Selasa, 02 Februari 2010

Dia Lebih Dari Sahabat Untukku...

Tadi pagi aku tertegun (dan aku termasuk jarang tertegun). Seperti mendadak menyadari, I'm standing right on one of the milestones of my life.

Sebentuk meja biasa, dengan karton berlabel "Pendaftaran Murid Baru SD Al Hikmah Surabaya" tergeletak diatasnya. Kulihat nama yang tertulis di formulir pembelian yang kupegang erat. Nama yang barusan kutulis sendiri tadi, dengan pulpen pinjaman. Nama yang entah kenapa mendadak membuatku tertegun, merasakan sesak didada dan panas disekeliling mataku yang jadi berkaca-kaca.

Namira Bai'atifa Azzahra.

Oh dear Bea... Benarkah ini nyata, bahwa kau sudah mau masuk SD nak?? How time flies....it flies!!! *gerung2* Dan lihatlah kau menjelma seperti apa sekarang. Subhanallah... Sebuah frase klasik bersahutan memenuhi kepalaku sejak pagi tadi... "Seperti baru kemarin..."

Semua pasti tahu bahwa tiap anak pastilah spesial dengan caranya masing-masing. Bagiku, Bea spesial bukan hanya karena dia putriku. Dia spesial karena bahkan di umurnya yang masih 5,5 tahun sekarang ini, dia bukan hanya bisa menjadi sahabat buatku...melainkan lebih daripada itu. Tak perlu menunggu dia dewasa bagiku untuk memutuskan bahwa aku bukan saja menyayangi dan mencintainya, tapi lebih dari itu aku sangat menghormatinya. I already respect her now, with all my senses!!!

Bagaimana aku tidak akan menghormatinya coba... Tadi pagi ketika aku menghentikan mobil tepat di gerbang sekolah TK nya, kulihat Bea tidak langsung minta peluk dan lompat keluar dari mobil seperti biasa. Dia termenung seperti ada yang dipikirkannya...

"Ada apa sayang??" tanyaku.
"Bagaimana caranya aku bisa daftar ke SD Buk...?? Ibuk kan belum beli formulir pedaftarannya?" matanya menerawang, kata2 dan ekspresinya membuatku kontan tergubrax.

Duh Bea... *keluh* Resiko mempunyai seorang ibu yang procrastinator suka menunda-nunda pekerjaan... Ini memang sudah hari Rabu, hari terakhir pengambilan formulir pendaftaran untuk SD nya. Sudah dari Senin dia terus mengingatkan aku untuk segera membeli formulir itu, ketika aku masih berada di Jakarta. Sedangkan kemarin (Selasa) aku memilih menunda kembali karena ada beberapa hal yang perlu kulakukan. Hari ini memang aku berencana untuk membeli formulir itu, tetapi tak urung tatapan mata Bea yang menerawang tadi sudah banyak berecerita. Seolah itu bukan kali pertama terjadi...dan memang bukan.

"Sayang, tak perlulah Bea pikirkan itu. Mendaftarkan Bea sekolah SD adalah tugas Ibuk, okay? Ibuk janji akan membeli formulirnya habis ini, insyaAllah Bea masuk SD. Okay Bea?" kubuat suaraku seriang mungkin, walau dalam hati aku meringis. Setelah peluk, Bea pun turun dari mobil...tapi kemudian cepat-cepat balik lagi takut aku keburu pergi, trus pasang wajah serius lengkap dengan telunjuk diudara...mulutnya yang mungil mengucap...

"Ingat ya! Kata Bu Guru Bea disuruh daftar kelas SDBI...ingat ya Bukkk????"

"Iya sayang...kelas SDBI. Oke!" kataku sambil meringis beneran.

Memang. Selama sekolah di PG maupun TK sering sekali Bea kedodoran di jadwal sekolah. Lupa pake baju seragam biasa padahal hari ini jadwal renang. Lupa bawa baju ganti padahal hari ini jadwalnya bermain bahan alam (outdoor). Lupa nggak mengembalikan buku raport padahal hari itu hari terakhir pengembalian. Dan ketika besoknya raport dikembalikan (dalam keadaan terlambat), eh terpaksa dibawa pulang kembali karena belum ditandatangani oleh orangtua (baca:aku).

Abe menghadapi permasalahan yang sama dengan ibuknya tentu. Tetapi yang menjadikannya berbeda adalah Abe tidak menjadi pihak yang selalu mengingatkan aku (kuakui, dalam banyak hal Abe memang lebih mirip aku dibanding Bea). Biasanya ibu guru dan ustadz/ah Abe lah yang kemudian mengingatkan aku, si ibuk yang dudul ini (Ya Allah semoga Engkau berkenan membalas kesabaran mereka selama ini dalam menghadapi aku, aminn). Tetapi Bea, selain ibu guru di sekolah, Bea juga selalu tak pernah capek mengingatkan aku soal ini itu.

Acara family outbond di sekolah beberapa waktu lalu misalnya. Pendaftaran berlangsung selama seminggu. Maka yang terjadi di pikiran kita berdua adalah ini.

Bea : "Pendaftaran sudah dibuka hari ini. Ayo cepetan daftar!"
Ibuk : "Eiiitsss, sampai kapan sih pendaftarannya? Hari Jumat? Oke deh, kita daftar Jumat besok aja yaa..."

Padahal Ibuk ikut jadi panitia pendaftaran loh (hihihi parah ya). Akhirnya, selama seminggu itu tiap pulang sekolah dan mendapati ibuknya di meja pendaftaran, Bea jadi pasang wajah murung. Buka-buka daftar nama dan mendapati kolom yang bertuliskan namanya ternyata masih saja kosong. Kalau sudah mendapat tatapan mata murung begitu ibuk akan langsung cari-cari jurus ngeles aneka warna. Olala...ck ck ck

Secara pribadi, aku memang orangnya cenderung impulsive. Brak bruk klontang gedubrakan dulu, baru berpikir kemudian. Yang mirip seperti aku begini adalah si Abe. Sedangkan Bea lebih mirip Mas Iwan. Dari dia usia dini pun aku sudah tahu bahwa sebelum melakukan sesuatu Bea selalu banyak pertimbangan. Terkadang terlalu lama (terlalu lama menurut aku tentu saja :D).

Akibatnya?

Well...kalau memikirkan hal ini, aku jadi selalu teringat serial TV "Gilmore Girls". Dulu aku suka nonton serial itu karena geli melihat bentuk hubungan Lorelai (si ibu) dan Rory (putri remaja satu2nya) yang sangat unik. Seperti nggak jelas siapa mengasuh siapa. Si anak yang baru masuk belasan tahun, dalam lebih banyak hal jadi kelihatan lebih dewasa dan teratur hidupnya dibanding si ibu. Banyak kejadian yang dudul terjadi dari situ.

Dan kejadian dudul sudah banyak menimpa kami padahal Bea belum genap 6 tahun *gak jelas pengen ngikik geli, elus dada atau tarik napas panjang*.

Bea, bukan saja telah menjadi sahabatku, tapi aku tahu dia bahkan lebih dari itu. Aku tahu dia akan selalu menjadi sahabat yang bisa membuat aku hidup dan menjadi manusia yang lebih baik lagi daripada aku yang sekarang.

Dan yang jelas, melihat fakta bahwa hari ini aku disini, mengurus pendaftaran SD untuk Bea, perasaanku sungguh campur aduk.

Ya Allah...betapa aku sangat menyayanginya dan bersyukur telah Kau titipkan dia untukku. Itu adalah suatu kehormatan yang aku sangat berharap layak kuterima.Tetapi aku hanya punya doa untuknya, sahabat kecilku yang cantik ini...

Yaa Allah...hanya Engkaulah yang bisa mengabulkan doaku ini...
Aku mohonkan kepadaMu untuk jiwa mungil dan luar biasa yang telah kautitipkan untukku ini...

Lindungilah dia dalam sepanjang hidupnya...
Sayangilah dia walau aku tahu Engkau pasti sudah menyayanginya...
Berkahilah setiap langkahnya sehingga Engkau ridho akan dia...
Mudahkan baginya jodoh yang baik kelak...baik dimata Mu dan baik dimata makhlukMu...

Kekalkanlah rasa cinta diantara keluarga kami, dan jadikanlah kami semua semakin dekat padaMu karena cinta itu...

Amiinn Yaa Robbal Alamiinn... T_T
*peluk Bea sampe kejedug*

:::::.....

41 komentar:

  1. amiiiin....
    beaa... nasibmu nduuk... sampe kejedug segala... eh entar entar, yang kejedug bea apa ibunya apa 2-2nya?? :D

    BalasHapus
  2. o ya, SDBI itu apa mbak?

    BalasHapus
  3. mbak wahida...ntar ngga keroso ujug-ujug wes arep mantu ae...:D betapa membahagiakan yah mbak, kita dianugerahi sahabat kecil yang selalu bikin kita terus bersyukur...btw, iya sama ma pertanyaan rinda, SDBI kuwi opo tho mbak?

    BalasHapus
  4. SUBHAANALLOOH... *terharu*
    Baarokalloohu fiykum. Aamiin..

    BalasHapus
  5. Jd inget ceritamu pas Abe pertama kali msk SD...
    Siap2 mewek lagi ya, Da.... rumah bakal sepi krn jam sekolah anak makin panjang...

    BalasHapus
  6. arum barmadisatrio3 Februari 2010 pukul 05.29

    ibu dudul bisa terharu juga??? giks....ikutan nangis di sebelah mbak weahida.,...biar ember airmatanya cepet penuh

    BalasHapus
  7. dian mardi safitri3 Februari 2010 pukul 07.55

    ini pertamakalinya aku mbaca tulisanmu dan aku ikutan terharu sampek aku juga kejeduk...

    Beaaa... ibukmu bikin tantediancantik jadi mbrebesmili...

    BalasHapus
  8. "Elly Lubis" Elly Lubis" Elly Lubis"3 Februari 2010 pukul 10.17

    iku artine sampewan wis tuweeeeek! hihihi
    *cekikikan gak habis2*

    BalasHapus
  9. "Elly Lubis" Elly Lubis" Elly Lubis"3 Februari 2010 pukul 10.18

    btw....! doamu gak sempet tak jadikan buku. cuma tak print doang! dan aku bacain kalo lagi di masjidil haram

    TERPAKSA kuakui bahwa dirimu emang pandai menyusun doa. Jangan GR dulu! Ada kata TERPAKSA di sana! :D

    BalasHapus
  10. "Elly Lubis" Elly Lubis" Elly Lubis"3 Februari 2010 pukul 10.20

    Aaaaaaaaaaaaaaahhhh!!! , Mbaaaaaaaaaakk!! KANGEEEEEEEEEEEN..!!!
    Peyuuuuuuuuuuuuukkkk!!

    BalasHapus
  11. kalo ga salah ni mbak.. sekolah dasar bertaraf internasional :D
    sekarang sekolah2 di indonesia udah banyak yang buka program itu

    BalasHapus
  12. amiiiin ya robb...

    *nimbrung meluk mbak wah yang sedang peluk bea*

    BalasHapus
  13. Berarti semua tingkatan sekolah skrg udah ada BI nya ya?

    BalasHapus
  14. Arie - Bunda Icha Anakku Sayang3 Februari 2010 pukul 22.57

    waah selamat ya Bea dah mau SD..

    BalasHapus
  15. dian mardi safitri3 Februari 2010 pukul 23.26

    ooh berarti Sekolah Dasar Berbahasa Inggris... ???

    BalasHapus
  16. Bea sudah SD, bentar lagi SMP, SMA, Kuliah dan tralaaaaaa ada yang ngelamar dong hehehe...

    BalasHapus
  17. antara terharu sama pingin ngakak...pie iki ?? :D

    BalasHapus
  18. huehehehe Rinda, kalo ibuk dan Bea sedang pelukan, trus ada yang kejedug, maka yang kejedug jadi dua-duanya kan??? *menerangkan setting syutingnya* =)) *dibahas!*

    BalasHapus
  19. SDBI = SD Berstandar Internasional *lonnnggg storyyy....yang intinya aku kok gak seberapa sreg ya dengan ini hiks*

    BalasHapus
  20. hai Yuliaaaaaaaaaaaaaa *kangeenn* :-D

    BalasHapus
  21. hiks mb Martri, terimakasih dirimu sudah membuat ini lebih dramatis lagi untukku *pilu membayangkan Bea di akad nikahnya hiksss gimana yaaaaa mukaku saat itu???* T_T

    BalasHapus
  22. terimakasih mbaaa :-D

    BalasHapus
  23. huhuuuuuuuuuu :-(( hooh mbaaa.....*minta pelukkk*
    makanya mumpung Bea sekarang masih pulang siang, aku habiskan waktu sebanyak mungkin sama dia *hiks*

    BalasHapus
  24. aku gembeng loh Rum...nangisan...tanya aja semua orang....lagian, orang DUDUL kan juga manusia?? hikss *jiwit Arum*

    BalasHapus
  25. hihihihi makanya tante baca2 tulisan ibuk yang lama2 dong...biar bisa lebih banyak mbrebes milinya hahahahaha *tulisanku dulu cengeng banget mba, ubek aja blogku ini kalo gak percaya hikss* (lho, kok hikss??) :-D

    dan tante, biarpun mbrebes mili, tante tetep cantik kok....beneran!! *hugs* :-D

    BalasHapus
  26. huwakakakakakakka aku ngono nggak keberatan tuwek Ell....tapi ini kenapa anak2 jadi begitu cepat tumbuh besarrrrr???? huwaaaaaaaaaaaa

    BalasHapus
  27. subhanallah.....aku jadi terharu legi Ellyyyyyy *pura2 gak baca kata TERPAKSA itu*
    PELUUUUUUUUUUUUUKKKKKKKKK

    BalasHapus
  28. wakakakakakakaka eiitsss kangennya TERPAKSA nggak nih???? *menahan pelukan* =))

    BalasHapus
  29. ho'oh itu mbaa, aku sendiri sama sekali blum ngeh lo apa perlunya *heran* :-(

    BalasHapus
  30. wkwkwkwkw ayo wessss pelukan rame2.....duhhh aku kangennn ngempii seperti iniiii hikssss

    BalasHapus
  31. iya mb Linda....aku sendiri masih bingung juga karena anak2 SD itu kayak masih kurang banyak saja bebannya di sekolah, mereka juga harus mendapat 2 beban kurikulum juga :-(

    BalasHapus
  32. makasih bude Arie.... mb Icha kelas berapa ya sekarang??

    BalasHapus
  33. jadi begini mba *dari info yang kudapat*....

    SD reguler kan memakai kurikulum KTSP....dari diknas...
    SDBI selain pake kurikulum KTSP, juga pake satu lagi kurikulum internasional (di sekolah ABEA pake Cambridge) untuk 3 mata pelajaran, yaitu Matematika, IPA dan Bhs Inggris...

    ketiga mapel itu disampaikan dengan bahasa pengantar bhs Inggris, trus ujiannya juga....fasilitas kelas BI biasanya dilengkapi dengan proyektor, plus komputer yang online (internet)....nantinya selain mendapat ijazah, mereka juga mendapat sertifikat Cambridge...

    aku masih sangat ragu apakah bener ini yang diperlukan anak-anak, tapi kata suami apa salahnya mencoba buat Bea...nanti kalopun nggak cocok tetap bisa pindah ke kelas reguler sewaktu-waktu. Abe sendiri tetap aku ikutkan kelas reguler karena dia kan slengekan gitu sekolahnya, sedang Bea memang jauh lebih "suka" sekolah, dan tertib, dan segala macam....jadi rasanya bisa menerima beban lebih itu (menurut suamiku)

    kita lihat saja nanti....yang pasti aku nggak mau ikut2an antusias kaya ortu2 jaman sekarang tiap denger kata SDBI, bagiku selama itu terbaik buat anak2, ya itu yang kujadikan pegangan, mau SDBI atau reguler sama saja :-)

    BalasHapus
  34. hihikss....perlukan ditulis itu semua mb Rita??? hihikkksss *wajah pasrah*

    :D

    BalasHapus
  35. hahahah ya udah, terharu campur ngakak aja Rikkk wkwkwkwkkw :-D

    BalasHapus
  36. yang penting menurut REla adalah...
    bagaimana si anak merasa nyaman di sekolahnya ... ^__^
    tidak emnajdikan sekolah beban, tapi merupakan kebutuhan dan tempat ut berexplorasi...

    heuheuheuuu ada gak ya sekolah yang gak ngasih beban :P

    BalasHapus
  37. yang penting menurut REla adalah...
    bagaimana si anak merasa nyaman di sekolahnya ... ^__^
    tidak emnajdikan sekolah beban, tapi merupakan kebutuhan dan tempat ut berexplorasi...

    heuheuheuuu ada gak ya sekolah yang gak ngasih beban :P

    BalasHapus
  38. betul banget itu ReLa...dan jangan salah, ada loh anak2 yang seperti Bea, yang menganggap tugas2 dari sekolah itu sebagai keasyikan dan tantangan....sebagai contoh, tiap dibeliin majalah aktivitas, itu majalah bakalan ludes dikerjain semua dalam waktu kurang dari sejam!

    makanya aku akhirnya mau sependapat dengan suami untuk mencoba mendaftarkan dia di kelas SBI, karena rasa2nya Bea malah bisa2 lebih semangat sekolah kalau banyak tugas dan dia bisa menyelesaikan semua dengan baik....(ini beda sekali dengan Abe :-D)

    BalasHapus
  39. wuaaah subhanallah.. luar biasaaa....

    jadi maluu sama Bea .. :)

    BalasHapus