi, dengan perasaan yang tidak menentu masih shock mb Shiel memutuskan untuk menghadap pihak sekolah. Bu Chodijah yang mewakili sekolah menerima mb Shiel, ternyata sudah menunggu ditemani kakek dan neneknya Laras untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Mb Shiel si premanita pun, akhirnya hanya bisa memutuskan untuk menyimpan lagi taringnya. Ketika keluar dari sekolah dan menceritakan semuanya kepadaku (yang memang sengaja menunggu di bakery sekolah), perasaan mb Shiel masih tak menentu, antara geli, merasa tak percaya dan masih speechless tak bisa komentar apa-apa.

Pertanyaanku, trus Laras dimana waktu siang-siang kemarin itu??

Menurut cerita Bu Guru, tak lama setelah Pak Is becak menelepon rumah Laras, dia kembali membujuk Laras yang rewel dan kemudian berhasil. Laras pun mau diajak pulang. Setelah insiden dengan mb Shiel di lorong depan ruang kepsek itu, ganti si Kakek yang panik demi mengetahui anak yang digandengnya tadi ternyata BUKAN Laras cucunya. Kakekpun langsung kembali masuk mencari Laras dan panik karena Laras sudah tidak ada. Ibu Guru pun bingung karena kok ada lagi yang datang menjemput Laras?? Bukannya Laras sudah pulang dengan Pak Is???

Maka jelaslah semuanya... Kakekpun akhirnya berhasil menemukan cucunya si Laras dan Pak Is di gang sebelah sekolah...

Mb Shiel pun melanjutkan ceritanya. Tadi pas dia ketemuan (dan sempat foto2 pulak wahahaha) dengan Bu Guru dan Kakek-Nenek nya Laras, mereka sudah saling meminta maaf. Terutama si Kakek.

Kakek :
"Maaf lo Buk, saya bener nggak ada maksud apa-apa... Saya kira itu Laras cucu saya... Mereka mirip dan hanya tinggal ada satu anak di ruang baca. Lagian AmeL nggak tertawa, coba kalo AmeL tertawa saya pasti tahu kalo itu bukan Laras, soalnya kan kalo Laras ada giginyaa..."

Mbak SisiL : **speechless**

Kakek :
"....dan ini sudah KEDUA KALINYA terjadi pada saya lo Buk..."

Mbak SisiL : **gubraaxxx**

Hahahahahaha. Aku juga nggak bisa apa-apa selain ketawa mendengar ceritanya. Jadi inget temen-temen dudulers...yang juga suka salah kalo melakukan apa-apa... Jadi inget diriku sendiri yang juga begitu.... Dwoohhhhh....

Tahu nggak apa yang ada dipikiranku??? Si Kakek itu seharusnya bikin account blog atau Facebook. Aku akan dengan senang hati add beliau, dan memasukkan FB beliau ke list "DUDULERS".

:::::.....

19 komentar:

  1. Arie - Bunda Icha Anakku Sayang12 November 2009 pukul 02.19

    waakakaaakkak aku bacanya dah serius kirain ada pencurian anak yang memang lagi marak ni..Masya Allah ternyata ngono tho critane..wis jan..*ngikik dhewe iki*..:D

    BalasHapus
  2. mommy inga yudiansyah12 November 2009 pukul 02.39

    aduh.. mba shieeeel.. ngeri emang ya penculikan anak dan 'penculikan' salah anak :)

    BalasHapus
  3. hihihi aku yang mengikuti ceritanya dari tadi malam juga deg2an mbaaa....sejuta rasa pokoknyaaa!! :-D

    BalasHapus
  4. iya Inga, sama-sama mengerikannya.....hahahahah mb shiel udah senam jantung nggak keruan tadi malam, ampe nggak bisa tidur....giliran udah ke sekolah tadi, makin gak bisa bicara apa2 karena saking sulitnya mempercayai ini bisa terjadi hihihihihi

    BalasHapus
  5. Deg-degan baca awalnya, tapi ternyataaa... Gubrak deh, hahaha, kok bisa? Tapi mamanya Amel sudah melakukan tindakan tepat kok sepertinya pada saat itu, lebih baik waspada kan?

    BalasHapus
  6. Baca lagi di sini setalh baca di FB....
    musti bener2 hati2 yah kalau punya anak..
    tapi pengalaman mbak Shiel ini bener2 mengharukan menurutku....untunglah berakhir baik.

    BalasHapus
  7. ahahahaha.... duuh.. duuh.. hampir saja daku ikut-ikut nuduh soal gendam...

    tapi, memang benar apa yang dilakukan mbak shiel. orang tua manapun insya Alloh akan bertindak seperti itu. dan kekhawatiran bahwa anaknya akan diculik serta sangkaan ada praktik gendam... itu juga wajar.

    kakek juga nggak salah.

    pokoknya cerita ini unik dan menarik, deh. d(^_^)b

    BalasHapus
  8. walah, simbah kakung iku mesti putune wis pirang-pirang yo mbak? mosok sampek lali rupane putune... hihihihihi

    BalasHapus
  9. heheheh.... udah sport jantung di awal bacanya, elha trus malah jadi ngakak sampai dudulers-nya.....

    BalasHapus
  10. Uaahh napas lega...ternyata gitu ceritanya kirain???

    BalasHapus
  11. kirain berita mengejutkan tapi awalnya emang serem eehh akhirnya bikin ketawa ngakak hehehe...

    BalasHapus
  12. baca yang kedua kalinya.........tetep ngakak....*maksudnya ngejek mbak Shiel*
    mbak Shielllllll untung si kakek dudul itu nggak kau kaploki juga......wah nggak tahu gimana kau nyembah2nya buat minta maaf.....

    BalasHapus
  13. wahida ariffianti20 April 2010 pukul 21.18

    wkwkwk baru nemu banyak komen blum direply disini :-D

    La, bener, dan mikir yang terburuk selalu membuat kita lebih waspada kan, aku juga paham dan ngerti banget gimana perasaan mb Shiel waktu ituuu :-D

    BalasHapus
  14. wahida ariffianti20 April 2010 pukul 21.18

    bisa buat bekal dirimu Less, hihihi :-D

    BalasHapus
  15. wahida ariffianti20 April 2010 pukul 21.19

    bener mba...aku aja masih takjub kalo inget cerita ini, sampai2 di facebook ada temenku yang tanya "ini beneran kejadiannya mba? kok kaya sinetron aja, pake salah paham gitu?"

    hihihih :-D

    BalasHapus
  16. wahida ariffianti20 April 2010 pukul 21.20

    hahahahaha
    eh tapi emang kalo pas pake seragam tuh, anak2 jadi cenderung samaaaa semua mba,
    apalagi yang cewek, kan pake kerudung soalnya :-D

    BalasHapus
  17. wahida ariffianti20 April 2010 pukul 21.20

    wkwkwkwkwk :-D

    BalasHapus
  18. wahida ariffianti20 April 2010 pukul 21.20

    kirain ada peristiwa kriminal ya mb? huheuehue

    BalasHapus
  19. wahida ariffianti20 April 2010 pukul 21.21

    wakakakak Arum, jangan sampe dia baca komenmu ini Rum *nakut2in* wkwkwk

    BalasHapus