Tampilkan postingan dengan label pemuda. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pemuda. Tampilkan semua postingan

Kamis, 22 Mei 2008

Bangga Sekali Rasanya!

Kemarin sore, ketika suami pulang tiba-tiba dia menyodorkan Majalah Gatra edisi baru. Wah tumben, biasanya yang sering dia sodorkan majalah bisnis kegemarannya, SWA. Hehe.. Didepan mataku, dibukanya halaman 148 dan secara khusus menunjuk sebuah box-article untuk kubaca.

 

Selesai baca, aku langsung berujar “Subhanalloh... rasanya bangga sekali ada pemuda Indonesia yang bisa seperti ini...”

Tapi ternyata bukan hanya itu yang ingin ditunjukkannya kepadaku... Ada kejutan yang lain, dan kejutan inilah yang ingin aku bagi disini, setelah Anda semua membaca lengkap artikelnya dibawah ini : 

Diambil (tepatnya kuketik ulang :-D) dari Majalah GATRA Edisi Khusus 100 Tahun Kebangkitan Nasional Indonesia – Mei 2008.

 

ILMUWAN TIGA BENUA RINDU RAMBUTAN

Di Indonesia tak banyak yang tahu siapa itu Prof. Dr. Andrivo Rusydi. Padahal di dunia internasional, ilmuwan muda asal Indonesia yang baru berusia 31 tahun ini sangat dikenal. Dia kini tengah melakukan penelitian di tiga negara, Amerika Serikat, Hamburg dan Singapura. Andrivo di usia mudanya menjadi visiting professor bidang fisika di Universitas Hamburg, dan peneliti tetap di National University of Singapore. 

Karir intelektual Andrivo dimulai tahun 1998, ketika ia tamat dari Institut Teknologi Bandung Jurusan Fisika. Lelaki kelahiran Padang, Sumatera Barat tahun 1976 ini melanjutkan program studi master di Rijkuniversiteit Groningen, Belanda dan merampungkan program S3. Sembari mengerjakan program di universitas yang sama, Andrivo melakukan penelitian di National  Synchrotron Light Source (NSLS) of Brookhaven National Laboratory (BNL), Amerika Serikat, sejak tahun 2001.

Peneliti fisika ini lansung mendapat perhatian oleh para ilmuwan dunia. Ia mendapat berbagai tawaran mengajar dan meneliti di Universitas Hamburg. Belakangan, ia memilih menjadi peneliti tetap di National University of Singapore. Sejak 2005, lelaki kelahiran 1976 ini diminta Universitas Hamburg untuk melakukan riset inovatif. Tidak banyak ilmuwan yang berpengalaman dalam energi soft X-ray scattering. 

Di Universitas Hamburg, Jerman, Andrivo tengah melakukan penelitian dasar mengenai nano-structure. Universitas Hamburg memang giat mengadakan penelitian free electron laser yang pertama dan satu-satunya di dunia dengan fasilitas Hasylab yang memberikan kesempatan untuk meneliti sesuatu yang baru. Kesempatan ini tak dapat begitu saja dicapai karena membutuhkan Syncrotron.

Pemerintah Jerman mengalokasikan dana sekitar 3 juta euro untuk membangun VUV-FEL (vacuum ultra-violet-free-electron laser raman stektroskopi) yang kemudian digunakan secara bersama oleh para ilmuwan di Jerman dan mancanegara. Alat ini diharapkan untuk menguak interaksi fisika dan kimia dari material yang selama ini masih tersembunyi. Interaksi itu hanya dapat dilihat dengan ukuran molekul yang besarnya dalam besaran nano atau 10 pangkat minus 9 meter. 

Selain meneliti, Andrivo juga ditawari mengajar di Uni Hamburg pada mata kuliah advanced solid state physics (fisika zat padat tingkat lanjut) di Jurusan Fisika jenjang tingkat akhir semester.

Walaupun lebih terkenal dan hidup berkecukupan di luar negeri, Andrivo masih menyimpan minat untuk kembali ke Indonesia. Ia mengaku kangen buah-buahan asal Indonesia. “Apalagi kalau bisa memetik rambutan langsung dari pohonnya,” ungkap putra pertama pasangan H. Drs. Rusydi Rusyid dan Hj. Ulvi Mariati,SKp,Mkes ini. Ia berpendapat bahwa kekayaan hayatilah yang sebetulnya dapat membuat Indonesia dapat mendominasi pasar buah internasional. Sayang, peluang ini belum digarap secara serius. 

Karena itu, ia memendam hasrat untuk kembali ke Indonesia dan mengembangkan pengetahuan di negara kelahirannya. Ia ingin agar orang muda Indonesia mendapat pendidikan yang layak. “Pendidikan itu sangat penting, karena akan menciptakan kesejahteraan,” kata Andrivo. Ia ingin Indonesia seperti Jerman yang maju karena pendidikannya. “Sampai-sampai pendidikan di Jerman sangat murah!” tuturnya. (Miranti Soetjipto-Hirschmann, Jerman)

:::::.....
 

Bangga sekali kan kita sebagai orang Indonesia?? Aku secara pribadi tentu jauh lebih bangga, karena sejurus setelah aku selesai membacanya, suami bilang “coba kamu perhatikan namanya” 

Namanya... trus tempat dia tinggal sekarang... trus fotonya... (sambil nggak yakin karena gak apal-apal bener sama wajahnya hueheheh)... namanya lagi... dan tempat tinggalnya...

“Subhanalloh, mas??” kataku ke Mas Iwan dengan pandangan meminta konfirmasi. 

“Iya, itu suaminya Lessy...”

:-D

Less, kalo kamu baca ini, just so you know, aku sampe melongo lama...huehehehe. Dan yang sangat pasti, kami ikut bangga!! Semua segala apa yang dicapai sekarang, semoga  berkah ya!!

Malamnya isi artikelnya masih jadi perbincangan kami berdua. Kebetulan Lessy dan suami sekarang sedang getol program hamil anak pertama. Aku langsung bilang ke Mas Iwan, “Wah, kalo perlu Lessy ntar tak suruh punya anak banyak-banyak aja, 10 anak atau bahkan lebih deh! Gen-gen manusia-manusia yang luar biasa seperti ini harus dilestarikan sebanyak mungkin keturunannya!!”


Hahahahaah

Pada setuju kan??? ;-)