Tampilkan postingan dengan label sd. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sd. Tampilkan semua postingan

Senin, 24 Maret 2008

4M : Apakah Itu??

Jadi inget soal ini gara-gara baca postingannya Kak Mia yang ini.

Beberapa waktu yang lalu, dalam rangka merumuskan mekanisme Quality Control (QC) untuk Sekolah Al Hikmah, diadakan hearing dengan para ahli manajemen pendidikan sekolah. Salah satunya adalah Prof. Dr. Ibrahim Bafadal, M.Pd, Dosen Universitas Negeri Malang yang juga seorang ahli manajemen pendidikan sekolah. Beritanya ada disini.  

Anyway. Salah satu poin yang bisa diambil dari konsultasi kepada beliau ini, adalah tentang kondisi pendidikan dasar sekarang ini di Indonesia. Beliau cerita, suatu waktu diadakan penelitian. Dari penelitian itu bisa disimpulkan, bahwa pengetahuan anak-anak SD Indonesia ternyata melesat tinggi, jauh melebihi anak-anak negara lain, bahkan negara-negara maju macam Singapore, Jepang, USA atau bahkan beberapa negara di Eropa. Standar kesulitan pelajaran-pelajaran di SD kita ternyata lebih tinggi dibanding negara-negara itu.

Tetapi... –menghela napas-... keadaan menjadi berbalik 180 derajad ketika anak-anak ini menginjak usia SMP-SMA bahkan masuk bangku kuliah. Kita amat jauh tertinggal. Kenapa pasal?? 

Menurut Pak Ibrahim, ini karena ketika di SD, anak-anak Indonesia memang dicekoki dengan beban pelajaran yang banyak. Karena itu pengetahuan mereka pun sudah mampu melebihi anak-anak negara lain. Dengan bercanda, beliau mengatakan bahwa semua pengetahuan memang diusahakan dijejalkan, baik itu pengetahuan yang “perlu” maupun yang “nggak perlu”. Salah satu contoh yang dibilang “nggak perlu” itu misalnya, menghapal nama-nama menteri (toh ketika siswa hapal, kemudian kabinet berganti lagi kan?).

Nah, di sisi lain disaat anak-anak Indonesia sibuk menghapal rumus-rumus rumit matematika dan nama-nama menteri ini, apa yang dilakukan siswa2 SD negara2 maju? Memang membosankan, tetapi yang mereka pelajari dalam kurikulum mereka hanyalah seputar 4M : Membaca, Menulis, Melisankan dan Menghitung (Matematika Dasar). 

MEMBACA : meliputi semua serba-serbi membaca, dari pelajaran dan latihan teknik membaca cepat (speed reading) sampai dengan bagaimana memahami berbagai bahasa sastra, memahami berbagai bentuk gambar dan tulisan. Pokoknya membaca dalam arti yang luas!

MENULIS : juga menulis dalam arti luas, dari membuat review, narasi sampai menulis fiksi dan menggambarkan bagaimana perasan mereka lewat tulisan. 

MELISANKAN : melisankan disini meliputi segala macam kemampuan komunikasi, dari mengemukakan pendapat, mengulas apa yang dibaca, apa yang ditulis sampai dengan diskusi interaktif.

MENGHITUNG : memahami dan menguasai dasar-dasar menghitung dan logika yang menjadi dasar dan muara munculnya segala macam rumus-rumus (yang di Indonesia mati2an dihafal satu-persatu itu). 

Intinya, 4M ini adalah dasar-dasar keilmuan. Dengan ditumbuhkannya 4M sedari usia dini diharapkan siswa akan mempunyai kepekaan dan keingintahuan yang tinggi akan ilmu, apapun ilmu itu! Siswa dilatih untuk merasa ingin tahu terhadap segala hal, dan dibekali dengan kemampuan untuk memuaskan rasa ingintahunya itu, mencari tahu dan menemukan jawaban dengan kemampuan dan keinginannya sendiri. Budaya inilah yang akan terbawa sampai mereka sampai di pendidikan menengah atau pendidikan tinggi sekalipun. Mereka menjadi mandiri dalam mencari ilmu.

Sekarang mari kita kembali ke SD di Indonesia... 

Apa yang akan mereka pelajari hari ini, sudah diatur oleh kurikulum sekolah. Hari ini mereka dikasih tahu apa rumusnya mengukur luas lingkaran, besoknya luas segitiga, besok laginya luas jajaran genjang. Pelajaran membaca hanya ada di beberapa jam dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Apalagi menulis dan menceritakan kembali??

Segala hal yang mereka ketahui, berasal dari petunjuk guru atau buku paket. Bahkan kalau mereka sedang penasaran dengan biografi Einstein atau Thomas Alfa Edison sekalipun, kadang-kadang rasa ingin tahu mereka harus terbunuh karena sebelum mereka ada waktu memenuhinya, waktu mereka sudah keburu habis untuk menghafal hukum-hukum relativitas atau listrik atau menghapal luar kepala berpuluh rumus yang bisa muncul dari teori Einstein dan Edison. Rumus yang sebenarnya bisa mereka temukan sendiri begitu memahami hukum2 dan teorinya.

Akibatnya, siswa-siswa di Indonesia ini terbiasa didikte dalam mencari ilmu. Bahkan Pak Ibrahim bilang, akibat lainnya adalah bila ada guru di kelas, anak-anak bisa belajar dengan baik tetapi giliran gurunya tak ada, mereka kebingungan. Mereka tidak terbiasa mencari ilmu dengan mandiri. Bahkan tak jarang, tidak masuknya gurupun menjadi kabar gembira yang salah kaprah. “Asyiikkk kelas kosoonggg...berarti kita bisa bebas bermaiinnnn!!!!” Bebas bermain ketika guru tak ada? Sungguh menyedihkan, karena ini berarti ketika para guru ada, siswa-siswa itu merasa terpenjara, merasa tak bisa bebas dalam mendapatkan ilmu pengetahuan....

(Mimpi itu...tentang suatu saat dimana dunia pendidikan bagi seluruh anak-anak Indonesia bisa sangat sangat menyenangkan..)

:::::.....

Postingan ini aku dedikasikan untuk Afra, yang sedang menghadapi ujian kelulusan SD. Tante Wahida selalu berdoa semoga Afra bisa melaluinya dengan baik...

“Just do the best, and let God do the rest” ya Afra...apapun hasil yang nanti kita capai lewat usaha maksimal, berarti itulah yang dipilihkan Allah untuk kita...dan karenanya, itulah yang terbaik buat kita. 

^_^

**Hug buat Afra dan juga Bunda Mia**

 :::::.....

 

Selasa, 17 Juli 2007

Abe : Hari Pertama di SD

 


Senin, 16 Juli 2007. Hari Pertama Abe di SD.

Aduh ndak kerasa ya Be...kamu kok ya sudah gede ya nak..hiks..

 

Hari pertama sekolah selalu hectic. Malamnya, seperti biasa kalo lagi heading a big day, Ibuk gak bisa tidur Be...berkali-kali ngecek perlengkapan sekolahmu. Duh...rasanya baru kemarin Ibuk sampe diare karena ikut tegang waktu kamu hari pertama masuk playgroup (selengkapnya bisa dibaca disini) lha kok sekarang kamu sudah SD to nak nak...

Biarpun tidak seheboh dan setegang waktu Playgroup dulu, tapi keharuan yang kurasakan masih tetap sama. Malam sebelumnya, sehabis menjahitkan badge di baju seragammu Be, Ibuk termangu... MasyaAlloh.. what a bless we are having all these time. In almost no time, you have grown up, sometimes it feels almost too fast for me, my dear...Above all, I think we’ve done pretty okay so far, and you grow up so nicely.. Alhamdulillah Ya Allah...semoga kamu tumbuh jadi anak sholeh sayang...

(Oke now ibuk, enough acara meweknya hiks...hi hi)

 

Sabtu sebelumnya, waktu pengumuman pembagian kelas, baru tahu kalo ternyata Abe masuk kelas khusus. Hemm..dibilang khusus sebenarnya aku kok kurang sreg ya, karena berarti kan ini sama aja dengan memberi label ke anak, dan aku sangat menghindari itu. Cuma memang, bersama teman2 walimurid lain, kita sempat geli-geli gimana gitu, begitu kami berkerumun untuk melihat papan pengumuman yang memuat daftar nama-nama murid baru di kelas 1 itu.

Di SD Al-Hikmah siswa kelas 1 nya ada 6 kelas (I-A sampai I-F). Agak lama sebelumnya aku sudah dapat bocoran (dari iparku yang juga jadi guru mengajar di situ), kalo Abe masuk kelas I-A. Waktu itu Tante Ulfa (iparku itu) sms : “seperti yang kuperkirakan, Abe masuk kelas I-A, dan pastinya kelas yang...(titik titik) :D”

Waktu di sms itu aku belum sepenuhnya paham maksudnya (selain memang sebelumnya aku sempat dipanggil BK TK nya, menyangkut Abe yang hasil test IQ disekolahnya tinggi –superior- tapi kemandirian dan kematangan emosinya masih dinilai ‘belum siap masuk SD’ hi hi)

Ketika melihat sendiri jejeran daftar kelas di papan pengumuman Sabtu itulah aku jelas apa maksudnya. Dibawah daftar masing-masing kelas lain, hanya dicantumkan keterangan jumlah siswa L (Laki-Laki) dan P (Perempuan). Sedangkan kelas I-A, kelasnya Abe, ada tambahan catatan.

 

 

Just in case you can’t read it clearly, it says :

 

“Karakter siswa dalam kelas ini : Penerimaan otoritas kurang (tidak mengindahkan perintah orang lain); Kemampuan kognitif diatas rata-rata (superior); Kemampuan motorik halus sangat kurang; Ada 1 anak yang kemampuan komunikasinya kurang (tidak berbicara); Sebagian besar banyak bergerak dan memukul teman lain; Konsentrasi dibawah 7 menit (standar).”

 

:D

 

Syukurlah Abe bukan anak yang tidak berbicara (sebaliknya dia malah anak yang tidak bisa berhenti bicara)...

Syukur juga dia bukan anak yang suka memukul teman yang lain...

Tapi yang lain itu...much less, memang Abe... :D (susah diperintah, kegiatan motorik halus selalu membuatnya bosan -daripada mewarnai, meronce, menjahit, dlsb, dia akan lebih memilih kegiatan2 motorik kasar macam melompat, berguling (roll), lempar2 dll-, dan kemampuan konsentrasinya memang sangat pendek)

 

Komentar temen2 walimurid macam-macam:

“Wah kayaknya kelas preman nih, cewenya cuma 8, cowonya 20...”

“Untung anakku di I-D”...... :-S

“Eh, Wahid! yo pantes anakmu masuk kelas ini, wong ibuke yo pencilakan”.....

“Ha ha aku udah ngira kalo anak kita sekelas Wahida!!”...yang ini komentar Mbak Olive, salah satu temen dari TK yang Pasya, anaknya memang sama2 superaktifnya kaya Abe. Dia meneruskan, “Jujur kalo aku malah seneng kaya gini, jadi Pasya dapet gurunya juga yang cocok, sama-sama aktifnya. Soalnya pengalaman dulu-dulu kasian juga liat guru2 menghadapi si Pasya.”

Well, she got the point...

 

Komentar suami sih seperti biasa. “Wah ini sih kelasnya calon entrepeneur! InsyaAlloh!” Alamak...dalam banyak dosis, dia memang agak2 korban Purdi Chandra he he.

 

Hari pertama sekolah terbukti. Begitu pulang, jelaslah sudah betapa Abe punya idola baru yang dalam sehari sudah membuatnya terpesona dan tertarik (tertarik, itu penting, karena Abe sangat sulit tertarik sama orang lain dan cenderung cuek).

 

Panggilannya di sekolah Ustadz Bambang. Wali kelasnya Abe ini adalah satu-satunya wali kelas laki-laki di seluruh kelas 1. Waktu bertemu pertama kali dengan beliau, aku saja sudah ‘terpesona’. Kelihatan banget orangnya sabar tapi tegas, lucu tapi pinter dan jelas-jelas punya wibawa yang bagus. Tipe orang yang ketika dia mulai berbicara, bahkan anak se cuek dan se cerewet Abe dan Pasya pun akan bisa langsung diam memperhatikan dengan ingin tahu, apa yang akan dikatakan Ustadz.

 

Alhamdulillah...sepulang sekolah di hari pertama pun Abe sudah sarat cerita tentang Ustadz Bambang, dan semua dengan intonasi dan semangat yang positif.

 

Di tengah jalan, diapun menyorongkan pipinya nagih hadiah ciuman dari aku yang sedang nyetir, sambil bilang, “Tadi waktu Ustadz Bambang bercerita, Abe sama sekali tidak berbicara lho...Abe mendengarkan thok, sampe ceritanya berakhir lho Buukk...”

“Iya iya...anak Ibuk pinter deh, makin pandai memperhatikan guru...”

Cup cup cup...

He he

 

Subhanalloh...alhamdulillah...karuniaMu Ya Allah...

 

ABE : First Day at SD


feels like yesterday when you fill my heart with your first cry..hiks..

Senin, 16 Juli 2007.
Hari pertama sekolah, seperti biasa selalu bikin haru (cerita selengkapnya silahkan baca di blog ya he he)