Selasa, 24 Juni 2008

Jaman Dulu vs Sekarang

Gara-gara membaca komen2 di postingan MP Rela yang ini, aku jadi ingat perbincanganku dengan suami suatu siang...

Saat itu, ditengah2 perjalanan umroh, kita sedang berada didalam bis yang melintas di tengah padang pasir yang maha luas dan PANASSS... Somewhere between Mekkah and Madinah... 

Pemandangan diluar sana, sebenarnya nggak ada yang istimewa...sepanjang dan sejauh mata memandang, hanya terlihat padang pasir yang tandus...dan panas! (padahal itu masih awal Mei, belum juga panas-panasnya tanah Saudi...). Tetapi justru pemandangan inilah yang membuat aku tertegun, melongo dan larut dalam pikiran yang amat panjang...ke masa hampir 1400 tahun yang lalu... Makin lama, pikiranku semakin larut... Bayangkan saja..

Aku berpikir tentang perjalanan yang dilakukan orang2 di masa itu...
Tak ada bus hanya ada unta. Apalagi AC?
Berjam-jam perjalanan dengan bus, kami sama sekali tidak menemukan tempat istirahat (baca:air). Baru setelah 4 jam, ada sebuah point dimana kami bisa istirahat, ke toilet dan membeli sekedar minum. Ini di waktu modern sekarang ini. Lalu bagaimana dengan masa Rasulullah?

Waktu perjalanan hijrah dari Mekkah ke Madinah, berapa puluh hari coba, rombongan harus menyusuri padang pasir tandus, bersimbah terik panasnya matahari di siang hari, dan berpeluk angin malam yang menusuk dimalam hari??

Lalu,
Yang kubayangkan tadi adalah perjalanan yang notabene dilakukan dengan persiapan dan perbekalan yang matang.
Bagaimana kalau pas perang??

Perang yang dilakukan bukan hanya sekadar menyusuri padang pasir. Tapi juga naik turun bukit dan gunung. Membawa kesana-sini peralatan perang yang pasti berat (dari baju besi sampai pedang).
Perang yang berlangsung juga bisa lama, bisa berminggu-minggu.
Lalu bagaimana suasananya saat itu? Bagaimana kalau ada teman yang terluka atau meninggal? Harus dirawat atau dikubur. Di luar sana, padang pasir yang panas membara itu...

Aaaaghhhh lama-lama otakku overloaded. Nggak kuat mikir sendiri sambil termangu di jendela, aku pun mengutarakan isi pikiranku pada Mas Iwan di sebelah. 

“Nggak terbayang betapa kuat fisik Rasulullah ya Mas...? Nggak terbayang! Coba kalau kita, haduuhhhhhhh...nggak terbayang juga, nggak terbayang gimana dudul jadinya!”
“Ya itulah dia karunia Allah...mereka dikaruniai Allah fisik yang luar biasa” jawab Mas Iwan malas-malasan, maklum dia memang ngantuk :-D

 

Sekarang jadi mikir...

“Jadi, dosa kitakah kalau sekarang kita diberi fisik yang manja dan ringkih sekarang ini? Iya, ringkih! Coba deh, biar kata ada orang sekarang yang jago adventure, coba aja suruh dia berperang (secara fisik lho perangnya) di padang yang tandus ini, seperti Rasulullah dan sahabat2 dulu, mana kuat??? Rally Paris-Dakkar aja harus dilengkapi fasilitas tempat2 checkpoint yang buanyak jumlahnya!! Atau apakah karena secara mental kita sudah menjadi manusia-manusia yang lemah yaa??? Kenapa ya Allah kok nggak menciptakan fisik kita kayak orang-orang Arab jaman dulu itu ya?? Duuhhh kalau begini bisa-bisa nanti kita nggak dapat jatah tempat di surga, kalah sama generasi2 dulu yang subhanalloh....”

Hihi aku sampe nggak bisa melanjutkan...sudah mulai nggak realistis tuh, pake menyebut jatah surga segala, memangnya surga selebar daun kelorr??? Eh, tapi iya lho, kok jadi minder ya, kecil hati gitu,  dengan keadaan fisik manusia sekarang, terutama aku! Kulihat, Mas Iwan yang setengah ngantuk tersenyum...

“Kamu kok mikir sejauh itu, tho?”
Aku cuma meringis...
Tapi apa yang diungkapkan Mas Iwan selanjutnya, walaupun dengan setengah ngantuk ternyata jadi insight baru buatku waktu itu. (Entahlah, apa justru karena disampaikan Mas Iwan dalam keadaan ngantuk itu kali ya, jadi inspiratif?? Hihihi)

“Kok jadi seperti memprotes keadilan Allah dalam menciptakan manusia, tho? Allah memang nggak menciptakan kita sekuat mereka secara fisik. Tapi lihatlah apa yang dicapai manusia sekarang dengan otaknya. Penemuan-penemuan pesawat terbang, mobil, dan lain-lain itu (“Termasuk internet ya?” Selaku)... ya! termasuk internet! Itu kan juga sebuah kekuatan baru untuk umat manusia?? Allah lho yang mengkaruniakan itu semua, dengan ide dan kecemerlangan pikiran dan akal. Itu semua nggak dimiliki generasi jaman dulu...”

“Dan ladang ibadah baru yang muncul dari semua itu, nggak akan kalah luasnya dengan perang2 para mujahidin melawan orang kafir jaman Rasululah...kalau mau perang2an ya masih bisa, cuma sekarang perangnya nggak di padang pasir, tapi di internet!!  Ya tho?”

Eh..trus habis itu orangnya mengambil sikap untuk tidur...meninggalkan aku yang manggut-manggut dan melongo....

Oo..gitu ya..?

**manggut2 lalu menerawangkan pandangan lagi keluar jendela...masih padang pasir luas membentang**

Subhanalloh...betapa kecilnya aku...

50 komentar:

  1. Cerita yg menyentuh Wahida...
    Emang beda bener sama jaman skrg...

    BalasHapus
  2. disesuaikan dengan jaman ... makin canggih teknologi makin dituntut kekuatan otak (akal) untuk "perang" tidak lagi terbatas pada fisik memang ... kata para ahli perang dan pecinta damai berlaku adagium "untuk kedamaian bahkan harus perang terlebih dahulu" ... dalam bahasa latinnya mbak lupa, tapi itu adagium dalam hukum internasional. ... kalo kata mbak sih, kalo mau damai ya just do it wae ... moso' mesti perang dulu baru damai hihi ... katanya kalo mau tanggo dance, ya it takes two to tango, tapi to stop it only need one to stop the step ... as simpel as that ... tapi yo kuwi ... makin sekarang yo makin canggih segala rupane ... kesederhanaan menjadi barang langka ... jadi gak sempet meneh berkontemplasi koyo si nduk ini ... kan kalo sudah merenung kaya gini ... mestinya orang mikir, terus instrospeksi, terus bersyukur, terus yo ga perlu perang2 an meneh ... dunia makin tua, tapi manusia makin egois ... masya Allah ... piye yo nduk ... kita makin jauh jaraknya dari jaman dulu, padahal dengan renungan semacam ini, jaman dulu itu seperti kamar di sebelah saja, seperti ruang kematian yang sebenarnya di sebelah kita saja ... tapi karena kita terlalu asyik dengan dunia ... seolah2 kematian itu masih jauh ... lhoooooo ... kok jadi OOT out of date ngene ... wis jan ...

    matur nuwun untuk renungane cah ayu ...

    BalasHapus
  3. Tak terbayang kan, betapa zaman dahulu orang harus melintasi padang pasir naik onta?
    Tapi kalo kita perhatikan jemaah Iran sewaktu ibadah haji, mereka justru duduk di atas bus (bukan di dalam bus) agar bisa merasakan betapa panasnya sengat matahari di padang pasir.

    BalasHapus
  4. Arie - Bunda Icha Anakku Sayang24 Juni 2008 pukul 23.33

    Allah Maha Adil...makasih ya Jeng sharenya "selalu ada yang bisa dipetik dari postingannya*..:)

    BalasHapus
  5. iya seperti memetik mangga tetangga sebelah....halah ini ngawur mbak ....hihihihihihihihi.....*sambil nglirik wahida*

    BalasHapus
  6. Ini yang dinamakan kemajuan Non....alangkah mulianya bila kemajuan itu diiringi juga ahlak yang mulia....ya kan?????......

    BalasHapus
  7. .:: Nur Samsi ::.25 Juni 2008 pukul 00.25

    baru nyadar ta? xixii

    BalasHapus
  8. tahun-tahun terberat Rasulullah dan kaum Muslimin ketika itu adalah pada era mereka terusir dari Mekkah, mengembara terlunta-lunta di padang pasir tandus selama 3 tahun, dan meninggalnya Khadijah.
    membayangkan betapa beratnya perjuangan Rasulullah saat itu dan sampainya ajaran Islam yang teramat mulia ke generasi kita saat ini adalah hal yang seharusnya membuat kita sangat mencintai Rasulullah SAW.

    kalau beda kekuatan fisik orang dulu dan sekarang, entahlah. tapi menurutku tidaklah banyak.
    hanya saja semangat survive orang dulu (dengan segala keterbatasan fasilitas) yang membuat mereka sanggup menghadapi segala keadaan. dibandingkan kita, sekarang kita mungkin 'dimanjakan' oleh segala fasilitas kemajuan yang telah dicapai umat manusia. IMHO.

    BalasHapus
  9. Ibu Ranger Harley25 Juni 2008 pukul 01.09

    tumben, endingnya nggak dudul
    *baca ulang, sapa tau kelewatan*

    BalasHapus
  10. wwwaaaaaaaaaa... sapa ni yang nuliiissss???

    *ngecek berulang ini site sapa*


    Kok tumben serius, kekekekekekekekekekekekk...


    Semoga kemajuan ini gak membuat orang terlena sehingga mencla mencle dalam bertindak....
    *ceritanya mau serius*

    BalasHapus
  11. Agung Dyatmika Eka Nugraha25 Juni 2008 pukul 02.20

    Intinya kita harus bercermin diri dan mensyukuri segala nikmat serta cobaan yang diberikan Allah SWT kepada kita. Coba bayangkan, apabila kita dilahirkan dan hidup di jaman Rasulullah dengan keterbatasan dan kemanjaan kita sekarang ini akan jadi apa kita....

    BalasHapus
  12. jadi malu hati, bener, aku sendiri suka menjadi si-tukang-keluh
    padahal apalah artinya hidup sekarang ini, penuh kemewahan
    ga usah jadi petani untuk dapet nasi
    ga usah jadi nelayan untuk dapet ikan

    TFS Da, *mulai merenung dan menata diri kembali*

    BalasHapus
  13. wahida ariffianti25 Juni 2008 pukul 03.18

    bedanya itu lho mbak Linda, buanyak banget, sampe bikin kita melongo....betapa Allah yang mengatur semuanya ya... :-)

    BalasHapus
  14. wahida ariffianti25 Juni 2008 pukul 03.25

    waahhh prinsip mbak ratna podo karo aku...sama mbak...tapi kadang2 ada orang2 yang mengatasnamakan agama dan bela diri sehingga mau tak mau harus perang berjihad...itu masalahnya...

    yang jelas kalau aku pribadi, aku merasa berjihad bisa dilakukan dengan banyak cara dan kemampuan, tinggal bagaimana kita pasrahkan semuanya kepada Allah...aku percaya tidak semua manusia diciptakan untuk berjihad di "ladang perang dalam arti sebenarnya"

    ungkapan mas iwan tadi itu seperti peribahasa juga kok, kasarannya, gitu....nggak terus kita sekarang membabibuta maju perang aja karena pingin seperti para mujahidin jaman rasulullah dulu, nggak...

    duuhhh inilah kenapa saya sayang dan hormat banget sama mbak Ratna...ketika saya mengungkapkan setitik ilmu yang saya dapat, mbak Ratna melemparnya kembali menjadi sebidang... makasih banyak juga mbakne **hugs** :-)

    BalasHapus
  15. wahida ariffianti25 Juni 2008 pukul 03.26

    nahhh...memang bener ada yang begini ya Pak... yang berpedapat, bahwa sebuah tindakan ibadah itu, semakin sengsara kita melakukannya, maka semakin banyak pahala yang didapat... :-)

    wallahua'lam bishawab

    BalasHapus
  16. wahida ariffianti25 Juni 2008 pukul 03.27

    iya Mbak Arie, perlu dipertanyakan panjang2 kalo sampe kita sempat meragukannya :-)

    silahkan petik2, ini lagi musim jambu nihhh :-D

    BalasHapus
  17. wahida ariffianti25 Juni 2008 pukul 03.28

    walaahhh baru aja aku ngomong jambu, sing iki ngomong mangga hahahahah **lek urusan petik buah trnyata memang kita jagonya hehe**

    pohon mangga depan rumahmu udah berbuah ta? apa ini undangan?? rujakan rujakan?? **semangat**

    BalasHapus
  18. wahida ariffianti25 Juni 2008 pukul 03.29

    betooooollllllllllllllllllll..!!!!

    **acungin 2 jempol ala Adel** :-D

    BalasHapus
  19. wahida ariffianti25 Juni 2008 pukul 03.30

    halaaahhhh mas samsi ya gitu, njenengan kalo sudah lama nyadar, kenapa nggak dari dulu nggablok aku?? ben melu2 nyadar gitu looo huehehheu

    BalasHapus
  20. wahida ariffianti25 Juni 2008 pukul 03.35

    benar sekali Arik..betapa kita nggak akan tambah cinta wong beliau begitu mbelain kita...ya nggak?

    nah, itu juga sempat mampir di pikiranku Rik...apakah dosa kita kalau sekarang ini kita jadi lemah secara fisik **maksudku karena kemalasan kita itu** lha tapi memang keadaan jaman sudah berbeda...di sisi lain, banyak jalan amal ibadah yang tidak bisa dilakukan pada jaman dulu, justru bisa dilakukan di jaman sekarang...aduh jadi termenung lagi hueheeuhe

    BalasHapus
  21. wahida ariffianti25 Juni 2008 pukul 03.37

    kalo masih nggak nemu juga, BACA LAGI..dan lagi!

    :-b

    BalasHapus
  22. wahida ariffianti25 Juni 2008 pukul 03.43

    **pegang kepala mbak maya, menghadapkannya dekat-dekat ke wajahku** iki aku mbokneeee!!! :-b

    yeeee aku kan memang orangnya serius **tanya aja sama semua orang kalo nggak percaya??**

    hihihihi
    iya mbak, betul...kalo kemajuan ini malah bikin manusia tambah dudul, ya namanya bukan karunia tapi azab :-|

    BalasHapus
  23. wahida ariffianti25 Juni 2008 pukul 03.43

    jadi dudul :-D

    BalasHapus
  24. wahida ariffianti25 Juni 2008 pukul 03.44

    hiksssss sama lho kakak....

    **berangkulan dalam tangis**

    BalasHapus
  25. hidup Internet!
    *eh, masih nyambung gak ya? ah biarin ah, pokoknya tetep hidup Internet!*

    BalasHapus
  26. Ibu Ranger Harley25 Juni 2008 pukul 04.21

    yeah, 'rite
    and i'm the queen of england!!

    XD

    BalasHapus
  27. tumbeeeee......nnnn

    BalasHapus
  28. setujuuu...lha nek ndak ada internet aku ndak bisa kenal mbk wahida donk, gak mesti jalan jauh lewat hamparan padang pasir yg panas cuma mo mampir kermh mbk wahida, ya tho???..hihihihihi

    tfs renungannya mbk xx

    BalasHapus
  29. orang2 memang kadang aneh perang2 buat usilan atau bener2 jaohaaaat tu

    BalasHapus
  30. "... Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan, sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS An Nisaa : 104)

    Rupanya kunci dari ketangguhan dalam menghadapi ujian, cobaan dan 'kepedihan' hidup sangat tergantung kekuatan pemahaman akan hakikat hidup dan tujuan hidup kita. Semakin kuat keyakinan dan kebersamaan kita dengan Allah, Sang Penguasa kehidupan, maka akan melahirkan harapan yg dahsyat yang akan sanggup mengecilkan onak-onak duri dalam kehidupan. ....dan ini insya Allah tiada beda; berlaku jaman dahulu juga jaman sekarang bahkan jaman mendatang.
    Rasullah SAW beserta generasi terbaik di ummat ini, para sahabat, telah menjadi bukti real akan semua ini.
    Syekh Ahmad Yasin, pimpinan pejuang Falestine dengan fisik yg lemah karena penyiksaan Yahudi; tiada pernah berputus asa dalam perjuangannya, bahkan Yahudi sampai perlu menembakkan rudal dari helikopter di pagi hari ba'da sholat shubuh untuk menghancurkan tubuh lemah di atas kursi rodanya sampai menuju syahid ; semoga.

    Tinggal sekarang bagaimana kita?? seberapa dalam pemaknaan kita terhadap hidup ini? seberapa dalam penjiwaan kita terhadap tujuan hakiki hidup ini ?? seberapa totalitas pengharapan kita kepada Allah SWT ?
    Wallahu a'lam bish showab

    hiks hiks...malunya diri ini pada Mu Robbi,
    kekasihMu telah mengajari dan memberi bukti,
    tetapi diri ini masih saja jauh dari tuntunan
    bimbingan Mu Robbi selalu kuharapkan
    agar segala kesiaan dapat terhindarkan
    kabulkanlah duhai Ya Rahman !

    BalasHapus
  31. kurang ajar poolllll..........*ups*....iku nulis karo tremor ta....hahahahahahhaha...wkwkwkwkwkwk

    BalasHapus
  32. iya ya mbak....
    terkadang harus diingatkan kembali dalam hati dan fikiran kita bahwa Alloh swt Maha Adil...
    kadang kita (saya maksudnya :D ) suka "protes" walopun "protes"nya gak sengaja....:D

    dan subhanallah.. apa yang dikatakan mas iwan jadi ngingetin diri juga, betapa "pertempuran" yang kita hadapi pada masa ini berbeda..
    kita menghadapi Ghazwul Fikr.. perang pemikiran...
    bukan senjata lagi... (walopun masih banyak saudara kita yang teraniyaya dan menghadapi perang fisik.. such as Palestina ...)
    betapa tanpa kita sadari, banyak muslim dan muslimah yang pribadinya tidak mencerminkan kemuslimann dan kemuslimahannya ....
    bertindak dan bersikap jauuuuuh dari tuntunan Rasulullah ...
    hiks..hiks... sedih ... :(

    *btw.. teuteup yaa.. mbak wahida langsung inget ma InterNet ..:p

    BalasHapus
  33. Manggut-manggut....ikutan merenung bareng Jeng Wahida....hhh...jadi berasa sangat manja dan malas aku ini sbg orang jaman sekarang...*sigh*

    TFS nggih jeng...

    BalasHapus
  34. wahida ariffianti25 Juni 2008 pukul 18.14

    harus nyambung! (internetnya) kalo nggak, ntar postinganku ga bisa kebuka dong Rind :-D

    BalasHapus
  35. wahida ariffianti25 Juni 2008 pukul 18.15

    waduhhh sejak kapan Har???

    **walah kok aku nggak diundang di penobatannya siiyyy??? lah sekarang kalo mau ketemu ma kamu, harus melewati protokol yang rumit itu dongg?? harlia nggak seru ahhh...eh, tapi asik juga, jadi ada Prince Hari (versi Indo dari Prince Harry) hihihihih

    BalasHapus
  36. wahida ariffianti25 Juni 2008 pukul 18.16

    nah kan, semua lagi tumben2nan hihihih

    BalasHapus
  37. wahida ariffianti25 Juni 2008 pukul 18.17

    alamak....alangkah capeknyaaa..... **membayangkan** :-((

    BalasHapus
  38. wahida ariffianti25 Juni 2008 pukul 18.17

    tapi disini suka ada perang2an juga Lia...pake bantal...hueheuheh **abe paling suka tuh** :-D

    BalasHapus
  39. wahida ariffianti25 Juni 2008 pukul 18.55

    hikss...amiinnn

    BalasHapus
  40. wahida ariffianti25 Juni 2008 pukul 18.55

    iyooo kok ono titik2 e ngono yo...?

    BalasHapus
  41. wahida ariffianti25 Juni 2008 pukul 18.58

    mau nggak mau....inilah dunia kita sekarang La (dunia saya maksudnya :-D)...
    sebagai ibu rumah tangga yang kebanyakan waktunya dirumah, inilah dimana sebagian besar waktuku berada...bagaimanapun, manfaat yang bisa diambil dari internet harus bisa dimaksimalkan... :-)

    BalasHapus
  42. wahida ariffianti25 Juni 2008 pukul 19.00

    ayo Less...bayangin aja kamu lagi duduk di barisan sebelah, di bus di tengah perjalanan mekkah-madinah itu :-)

    **nengok ke Lessy** mau ashir mangga, Less?? :-) ........hehe itu minuman favoritku waktu di saudi :-D

    BalasHapus
  43. Ibu Ranger Harley25 Juni 2008 pukul 19.34

    Prince Ardi nggak diitung? :p

    eh... klo ngomong ama ratu engris pake ngebungkuk dong!

    BalasHapus
  44. wahida ariffianti25 Juni 2008 pukul 19.51

    jadi Prince Ardi itu versi Indo-nya Prince William, gituu??? masyaallah kok jauh banget tho Har... **geleng2** mekso banget anake dadi pangeran wales kie... hihihi :-D

    **iyaaa gak lihat apa, ini udah bungkuk2 gini lhooo sampe kejedug monitor..??** :-b

    BalasHapus
  45. hehehe ... biar mba' wahida ora takon maning ...
    btw tfs yo mba' ... jadi ikut merenung juga ...

    BalasHapus
  46. wahida ariffianti28 Juni 2008 pukul 17.19

    iyah, jurus molornya dikeluarkan :-D
    sama2 Hen, ayo merenung sama2 :-)

    BalasHapus
  47. memang jaman sekarang manusia dimanjakan dengan fasilitas2 yg memungkinkan manusia untuk nyantai2 aja ya...wah serasa disindir nih soalnya kerjaan sehari2 setelah beres2 PR eRTe langsung duduk manis depan komputer sambil kadang2 keluar masuk jagain anak bermain hehehhe...kalo disuruh perang kayak jaman dulu..mana kuat ya...???

    BalasHapus
  48. wahida ariffianti1 Juli 2008 pukul 15.55

    sama mbak....ya itulah...."perang" sama anak2 dan suami dirumah saja kita seringkali kewalahan....oalahh :-(

    BalasHapus
  49. ikut molor ahh...

    BalasHapus
  50. wahida ariffianti15 Juli 2008 pukul 03.26

    molor..???

    heheh
    aku wis tangi kie mas.. :-D

    BalasHapus