
menikmati coconut juice (baca: es santan) dari bale-bale di sepanjang pantai Gili Air
beautiful moment back then... :-)
::..
Inilah andalan wisata Pulau Lombok saat ini. Tiga Gili ini berada di gugusan pulau-pulau kecil di Lombok Barat. Kata gili dalam bahasa sasak memang artinya “pulau kecil”. Yang paling populer adalah 3 serangkai ini : Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air. Ketiganya sangat berdekatan dan dalam satu garis lurus, sehingga menjadi satu paket untuk dikunjungi. (Kalau ada waktu, senyambi baca postingan ini, coba deh search website2 atau foto2 Lombok).
Bila menginap di daerah Senggigi, ada 2 cara yang bisa ditempuh untuk sampai ke gili-gili itu. Pertama bisa lewat Bangsal, sebuah pelabuhan kecil yang terletak kira-kira 30 menit dari Senggigi. Dari situ, perjalanan dilanjutkan dengan kapal boat selama 45 menit lagi. Kapalnya sendiri bebas memilih, bisa naik public boat (biasanya berisi 12 orang, tiket pergi saja seharga 15 ribu per orang ) atau menyewa satu kapal seharga PP 350 ribu. Tetapi bila memilih untuk naik kapal umum, harus diperhatikan ada kemungkinan kita akan kesulitan untuk mencari kapal pulangnya, karena jam kapal (dari gili ke Bangsal) hanya terbatas sampai jam 2-3 sore saja.
Cara lain, bisa langsung sewa kapal dari Pantai Senggigi-Gili Trawangan. Perlu 1,5 jam perjalanan kapal boat, dan harga sewa (approx. 400 ribu) biasanya sudah PP plus kalau cuaca memungkinkan, kita bisa balik sore hari. Memang kalau ingin puas melewatkan waktu di gili sampai sore, biasanya memang menyewa kapal menjadi pilihan terbaik. Apalagi biasanya pemilik/pengemudi kapal juga bersedia menjadi guide selama di Gili, dan yang paling penting, barang bawaan kita di kapal akan lebih terjamin keamanannya. Cara ini yang kami pilih waktu itu walaupun dengan resiko perjalanan kapal akan lama sementara Mas Iwan kurang tahan terhadap angin laut.
GILI TRAWANGAN
Pada kunjungan pertama tahun lalu, aku hanya sempat pergi ke Gili Nanggu yang terletak agak jauh ke selatan Lombok. Gili Nanggu yang sepi dan damai sudah meninggalkan kesan mendalam buatku. Nah, konon kabarnya, Gili Trawangan inilah justru yang paling terkenal. Aku jadi exciting deg2an membayangkan seperti apa Gili Trawangan itu?
Rencananya kemarin, 3 hari di Lombok, 2 hari akan kami habiskan di Gili. Makanya Mas Iwan berniat menginap saja di Trawangan, apalagi waktu lihat websitenya, ada satu tempat menginap yang bagus sekali di Trawangan. Menyediakan kamar lumbung yang indah, Villa Ombak namanya. Dasar nasib, karena high-season hotel itu sudah full-booked, bahkan kata informannya, sekarang ini banyak wisatawan yang tidur di pinggir-pinggir pantai karena kehabisan kamar. Duuhh...Ya sudah, akhirnya kami pun dapat kamar di Holiday Inn Senggigi.
Tapi setelah sampai disana, ternyata hal ini malah membuatku sedikit bersyukur. Kesan pertamaku akan Gili Trawangan ternyata agak mengecewakan. Pantas kalau Trawangan terkenal, disini ramai sekali! Jauh dari kesan sepi damai yang sebelumnya aku bayangkan.
Kesan kedua?? Itu adalah waktu ketika aku sudah bisa menikmati pemandangan bawah pantai yang indahnya bukan main. Ya, akhirnya aku berhasil juga menguasai alat-alat berat snorkling yang dulu sempat membuatku kapok itu. Thanx to Mas Iwan yang sabar ngajari sampe bela2in beliin aku alat snorkling sendiri yang dirasa bagus dan cocok, dari Surabaya! Jangan salah, aku masih saja nggak bisa berenang. Tapi dengan bantuan vest pelampung dan tangan Mas Iwan yang menggeret tanganku sambil berenang sepanjang pantai, akhirnya bisa kunikmati juga pemandangan nan indah ini... Subhanalloh!
Keramaian pengunjung di pantai sama sekali tak terdengar lagi ketika yang terpapar didepan mata adalah terumbu karang dan ikan warna-warni yang bersliweran disekitar kami. Kami nyaris mentas ketika ternyata kami sangat beruntung, bertemu dengan jenis ikan yang selalu berombongan itu! Aduh aku sampai jerit-jerit ketika lewat ditengah-tengah rombongan ratusan ikan yang lumayan besar-besar berwarna perak itu. Aku takut mereka menabrak makhluk besar ber-vest ini dan kemudian terluka. Hahaha sungguh pikiran yang konyol. Tidak seperti aku, mereka kan bisa berenang dan menghindar?? Dan kalopun tertabrak, nggak akan terluka karena ini didalam air kan?? Paling akunya yang akan jerit-jerit kegelian nggak karuan ditabrak ikan-ikan itu! Hihihi.
Btw, teman-teman sudah baca belum pengalaman snorkling-ku yang pertama?? Ini kukopi lagi linknya :
http://cikicikicik.smaboy.com/images/51/
dan kalau ingat cerita itu, sungguh, aku merasa sangat beruntung akhirnya bisa merasakan serunya snorkling. Inilah yang kusebut sebuah keajaiban! Hahaha.
GILI MENO
Kira-kira 3 jam kita di Gili Trawangan, sekarang kita menuju Gili Meno. Kapal boat hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit untuk sampai kesana. Dalam perjalanan ini, konon kabarnya yang bagus bukan pinggir pantainya, tapi agak ke tengah. Disanalah tempat banyak penyu tinggal. Memang, di antara dua pulau itu, kulihat banyak perahu berhenti, sementara penumpangnya nyebur ke laut yang cukup dalam itu untuk snorkling.
Yang bisa berenang (apalagi kalo bisa sedikit menyelam tanpa alat seperti Mas Iwan) tentu sangat menyenangkan. Tapi bagi aku, tentu sangat mengkhawatirkan. Pak pemilik boat datang dengan ide yang pasti buat dia sangat masuk akal untuk dilakukan. Tapi tidak untukku! Dengan sedikit ragu plus nekad, aku mencoba turun dari boat (percayalah, dengan susah payah!!), merembet ke kayu pemberat di kiri kapal dan berpegangan disana. Full equipment tentu saja! Lalu kapal akan berjalan pelan sehingga aku bisa “jalan” dan Mas Iwan melakukan hal yang sama dibelakangku (karena menjaga aku tentu). Ya Allah, memang dibawah sana, didalam lautan indahhh sekali. Apalagi ini pengalaman pertama bagiku, yang biasanya hanya kulihat di layar tivi, kini nyata terpapar didepan mataku. Pantas Mas Iwan bener2 jatuh cinta dengan snorkling!
Sekali lagi, dibawah laut memang luar biasa indah, tetapi diatas air luar biasa mengkhawatirkan, tanganku sudah mulai pegel karena menahan tubuh dan memeluk kayu besar yang basah dan licin itu! Aduhhhhh rasanya mau lepas aja itu pegangan! Tolooongg!! Maakk aku ditengah lautan dan tak bisa berenang maakkk!! Akhirnya kuputuskan untuk kembali naik ke kapal (lebih tepatnya, dinaikkan ke kapal oleh Mas Iwan hihi). Dan setelah semua naik ke kapal, barulah ketahuan betapa paniknya Mas Iwan. Dia mengaku ketakutan sekali melihatku, dan waktu menaikkan aku ke kapal, sempat minum air laut banyakkkk sekali. Duhhh maap ya semua, Pak pemilik kapal juga...(soalnya dia jadi merasa bersalah memberi ide kepada orang dudul ini hikss).
Acara di Gili Meno adalah makan siang! Waktu kami disini, udara sedang terik2nya dan panas2nya! Untunglah jus kelapa segera menyelamatkan dari dehidrasi. Jus kelapa?? Awalnya aku iseng aja pingin mencoba ini, ternyata rasanya seperti santan manis. Aneh juga pada awalnya, tapi lama2 oke juga hehe **buat aku apa sih yang nggak enak??** dan kulihat kanan kiri bule2 juga rata2 pesennya “coconut juice” ini. Walah mungkin mereka aji mumpung, mumpung berada di pulau tropis penghasil kelapa, jadi ya pesennya minum jus kelapa aja! Hehe..
Pantai di Gili Meno penuh dengan karang. Jangan coba-coba berjalan tanpa alas kaki tanpa mendapat luka-luka kecil di telapak kaki. Pulaunya juga jauh lebih kecil dan sepi dari Trawangan. Tapi ada tempat makan enak dan terkenal disini. Memang dalam tur 3 gili ini, rupanya Gili Meno memang di set sebagai tempat istirahat dan makan siang setelah puas menikmati gili trawangan. Habis makan siang pengunjung bisa melanjutkan snorkling lagi ke Gili Air. Atau kalau mau lebih lama, bisa juga berkeliling pulau naik Cidomo (kereta kuda khas Lombok). Bagaimanapun aku meminta untuk naik Cidomo, Mas Iwan menolak karena bagi dia ide naik sesuatu -apalagi kereta- yang ditarik binatang hanya masuk akal kalau bersama anak-anak (hahahah). Dia lebih memilih untuk foto-foto saja.
GILI AIR
Begitu turun dari kapal boat dan merasakan pasir pantai yang putih dan sangat lembuutt, aku memutuskan dari ketiga pulau yang kami kunjungi hari itu, Gili Air inilah favoritku! Suasananya tenang dan hei, banyak kulihat anak-anak disini. Sepertinya yang ini memang jadi jujugan families yang datang beramai-ramai dengan anak-anak. Pantas saja, selain pantainya cukup landai dan berombak tenang, pasirnya itu lhoo aduuhhh lembut sekali!
Disini nyebur lagi doongg! Mas Iwan juga mendapat kesempatan snorkling berdua dengan Pak Ramli (aku baru ingat, ini nama pak pemilik kapal boat hehe). Pak Ramli memang bener-bener anak pantai, dia bisa menyelam cukup lama dan dalam hanya dengan berbekal peralatan snorkling. Duh, mengingatkan aku pada cerita Deni si manusia ikan deh! Disini, Mas iwan cerita sempat ketemu dengan seekor penyu yang besar sekali! Ohh irinya. Katanya, Pak Ramli malah menyelam kedalam air dan berkejar-kejaran dengan si penyu. Aduhhh...padahal katanya jarang-jarang lho orang yang snorkling bisa ketemu penyu, apalagi yang sebesar itu. Pak Ramli bilang, itu pertanda keberuntungan. Hehe semoga saja deh.
Cukup ya cerita tentang 3 gili, sudah panjang nih. Foto-foto dibawah kebanyakan diambil di Gili Meno. Waktu aku nyebur snorkling nggak sempat kefoto karena kalo aku nyebur, itu berarti Mas Iwan ya nyebur juga! **alesyaannnn** :-D
Bersambung...