Rabu, 03 Oktober 2007

Menikah Muda Part 6 : Dibalik Kesulitan PASTI Ada Kemudahan!

 


Hemm...postingan yang ini kayaknya lebih kental nuansa business-nya ya... Sarat dengan cerita seluk beluk dan dinamika strategi bisnis. Tapi tentu saja dari sisi saya sebagai istri dan pendamping, bukan pelaku :D

 

Ini sekalian menjawab pertanyaan yang banyak muncul juga dari teman-teman selama ini...

“Apa rahasia suamimu? Di umur yang masih sangat muda sekarang ini, tetapi sudah bisa begitu mapan secara ekonomi?” biasanya begini nada pertanyaannya.

Kerja keras, SUDAH PASTI! Yang ini memang tidak bisa ditawar lagi. Akulah saksi yang paling tahu betapa kerasnya mas Iwan bekerja, sifat yang buatku jatuh cinta –ehm- :-). Dan jangan lupa, karena dia menikah muda, kerja kerasnya itu sudah dimulai jauuuhhh lebih awal dari teman-teman sebayanya. Disaat yang lain masih menghabiskan waktu jalan-jalan di mall, nonton dan gaul, mas Iwan sudah menghabiskan waktunya dijalanan untuk mengejar target penjualan, membayar tagihan dan membiayai istri dan dia sendiri kuliah.

 

“Rahasia lainnya? Pasti ada doong...”

Ada! Rahasia lainnya ini adalah yang selalu kita sebut RAHASIA ALLAH! DIA-lah yang telah berulangkali menunjukkan kepada kami selama ini, bahwa ketika manusia bekerja keras dalam berikhtiar, maka akan muncullah banyak kemudahan dan “keajaiban” dari-Nya.

 

*****

Oke, yang berikut ini agak konyol.

 

Aku orang yang tidak terlalu gampang terkesan dengan pujian. Bahkan, seringkali aku takut bila dipuji orang (ada yang bilang pujian adalah racun, dan aku percaya itu). Tetapi ada satu pujian yang sangat sering keluar dari mulut suami, bahkan dari awal kita pacaran sampai sekarang. Yang agak memalukan, bukan hanya ketika berdua, dia juga sering mengungkapkan didepan orang lain (dan dia bukan model laki-laki yang suka memuji wanita didepan orang banyak lho! :D). Celakanya, pujian yang satu ini sampai detik ini pun ternyata masih berhasil membuatku tersipu (mungkin tersipu ini adalah salah satu tanda-tanda orang yang keracunan ya? :D).

 

“Siapapun laki-laki yang kaudampingi, dia akan gampang sekali menjadi laki-laki yang sukses!!”

 

Duuhh......

 

Bagaimana tidak? (ini masih mengutip kata suami lho :D).

Katanya, “Kamu tidak pernah sekalipun protes walaupun selalu ditinggal bekerja dalam waktu yang lama.”

Jawabku: habis bagaimana lagi? Konsepku tentang laki-laki adalah menurutku mereka akan terlihat dan terasa sangat seksi ketika sedang serius bekerja keras untuk mencari nafkah keluarganya (apapun itu jenis pekerjaannya) :D

 

Katanya, “Kamu juga tidak pernah mengekang suami untuk pergi kemanapun dia mau. Mau nongkrong dengan teman-teman cowonya, mau pergi main sepakbola atau badminton sesering yang dia mau, semua hanya perlu pemberitahuan, tidak usah pake memelas minta ijin istri seperti beberapa teman”

Jawabku : Pertama, berapa kali sih mas yang workoholic ini punya waktu nongkrong sama temen2 cowonya? Aku tahu pasti bahwa hobinya ya kerja! Dan kedua, bagiku suami yang masih menyimpan rasa takut sampai harus minta2 ijin untuk pergi sama istrinya, sama sekali juga tidak seksi! Baik sang istri maupun sang suaminya sama2 tidak seksi!! :D

 

Katanya : “Kamu selalu siap diajak berbagi cerita apa saja, dari soal keluarga, anak-anak, pekerjaan, manajemen, marketing, sampai konyolnya teman-temanku ketika kami main futsal”

Jawabku : Aku juga tak punya pilihan lain karena bagiku, ceritanya, caranya bercerita, his passion, semua memang dimataku begitu mengagumkan, tak bosan-bosan rasanya. Selalu ada hal menarik yang dia bawa pulang setiap harinya. Dunianya adalah duniaku, duniaku adalah dunianya. :D

 

“Suami yang punya istri pengertian dan mendukung kaya kamu, akan gampang sekali menjadi laki-laki yang sukses.”

Tahukah kamu mas, ini dia rahasiaku, akan sangat mudah bagi wanita mana saja untuk menjadi istri yang pengertian dan mendukung, kalau suaminya adalah laki-laki yang mengagumkan seperti kamu... :-)

 

(sudah kubilang tadi kan, yang barusan tadi ini memang konyol :D)

 

*****

Dengan sifat mas Iwan yang pekerja keras, tentu tidak mengherankan kalau usahanya pelan-pelan berkembang. Sedikit demi sedikit dagangan yang bisa dijualnya bertambah. Dengan catatan, biaya hidup kami tidak boleh bertambah, karena yang utama sekarang tentu saja menambah modal untuk usaha. Waktu itu pun tak terasa kami sudah bisa kredit mobil pick-up untuk mendukung usaha.

 

Baru saja usaha jalan, waktu itu tahun 1997, kita semua pasti tahu apa yang terjadi. Krisis moneter melanda, ekonomi kolaps dan dunia usaha kacau! Banyak perusahaan, pabrik bahkan bank yang jatuh dalam kebangkrutan dan kolaps.

 

Kalau usaha yang besar saja banyak yang tumbang, apalagi yang kecil seperti yang baru kami mulai? Sempat mas tidak bisa berjualan selama beberapa minggu, karena hasil penjualan tidak akan cukup untuk membeli barang lagi yang harganya sudah melangit. Jujur, saat itu kami berdua sempat sangat ketakutan dengan masa depan keluarga kecil kita ini. Didepan mata kami, banyak sekali orang-orang bertumbangan di dunia usaha.

 

Termasuk salah satunya adalah sebuah pabrik paku yang tanpa sengaja mas Iwan lewati suatu hari di daerah Gresik. Lewat seorang tukang becak dia dapat informasi bahwa pabrik itu baru saja menghentikan produksinya karena imbas krisis moneter. Terlalu banyak membaca buku2 filsafat perang Cina, serta merta mas pun melihatnya sebagai salah satu “korban perang yang ditinggalkan musuhnya” (ha ha kelak sampai sekarangpun, aku sering dibuatnya ampun2 kalo dia sudah menjlentrehkan filsafat2 bisnisnya ini, duhhh).

 

Singkat cerita, mas pun berhasil negosiasi dengan manajemen pabrik itu untuk menjadi distributornya. Sebagai catatan saja, untuk menjadi seorang distributor pabrik barang2 besi, dalam kondisi normal akan sangat sulit! Selain jaringan marketing yang sudah luas dan mantap, biasanya mereka juga mensyaratkan kapital (modal) yang besar, dan harus ada batasan penjualan minimum (bisa2 ratusan ton sebulan!).

 

Tapi mas Iwan, dengan membawa banyak rencana kedepan (yang saat itu, di masa krisis tentu saja kelihatan agak mustahil dijalankan), dia pun berhasil membuat pemilik pabriknya menyetujui MoU dari “Mission Imposible” itu. Mungkin pihak pabriknya waktu itu heran juga, kok ada ya orang yang mau-maunya jadi distributor pabrik paku yang sudah berhenti produksi. Dan yang pasti, tak ada syarat penjualan minimum yang ditetapkan pabrik, wong pabriknya memang berhenti produksi!.

 

Dengan kenekatan yang sama dengan ketika dia memutuskan menikahiku, diapun menjanjikan bahwa selama waktu tertentu dia akan menjualkan semua produk pabriknya, berapapun jumlahnya (tentu setelah dia menghitung2 bahwa dengan kondisi pegawai pabrik, harga bijih besi yang melangit dan harus diimpor dalam dollar, produksi mereka tidak akan banyak).

 

Setelah penandatanganan MoU-nya, ketika pulang mendapatiku, si mas dengan antusias menyalamiku, “Kenalkan Bu, saya distributor pabrik paku!” Senyum lebar yang menghias wajahnya waktu itu benar2 tak terlupakan dan membanggakanku dengan cara yang sangat seksi! ;-)

 

Besoknya, kugodain dia. “Hm...pabrik paku yang kauceritakan ini, terkenalkah? Besarkah? Berapa produksinya perbulan? Karyawannya pasti banyak ya?”

Wis embuh! Pokoke aku distributor! (Nggak peduli! Yang penting aku distributor-red). Bayangkan, di seluruh Indonesia (bahkan dunia), saat ini hanya aku yang boleh menjual Paku Merk Super-Q!”

 

Saat itu memang benar-benar menjadi his moment...tak perduli bahwa merk yang dia jual itu sedang menghilang dari pasaran karena pabriknya kolaps, caranya mengatakan “Merk Super-Q” seolah-olah seperti itulah merk paku paling top dan laris diseluruh dunia! Hihihi...oh I love him for his big dream...!! Umurnya baru 22 tahun waktu itu.

 

Sekarang masalahnya, bagaimana dia akan menjual pakunya? Karena ternyata beberapa minggu setelahnya, si pabrik pun sudah memulai produksi. Lagi-lagi dia ambil langkah nekad, melamar Bapakku untuk jadi partner. Ini supaya mas diijinkan jual pakunya di pasaran tempat Bapakku berdagang, yaitu di daerah-daerah (diluar perkotaan Surabaya). Sebagai gantinya, mas Iwan berjanji akan menjualkan barang Bapak yang waktu itu paling susah laku!!

 

Aku sempat memprotes keputusan gila ini (juga ke Bapakku yang sama2 nekat malah menantang si menantunya! Dasar tumbu ketemu tutup – klop!), karena berarti bukan hanya dia harus mengejar target jual paku beberapa ton sebulan, dia juga harus memenuhi target Bapakku harus menjual sejumlah beberapa ton lagi besi beton setiap bulannya!! All over the province!! Aku tak membayangkan akan sesibuk dan sekeras apa dia bekerja !!

 

(Makanya suka gemes juga kalo ada yang komentar begini : “Pantes aja Iwan cepat sukses, wong kerja di mertua yang sudah besar usahanya, enak sekali!” .....mereka tidak tahu bahwa sebenarnya waktu itu, mas Iwan sudah menjadi partner yang setara dan saling membutuhkan bagi bisnis orangtuaku)

*****

 

Singkat cerita, pabrik itupun dalam waktu yang singkat ternyata berhasil bangkit kembali. Pemiliknya sampai sekarang menjadi partner dan teman yang sangat dekat dengan mas Iwan (walaupun dia tentu saja sudah seumuran orangtua kami). Secara mengejutkan, keputusan kapan-jual dan kapan-beli yang diputuskan mereka berdua bersama justru menghasilkan keuntungan yang luar biasa di masa krisis itu.

 

Harga barang yang melonjak tidak menentu disaat krisis itu, ternyata justru adalah jalan Allah untuk kami akhirnya malah bisa membeli rumah sendiri...Subhanalloh, alhamdulillah...siapa yang bisa mengira?? Bahkan kami pun rasanya sulit percaya...Tidak akan ada yang punya kuasa dibalik semua ini kecuali Allah azza wa jalla... (Semoga tak ada yang kami lakukan untuk menghadapi semua ini kecuali memperdalam sujud dan syukur kami..amin)

 

Dibalik Kesulitan, Allah berjanji PASTI ada Kemudahan...!!

*****

 

 

Sekarang ini, setelah hampir 10 tahun usaha, selain di pabrik paku itu, mas Iwan sudah juga menjadi distributor untuk beberapa barang/pabrik lain. Cukup sering buat kolega melongo begitu tahu umurnya, tapi yang paling membuatku bangga, dengan sistem yang sudah tertata di kantornya sekarang, mas tidak lagi menemui kesulitan untuk menghabiskan "waktu yang berkuantitas dan berkualitas" dengan anak-anak dan isterinya dirumah... Subhanalloh...Semoga inilah tanda bahwa rezeki yang kami terima dari Allah SWT, berkah adanya...Amin..!!

 

Tahukah apa cita-cita kami berdua sekarang? Tak ingin menjadi danau, kami hanya ingin menjadi sungai... ;-) mohon doanya... :-)

 

*****

(bersambung ke bagian terakhir...)

 

41 komentar:

  1. Subhanallah... Banyak pelajaran yang bisa aku ambil dari cerita ini, Mbak :). Dan yang kayak tadi itu nggak konyol ah, tiap orang kan punya caranya sendiri untuk menyayangi.

    BalasHapus
  2. Amin. Semoga berkah Allah senantiasa mengiringi langkah mb wahida sekeluarga.
    Btw, gak gampang terkesan akan pujian ? Ini sih saya banget... (hayo..siapa ikut siapa nih..). Salam sayang untukmu adinda...

    BalasHapus
  3. Syanti Dewi Erawati3 Oktober 2007 pukul 05.47

    amiin...., duuh seneng yah mba... liatnya.... memang dibalik kesulitan ada kemudahan tie juga percaya itu.. mudah-mudahan..;)

    BalasHapus
  4. Hanya inilah alasan aku menulis La, aku ingin jadi orang yang berguna buat yang lain, karena konon kan derajad seseorang hanya diukur dari sebanyak apa dia memberi manfaat kepada yang lain...dan kalau cerita hidupku ini adalah salah satu alat untuk kesana, kenapa tidak kubagi untuk semua, untuk diambil hikmah atas mana yang baik, dan jadi pelajaran atas mana yang buruk...

    terimakasih perhatiannya ya La...*hug* semoga Allah selalu mencurahkan berkah untuk rumahtangga kita semua, amin... :-)

    BalasHapus
  5. aminn terimakasih doanya mbak...*terharu*

    masalah pujian, well that explains more why we're becoming this close in our heart while there's only loooong distance between us... *hug sayang yang lamaaaaaa untukmu mbak Lily* :-)

    BalasHapus
  6. iya mbak, itu janji Allah bukan? dan siapa yang akan bisa mengingkari janji Sang Pemilik Kehidupan?? :-) terimakasih...

    BalasHapus
  7. selesai baca part 6 ini, aku makin kagum sm mbak wahida nih. Bacanya sampe hati terasa trenyuh dan merinding krn kagum. Gak cuma mertua n menantu yg 'tumbu ketemu tutup', mbak wahida sm mas iwan jg sama, saling bs mengisi....

    BalasHapus
  8. Aduh bojomu ini memang mengagumkan ya....Semangatnya itu lo....Kalian memang pasangan yg serasi.........Kutunggu episode berikutnya.....

    BalasHapus
  9. wah mbak Luki jangan nakut2i ah, saya bisa2 keracunan beneran lho mbak :D

    saya percaya setiap pasangan jodoh akan selalu menyimpan kisah "tumbu ketemu tutup" nya sendiri2 mbak, karena Allah pasti sudah "menyelipkan" keajaibannya pada setiap pasangan manusia yang DIA jodohkan....contohnya mbak Luki dan suami yang walaupun beda bangsa, budaya, semuanya, tetapi malah berjodoh sampe lahir Danny sama Zach...

    kesimpulannya, ditunggu cerita "tumbu ketemu tutup" versinya mbak Luki-mister Paul nih...saya diam2 sudah lama penasaran ;-)

    BalasHapus
  10. iya mbak, semangatnya untuk berjuang demi keluarganya itu juga yang selalu "kupamerkan" sama Abe, dengan harapan bisa dijadikan contoh figur ayah dan laki-laki untuk dia kelak... :-)

    semua ayah memang akan menjadi contoh buat anaknya, ya kan..? :-) terimakasih..

    BalasHapus
  11. dwi yanti handayani3 Oktober 2007 pukul 18.02

    hebatnya...

    BalasHapus
  12. Walah mbak...acung jempol buat semangetnya.....kan memang hidup perlu semangat....

    BalasHapus
  13. membakar semangat nih ceritanya :)

    BalasHapus
  14. thanks.. banyak pelajaran yang bisa diambil....

    tapi teteup...
    mana monsternya?
    *manyun*

    BalasHapus
  15. ATHAYA Batik Tulis Madura3 Oktober 2007 pukul 22.30

    duh mbak, jadi inget pas ym'an kmaren... hihihi...

    BalasHapus
  16. bener emang mbak wahida, dengan kerja keras dan akal banyak yg bisa kita capai. salut mbak.
    kalau aku sih kebalikan sama mbak wahida ya, kerja, kerja, kerja dulu baru deh mikirin settling down hihi..

    BalasHapus
  17. allahuakbar..
    mas iwan mas iwan...

    BalasHapus
  18. Dan kedua, bagiku suami yang masih menyimpan rasa takut sampai harus minta2 ijin untuk pergi sama istrinya, sama sekali juga tidak seksi! Baik sang istri maupun sang suaminya sama2 tidak seksi!! :D
    ===kena deh...

    BalasHapus
  19. subhanalloh mbak...semua memang karena kehendak Allah semata... :-)

    BalasHapus
  20. semangat hidup, betul mbak...seperti mbak Yusy, yang walaupun hidup jauh dari tanah air, tetapi tetap semangat menghidupkan suasana Indonesia dalam keluarga lewat masakan2nya...duhhh...dimana-mana kok saya menemukan pelajaran dan hikmah ya...subhanalloh..terimakasih mbak.. :-)

    BalasHapus
  21. hehe saya kok jadi serasa baru menulis cerita perang kemrdekaan nih...hihihi...terimakasih sudah mampir mbak Windy :-)

    BalasHapus
  22. awaaaaasssss watch your baacckkk mbaaaakk *sesama ibu ranger kan harus saling mengawasi dan melindungi hueheheh*

    :b

    BalasHapus
  23. iya ya Cil, hehe...eh, inget yang bagian mananya itu hayooo *curigesyen* hihihihi :D
    thx adik cantik...*hug*

    BalasHapus
  24. nah diam2 ini juga yang saya kagumi dari mbak dina...kebetulan aku pernah ngrasani perjalanan hidup njenengan dengan seseorang *tenang irma, aku nggak akan bilang kok kalo ngrasaninya sama kamu huehhehe :b*...sama mbak, aku dobel salut, dan banyak pelajaran yang bisa kupetik dari hidup mbak...(subhanalloh) ...terimakasih :-)

    BalasHapus
  25. waduuuh...ampun mas, duuhh pas nulis nggak ada sama sekali maksud lho *duuhhh* piye to yo kok dadi ngene iki? malih sungkaaaaannn aku..yongalah.... :-S

    BalasHapus
  26. he he he ...
    sepertinya mbak wahida punya ilmu indra ke-enam
    bisa ngincer dari jauh (surabaya-banda aceh, jauh kali..)
    sekali lagi he he he

    BalasHapus
  27. dibelakang suami yg sukses pasti ada istri yg hebat..setuju gak..???? cerita mas iwan yg bekerja keras dimana teman2nya asyik jalan2 ke mall dll..mengingatkan saya ketika abis pulang kuliah beredar kesana kemari memberikan kursus bahasa jerman demi uang saku sendiri..sementara banyak temen2 saya yg santai2 plus asyik dengan dunia masa kuliahnya..duh memang cape tapi membahagiakan..insya Allah..!!

    BalasHapus
  28. indra yang mana ya mas? yang temenku sma itu nggak tahu sekarang gimana kabarnya hehehe :-) suwun banget pak editor... :D

    BalasHapus
  29. nah, apa saya bilang kemarin?? mbak lussy ini salah satu orang yang berhasil merasakan sendiri bahwa kesulitan yang dihadapi dalam hidup memang sejatinya selalu sarat hikmah dan pelajaran...

    btw, saya juga jadi inget adikmu yang walaupun masih muda tetapi sudah berhasil dengan usahanya itu mbak... :-) he's very inspiring too

    BalasHapus
  30. “Siapapun laki-laki yang kaudampingi, dia akan gampang sekali menjadi laki-laki yang sukses!!”

    suamimu pinter .... kmd juga kéknya juga tidak sulit..

    BalasHapus
  31. wah ini juga beresiko menyebabkan "keracunan" nih hehehe terimakasih lia, suatu dukungan yang menyenangkan :-)

    BalasHapus
  32. iyach airnya di alirkan ketempat lain.... kelewata air saja sudah sangat menyujukkan bukan :)

    BalasHapus
  33. ho'oh bli...daripada jadi danau, ntar kan bisa-bisa jadi tempat membusuknya binatang dan berkembangnya jentik2 nyamuk hihihihi *ini ngomongin apaan sih??* :-D

    BalasHapus
  34. dari 'dialog konyol' ituh saya punya satu kesimpulan :

    "bahwa diriku (pun) termasuk kategori wanita seksi versi Wahida."

    *horeeee.....;D*

    BalasHapus
  35. hahahahahahaha

    horeeeeee **toss vienn toss...**

    BalasHapus
  36. benar2 perjuangan dan kerja keras yg berbuah manis :)
    *lanjuut part 7 hehehe*

    BalasHapus
  37. alhamdulillah

    **keteteran sampe kesandung-sandung, dari belakang ngikutin mbak henny ke part 7**

    BalasHapus
  38. nggak mau muji, karena takut ngeracun... :p

    Masya Allah...suamimu sungguh luar biasa, dan hanya wanita luar biasa yang akan dipilih menjadi istri oleh pria yg luar biasa *ini bukan memuji (baca:meracun), ini hanya ungkapan hati yang tulusssss*

    BalasHapus
  39. wahida ariffianti23 Maret 2009 pukul 22.03

    hahahahaah mbakne...prasaan dulu udah komen disini deh, iya kan??

    **cari2 gambar romeo juliet naik unta di komen**

    BalasHapus
  40. dulu jangankan komen, baca aja belum pernah, koq bisa ya aku ketinggalan tulisan2mu yang sebenernya aku doyanin banget?
    kemana ya aku waktu jurnal ini dipublish? *nggak brenti2 bertanya sama diri sendiri sejak semalem baca kisah ini dari mulai episode pertama* :-)

    BalasHapus
  41. wahida ariffianti25 Maret 2009 pukul 13.54

    mungkin kamu masih diatas unta, berdua......**minta disambit** hahaha

    BalasHapus