Senin, 25 Februari 2008

[Curhat Keprihatinan] Anak dan Popularitas

Keprihatinan yang sama sekali lagi membuncah demi membaca postingan Leila ini : http://niwanda.multiply.com/journal/item/251/Idola_Semua_Idola

 

Yang berikut ini maaf, reposting dari blog yang lain... I just wanna share it here also, and see what you guys would say about it... Mommies out there, please be concern about this thing. It’s been like a dangerous monster to our next generation..

 

Postingan aslinya ada disini : http://cikicikicik.blogspot.com/2007/05/mamamia-show.html#links

 

:::::.....

 

Thursday, May 31, 2007

MamaMia Show

Aku sama sekali bukan TV freak (apalagi sinetron, aduh ndak banget). Tapi akhir2 ini sempat kuliat di Indosiar gencar diiklankan acara baru bertajuk MamaMia . Pertama-tama kali liat iklannya I was like “what the heck?” another adaptation show again? Kabarnya ini show adalah hasil adaptasi (versi Indonesia) dari acara dengan judul yang sama di negara Brazil sana. Kalo pingin tahu kunjungi aja websitenya tapi it comes in spanish he he.

Show nya tentang kontes menyanyi (or popularity contest??) yang diikuti para abg cewe (+ibunya sebagai sang manajer). Audisi dilakukan di beberapa kota besar, lalu 75 pasangan anak-ibu yang terpilihpun terbang ke Jakarta untuk mengikuti kontes on air nya di Indosiar. Slogan yang dipake untuk acaranya “cuma buat perempuan” ha ha...but to me, (i hope) it’s not for ALL woman exactly... at least not for myself... :D

Tetek bengek rating, I don’t care. Kalopun nantinya aku nonton acara ini, I’m 100% sure because it’s just out of my curiousity. Thats all. Tapi, hanya dari melihat iklannya sekarang aja, ada beberapa hal yang really2 come to my concern already...(saat ini acaranya belum airing lho...tapi prihatinku sudah muncul membabi buta)

Pertama, basicly aku selalu prihatin melihat bagaimana kata “popularitas” hits people like hell !! What is up with that? Media2, buku2, diskusi, dll. rasanya perlu sekali lebih banyak mengulas bahwa masyarakat kita sekarang ini terlalu melebih2kan popularitas. Sebutan “artis dan selebritis” sangat dipuja, tanpa disadari bahwa segala sesuatu yang ada di muka bumi ini, tanpa terkecuali, selalu datang dengan 2 sisi : plus-minus, keuntungan-kerugian, kebaikan-keburukan, enaknya-susahnya. Itu pasti !.

Masyarakat sekarang kayanya perlu banget lebih aware bahwa dibalik gemerlap menjadi “terkenal” dan “bintang” banyak sekali konsekuensi yang harus siap dihadapi dan seringkali sangat tidak mengenakkan (kalo mau ditulis apa saja itu, bisa2 sekarung sendiri postingan blognya).

Kedua, masih menyangkut poin pertama. Dalam hal ini di acara MamaMia ini kan pesertanya adalah kalangan remaja putri. Menghadapi konsekuensi menjadi “terkenal” buat orang dewasa saja sudah terbukti susah (banyak kita lihat para artis korban popularitas yang hidupnya jadi kacau kan??), apalagi ini harus dihadapi para remaja. Teenagers who are struggling like hell to be human, to find their own identity and their reason to live. Struggling just being what they are, being themselves and turned out to be happy with it. And now they have to be consumed by a monster named “popularity contest”?? Oh come on, like their teenage world isn’t too hard to bear already or what??

Ketiga, the mommies. Coba sekali lagi simak beberapa komentar para peserta audisi MamaMia ini. Ada salah satu peserta bernama Martha, ini kisahnya :

“Kekompakan mama dan putrinya ini terlihat dari Martha dan mamanya, Lasma,.........bahkan menurut Martha, sang mamalah yang memaksa dirinya untuk ikut audisi Mama Mia.”

Well, just grab your sense, I wouldn’t need to write no more bout it... –sigh-... It’s hard enough to be a mother (and father) who wouldn’t push anything we want (or dream of) to our kids, in fact, it’s almost impossible to do that. Sure, we told the kids to do this and that all the time, to behave in front of other, etc. but I truly hope that I won’t ever (ever!) tell my kids to do anything so they can be in a popularity contest and eager to be a celebrity. Never!

Jujur, aku sudah cukup prihatin melihat pasangan anak-ibu yang dengan sama centilnya menyatakan antusias mereka untuk meraih “bintang” dan menjadi penyanyi terkenal (dan ibu dari penyanyi terkenal. Lebih prihatin lagi deh melihat para “stage-mom” yang justru lebih antusias dari si anaknya sendiri, malah “memaksa” anaknya untuk menjadi populer ini...

Hhhhh.......**prihatiiinnnnnn** :-(

 

39 komentar:

  1. anak-anak diajar populer secara instan, ya begitulah negri ini, semua instan Da. ngga langgeng deh semua yg instan. ngga ada proses step by step...

    *btw, nda boleh ngenyek,Mama Mia itu kan diriku toooh *kedip-kedip, trus kabuuur*

    BalasHapus
  2. Aduh makasih Mbak udah direpost, tau aja aku susah buka blogspot :D. Waktu demam Mama Mia itu aku lagi susah mengakses TV, jadi jarang banget lihat. Tapi dari liputannya juga udah kelihatan kok ya. Ada mama ambisius, anak yang berjuang demi ketenaran instan, duh... Belum lagi eksploitasi kepolosan mereka.

    BalasHapus
  3. karena gw ga nonton...
    gw gak komentaran deh soal acaranya...
    tapi sepertinya sih bisa gw bayangkan.. :P

    eniwei...
    kesalahan terbesar orang2 kita: kalau mau jadi artis, harus ngartis!

    itu yang bikin eneg!

    padahal kalo emang bakat jadi artis (dalam artian yang sesungguhnya) dan serius ngejalaninnya
    ya ga apa2 juga kan?

    BalasHapus
  4. matikan teve kecuali: AMERICAN IDOL, OPRAH, KOFFE WITH KARAN :))

    BalasHapus
  5. gyahahahaha..

    klo di rumah:
    nyalakan tv hanya jika ada : sesame street, pelm kartun (animated series) yang bagus.. dan Koil manggung! :D

    BalasHapus
  6. kalau menurut zawwad harus ada penyeimbang yang dapat menjaga 'next generation' kita... mereka anak-anak yang siap menjadi penduduk dunia yang bermartabat, berkarakter, berkompetensi... walau sifatnya ekslusif dan terbatas.. yang paling efektif dalam mempersiapkan generasi adalah keluarga, ayah dan ibunya... kalau sekarang kita sudah prihatin dengan yang terjadi "di luar".. maka jangan sampai yang "di dalam" juga sama mengkhawatirkannya... keep our children to be greatman some day!!!

    BalasHapus
  7. he he he ...
    emha bilang, nabi aja mengajarkan kita untuk mengunyah makanan 33 x, lha ini kok malah ngadain acara yg instan instan

    BalasHapus
  8. Syanti Dewi Erawati25 Februari 2008 pukul 17.57

    waahhh sayang banget di Sg chanel Indo ga dapet jadi ga bisa membayangkan seperti yg mba bilang :(

    BalasHapus
  9. tambah satu lagi mbak, ada jejak petualang, petulangan liar, jazirah, oasis, dan jangan lupa yg mak nyusss, biar makan cuma nasi doang kalo sambil lihat pak bondan jadi terasa nikmat

    BalasHapus
  10. wah kebanyakan. jatah satu nyalain teve sehari cuma dua jam.

    BalasHapus
  11. he he he nha untungnya di rumah tv-nya cuma dapat tvri aja

    BalasHapus
  12. emang ada acara gituan ? Maklum saya masih 'kejam' alias ketinggalan jaman dengan acara TV (swasta) Indonesia. He..he..(jarang nonton TV sih). Sepertinya isinya sinetron dan gosip artis melulu. Syukur anak-anak saya sampai sekarang belum (mudah-mudahan tidak) suka nonton TV swasta.

    BalasHapus
  13. untung juga tinggal di sini...banyak pilihan tontonan yang bagus.
    payah juga kalo yang populer di Indonesia justru acara2 seperti itu. Di sini juga pernah ada reality show ttg parents yang supergigih mendorong anak2nya yg kecil2 ikut acara putri-putrian. Sebel banget nontonnya.

    kalo di rumah saya, channel yang ditonton sehari-hari biasanya PBS Kids buat acara anak2, sama CNN buat ngikutin berita presidential election 08....
    Satu2nya reality show yang ditonton : Project Runway (favorit nyonya rumah!). Film-film udah jarang banget. Saking banyaknya channel jadi susah nyarinya :D

    BalasHapus
  14. Arie - Bunda Icha Anakku Sayang25 Februari 2008 pukul 20.40

    mamamia sudah berkembang ke supermama seleb, supermama duel, supermama show, supermama apalagi yaaaaa...yang durasinya sudah sangat lama sekaleeeee, sampai bosan liatnya, jaman sekarang emang mesti sangat selektif buat anak2 liat TV ya mbak..

    BalasHapus
  15. ujungnya sih menurut saya materi..dengan terkenal kan uang yg ngalir juga gampang katanya hehehe...plus wajah ada di TV di majalah..wah siapa yg nolak setiap jalan2 banyak yg nyapa..hehehehe

    BalasHapus
  16. aku tau ttg kontes ini dr internet mbak, ini yg mbak wahida tulis, kok show blm airing? aku baca diinternet kalo kontes Mamamia ini (mungkin yg Mamamia 1), disitu diblg siapa pemenangnya, dan ada salah satu si mama protes ke panitianya dan kekeuh harusnya dia yg menang bukan pasangan anak-ibu yg baru aja dinobatkan sbg pemenang. apa maksudnya coba...kok si mama jd egois dan emosi gitu gara2 gak menang...pengen populer kok gitu caranya sih....cuma bs geleng2 kepala deh mbak.
    tfs

    BalasHapus
  17. kalo bisa matikan tv aja...
    kecuali nyetel peter gabriel ...hahahahaha....
    tv di rumah saya default-nya mati....paling sehari nyetel 3 jam....bisa jadi 7 jam kalo bapaknya muter peter gabriel sampe 3x...hehehehehe....

    ya...popularitas sudah jadi tuhan..sing penting kondang...kondang maling jugak gak papa...wekekekekekek.....

    BalasHapus
  18. hahahahahahha iya ya!!

    aduh mamaaaaaaaa **kejar2 kak, eh mama mia* jadi nama shownya itu diambil dari namamu toh kak, eh mama..??? :-))))

    BalasHapus
  19. iya La, sedihnya melihat mereka merasa bahwa memenangkan lomba itu akan menjadi puncak hidup mereka (dan si ibu)

    prihatin melihat tolok ukur yang begini ini... :-(

    BalasHapus
  20. nah itu dia...bahkan di barat (tempat asal kata2 "art") orang mempunyai apresiasi yang masih tinggi dengan kata2 artist (dan memisahkan dengan kata "celebrity"), lah di negara kita, keduanya nggak ada bedanya....udah salah kaprah...dan kalo orang sudah bilang "wihhhh dia artis lhooo" seakan2 orang itulah pusat dunia ini....

    oalah...

    BalasHapus
  21. hueueueue kalo udah bicara "kecuali", ini bisa beda2 nih...kecualinya si ibu, si anak, si bapak...hehehehe :-D

    BalasHapus
  22. trus katanya sakiiit...?
    kok malah onlen? :p

    BalasHapus
  23. ** wecks** tuh kan, selera2 mulai bermunculan huahaha

    BalasHapus
  24. betul...PR besar buat kita para orangtua ya... :-) thx komennya, sangat komprehensif :-)

    BalasHapus
  25. dudul, justru biar cepet sehat, makanya ini online buka MP :-)))

    BalasHapus
  26. kepopuleran itu membius, membuat lena, serasa tinggi di awang. padahal ia tidak membumi dan membuat lupa diri.

    berkeberatankah untuk sejenak memahami bahwa kualitas proses panjang adalah jauh lebih penting daripada hasil yang terkadang instant?

    dan aku terus tergagap-gagap dan semakin benci dengan acara TV di negeriku sana yang terpantau dari sini.

    BalasHapus
  27. trus kenapa ditonton?

    acara2 itu makin banyak karena banyak yang nonton dan suka.
    kalo pada kompak nggak nonton,
    rating turun
    iklan ga masuk
    jadwal tayang bakal berubah, dan lama2 distop.

    ya kan?

    BalasHapus
  28. ngga' sengaja nonton, saat jeda iklan di saluran yang lain.

    kuesioner rating disebar ke kalangan bawah yang tidak punya hiburan dan aktivitas lain selain nonton TV. bagi mereka TV adalah pelarian dari beratnya kehidupan dunia nyata. TV adalah kotak ajaib yang memberikan oase bagi mereka. dengan demikian tentu saja rating akan tetap tinggi pada acara-acara yang menawarkan 'mimpi-mimpi' itu.

    BalasHapus
  29. Aku termasuk yang paling anti sama acara2 begituan, asal tau aja, nonton idol-idolan aja cuma doyan pas babak eliminasi, yg lagi kocak-kocaknya. Hhhh...prihatin berat sama pesertanya dan lebih prihatin lagi sama yg menyumbang rating untuk acara itu. So, untuk menghentikan, stop nonton yg begitu-begituan, nggak laris ditonton kan nggak akan ditayangkan lagi.

    BalasHapus
  30. ada mbak, makanya saya juga sangat jarang nonton tv lokal... sedih sih karena berarti nggak mengharagai produk lokal, tapi kalo begini kan kita harus juga melihat-lihat produknya kaya apa....

    BalasHapus
  31. iya ya Dy, bagaimanapun di AS karena banyak pilihan, jadinya kita bisa lebih leluasa memilih...
    Project Runway aku juga suka nonton kalo pas nemu...realiti show rata2 aku suka nonton, terutama kalo malam2 anak2 dah bobok (baca: bebas dari Playhouse Disney dan CN) hueheheheh :-D

    BalasHapus
  32. yang belum ada superdudul :-D

    BalasHapus
  33. itulah Mbak Lussy....padahal konsekuensi psikologis dibelakangnya sangat panjang, dan ortu2 ini mengambil resiko untuk anak-anaknya...efek "ngartis" anak-anak ini bakalan bisa bertahan sampe dewasa, bahkan ketika mereka sudah nggak jadi artis lagi, bahaya kan kalo ini yang terjadi??

    BalasHapus
  34. hehe ini tulisan reposting mbak....aku nulisnya udah lamaaaaaaaa...trus aku posting di blogku yang lain...
    waktu aku nulis ini memang whosnya belum airing, masih taraf audisi kalo nggak salah

    BalasHapus
  35. kalo benci, janganlah Rik...prihatin mungkin lebih tepat, karena kalo semua benci takutknya nanti nggak ada yang peduli untuk membuat perubahan...

    **si ADA sukanya nonton tv apa di Johor? disitu bagus2 nggak acaranya kalo buat anak2?

    BalasHapus
  36. nah, ini sama kaya lingkaran setan dan pertanyaan mana yang lebih dulu, ayam apa telor..

    dirumah ini, sudah tercatat 6 orang yang akhirnya nggak nonton acara2 ini, tetapi diluar sannnnaaaa ternyata masih bejibun yang semangat dengan acara2 kaya gini... jadi hopeless juga karena biarpun kita nggak nonton, tapi itu nggak ngaruh juga ke format acara tv jaman sekarang ini...

    kalo sudah begini, kesian dan prihatin banget ya sama bangsa sendiri, karena indikasinya mereka belum bisa menentukan tontonan yang berkualitas, akhirnya "memaksa" produser2 lebih getol membikin acara yang seperti kebanyakan masyarakat mau...kalo bikin yang nggak dimaui, mereka bisa bangkrut juga...repooott :-(

    BalasHapus
  37. so so sorry to say, but it is true... :-(

    BalasHapus
  38. iya, walaupun gak ngaruh tapi paling nggak memang mulai dari diri sendiri, gitu ya kan Mbak Wiwie? :-)

    BalasHapus
  39. iya ini juga! duuhhhhhhh indonesia...indonesia...negeri yang sangat kucintaaaaa..... **prihatin** :(

    BalasHapus