Minggu, 30 November 2008

Tentang TV dan Rezeki Mas Iwan

Huaahhhh!! Dua minggu lebih aku nggak sempat nulis apa-apa. Sangat sedikit juga waktu blogwalking ke teman-teman. Rasanya jari sudah ngejer aja pingin ketak-ketik lagi. Apa daya, banyak sekali tugas menumpuk dalam waktu yang hampir bersamaan. Tapi lumayan, badan agak sedikit lebih langsing jadinya, walaupun punggung sering pegal juga karena kebanyakan nyetir kesana-kemari dan nyaris tak ada waktu sama sekali untuk sekedar meluruskan postur lagi dengan yoga.

Hmm...cerita apa ya enaknya kali ini?? Habisnya, banyak sekali kejadian yang jadi terlewatkan nggak ketulis.

Oh ya, ada! Oke, kali ini aku pingin cerita soal TELEVISI. Ini sedikit kisah unik tentang sejarah pertelevisian dirumah tangga kami hehe bahasanya rek!

Lebih dari 12 tahun menikah dengan Mas Iwan, kami memulai rumah tangga kami nyaris dari nol. Dua tahun pertama pun MI terpaksa memendam dalam-dalam gengsinya dan mau tinggal menumpang di rumah ibu bapaknya (mertuaku). Nah, kira-kira sekitar setahun pernikahan, ketika usaha kecil yang dirintis MI sudah mulai berbuah, akhirnya kami bisa membeli TV kami sendiri. Senang sekali dong, soalnya TV itu benar-benar bisa menemani hari sepiku saat itu, yang sepulang kuliah biasanya hanya menghabiskan waktu di paviliun rumah mertua. Maklum, MI selalu pulang larut, karena sehabis kuliah dia harus langsung ngurusi usahanya yang baru seumur jagung. 

Aku masih ingat, TV itu merknya JVC (waktu itu pas diskon, makanya trus kami beli), ukurannya 21 inch (karena diskon juga, budget kami yang awalnya mau beli 14 inchi akhirnya dengan sedikit overbudget saja kami sudah bisa beli yang ukuran lebih besar), warnanya perpaduan hitam dan abu-abu dengan model yang simpel (makanya aku suka). 

Duhh, bangganya kami saat itu, istilahnya inilah barang elektronik pertama yang kami beli bersama, dan kami merasa bahwa kami sudah mendapatkan best deal, karena ternyata kualitas TV nya termasuk bagus. Bahkan setelah itu kami sempat menjadi marketer gratisan buat merk JVC, bilang ke banyak orang betapa JVC ini merk kuda hitam yang nggak terlalu dikenal, padahal kualitasnya nggak kalah dengan merk besar lainnya. Hihihi dudul banget ya, baru aja ngerasain punya 1 item, sudah sok tau bener. 

Tahun kedua, alhamdulillah kami bisa membeli rumah sendiri (ya rumah yang kami tinggali sampai sekarang ini), dan ketika kami pindah, selain baju dan keperluan kuliah, TV itu menjadi satu-satunya barang elektronik yang kami bawa. Mesin cuci baru kebeli beberapa bulan kemudian, apalagi AC. Semua dibeli sedikit demi sedikit karena toh kita harus mengumpulkan lagi modal yang terkuras untuk beli rumah secara kontan (aku pernah cerita kan, bahwa ketika kami yang masih berusia 21-22 tahun ini mengajukan KPR, nggak ada bank yang mau percaya, apalagi MI nggak punya slip gaji layaknya orang yang kerja kantoran).

Sekarang ini, barang elektronik dirumah memang sudah lengkap (bahkan boleh dibilang berlebih). Tapi yang unik, walaupun TV dirumah kita sekarang total ada 4 buah, tetapi TV 21 inch merk JVC yang kuceritakan tadi, ternyata sampai sekarang masih menjadi satu-satunya TV yang kami beli, karena TV lain dirumah ini, adalah merk RATU alias ORA TUKU, alias gratisan!! Ceritanya begini..

Setelah beberapa tahun setia hanya dengan JVC, tiba-tiba suatu waktu pihak pabrik paku mengadakan semacam promo, dengan memberikan hadiah tertentu setiap pembelian paku senilai tertentu. Karena waktu itu statusnya MI sudah distributor, maka nggak heran kalau kuantitas pembeliannya cukup banyak kan? Waktu itu kami kebanjiran hadiah yang rata-rata memang produk elektronik. Dari hair-dryer, mini toaster, kompor gas sampai dengan tape dan VCD Player.

Puncaknya, suatu hari kami mendapat hadiah TV 29 inch! Merknya Philips. Waduh kita berdua langsung heboh! Waktu itu, dirumah kan cuman kami berdua (asisten baru ada setelah anak-anak lahir), dan dirumah ada 2 TV! Berarti masing-masing orang punya TV masing-masing dong?? Kata MI bagus juga karena berarti nggak perlu rebutan kalau dia pingin nonton bola, tapi akhirnya manyun juga karena waktu-waktu itu (sekitar tahun 1998-1999) aku mulai berkenalan dengan internet dan lebih asyik depan komputer, atau baca buku. Sedangkan MI juga jarang dirumah karena urusan pekerjaan. Jadinya, mubazir banget karena 2 buah TV itu banyak nganggurnya. Pada dasarnya memang kita nggak sehobi itu nonton TV sih. Aku mulai merasa aneh dan merasa bersalah tiap liat TV-TV itu.

Untungnya, MI kemudian membangun kantor. Akhirnya dengan sangat senang dan sukarela, si JVC kami boyong saja ke kantor. Karyawan yang waktu itu cuma 2 orang yang ketiban senang. Alhamdulillah, TV nya lebih bisa bermanfaat.

Ketika Abe masih bayi, kami mendapat lagi bonus TV. Kali ini dari pabrik lem. Mas Iwan mulai menjadi agen di pabrik itu dan dari suatu promo juga akhirnya kita berhak atas satu buah TV Sony 29 inch. Yang ini cukup spesial juga, karena merknya Sony gitu loh! Kami jadi ingat, bahwa ketika berniat beli si JVC dulu sebenarnya kami ingin beli TV Sony, tapi ternyata harganya sangat jauh diatas budget kami waktu itu. Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga punya TV Sony ya, gratis lagi! Hehe.. 

Akhirnya, Abe bukan hanya bisa nonton VCD Barney di ruang keluarga saja, karena di kamar tidur kami pun sudah bertengger TV juga. Keduanya (dan juga VCD Player-nya) barang gratisan!

Kami masih sering mendapatkan hadiah beberapa buah TV lagi dari pabrik-pabrik, kebanyakan 14 inch, yang akhirnya kami hibahkan kepada orang lain. Kami menyisakan 2 buah untuk dirumah. Satu untuk kamar mbak diatas, satu lagi (baru kami ambil setahun lalu) untuk kamar Abe, alasannya agar Abe bisa main PS dikamarnya, padahal alasan kami sebenarnya supaya program “tidur sendiri” nya Abe bisa lebih lancar. Hehe...

Waktu mulai ada TV Plasma dan LCD, setiap jalan ke pusat elektronik atau mall, MI sudah ratusan kali membujuk agar aku memperbolehkannya beli. Aku selalu menolak mentah-mentah. Pertama, aku selalu mengingatkan soal prinsip kami yang sudah jelas tentang barang-barang mewah dirumah ini. Anak-anak tidak boleh dibiasakan sering ganti-ganti barang baru hanya karena itu sedang trend atau karena kita mampu membeli. Tidak boleh karena kebiasaan itu PASTI akan berlanjut sampai mereka dewasa dan itu sangat berbahaya.

Kedua, kami memang ingin anak-anak bebas menggunakan barang-barang dirumah ini. Sebisa mungkin, barang-barang yang kami beli dirumah ini bukanlah barang yang terlalu mahal. Kami tidak ingin ketika suatu hari anak-anak (yang masih balita dan aktifnya pecicilan itu) pencet-pencet, atau tekan-tekan, atau putar-putar tombol bereksplorasi dengan barang tersebut, kemudian kita berteriak panik “Awaaasss Naakkk, Jangaaannn!! Nanti rusakkk!! Itu barang mahal!!!”. Makanya jangan heran kalau dirumah ini, pernah terjadi remote TV masuk ke kolam ikan atau njeplak tombolnya, atau kabel VCD Player putus kegunting, speaker macet karena terlalu banyak kemasukan cereal, atau tinta printer tumpah ruah dlsb. Biasanya enteng saja kami memperbaikinya, karena barang-barang tersebut bukan yang terlalu mahal, atau terlalu canggih sehingga sulit diperbaiki.

“Tapi kan TV kita sudah lama? sudah 5 tahun lebih??”

“Tapi kan TV nya masih berfungsi dengan bagus?? Belum rusak kan?” sahutku.

“Wajar kalau kita ganti baru, TV lama bisa dihibahkan ke orang lagi, orang yang pasti akan menerimanya dengan senang hati” kata MI tak menyerah.

“Nggak ah!”

Mas Iwan biasanya cuma bisa garuk-garuk sambil menelan ludah didepan jejeran TV Plasma yang gede-gede itu. Thanx ya Mas, garuk-garukmu itu, ludahmu yang tertelan itu, bukti kebesaran hatimu dalam rangka memperjuangkan pendidikan anak-anak kita. Hal-hal seperti ini dari MI lah yang biasanya membuatku terharu.

Begitulah...selalu begitu kejadiannya. Dan tahu tidak?? Allah Maha Kuasa. Kalo sudah rejeki, memang tak akan kemana. Kalo gak percaya, tanya saja pada MI.

Minggu lalu, siang-siang MI telepon dari kantor, sambil teriak-teriak jingkrak-jingkrak. Katanya, barusan orang BCA menelepon, mengabarkan kalau rekening MI menjadi salah satu yang menang undian Gebyar BCA. (Sungguh amat ajaib karena selama ini kami sekalipun tak pernah beruntung kalo menyangkut yang namanya UNDIAN, dan kami sudah mafhum hal itu). Dan bisakah hadirin semua menebak apa hadiahnya???

Iya.... LCD TV....gede lagi!

MI persis Abe kalo habis dibeliin mainan!

“Sudah dicek bener ta? Jangan-jangan itu penipuan...” kataku (hihi gak bisa liat orang senang ya).

“Sudah!! Aku cek pengumuman di koran juga ada! Surat resmi dari BCA juga sudah datang tadi!!” katanya bersemangat. Duuhhh...suamiku......hihihihi.

Alhamdulillah, akhirnya aku pun ikut senang untuk MI. Ternyata memang bukan aku yang mengatur rejeki TV buat dia ya. Lolos dari satu cara, MI ternyata mendapatkannya dari cara yang lain yang tidak kami duga-duga. Hehe...Subhanallah...

Akhirnya, sekarang kami sedang sibuk mencari-cari siapa kira-kira yang akan menampung TV Philips 29 inch kami. Ada yang berminat? Fyi, tombolnya sudah dudul, remotenya sudah berhias selotip, dan badan TV nya sudah penuh dengan sticker, coretan spidol bahkan tempelan hasil origami ala Abe dan Bea lho :-D

:::::.....

Oya, TV yang merk JVC itu, sekarang sudah rusak. Tapi kami sama sekali tak berniat untuk membuangnya. Akan kami simpan sebagai kenang-kenangan sebagai TV yang pertama kali kami beli, dan satu-satunya sampe sekarang. Sekarang TV itu masih nongkrong di salah satu pojok kantor MI, jadi tempat naruh ini itu, hehehe.

:::::.....


 

Keterangan Foto : Zing rupanya ikut gembira juga dapat tempat nangkring baru, ada stempel BCA nya lagi *gak ada hubungannya* :-D

 

80 komentar:

  1. pertamax..... hihihihihi

    BalasHapus
  2. belum turun harga mas...baru premium :-D

    BalasHapus
  3. kekekekeke kebiasaan di kaskus kebawa sampe multipy :)

    BalasHapus
  4. waduuuuh, jadi pengin nonton di rumah wahida nihhhhh

    BalasHapus
  5. kemana aja to ya.....2 minggu....dah tambah putih belum?

    BalasHapus
  6. hihihihi boleh mbak, nanti kita nonton Strawberry Shortcake sama Bea ya? *nyengir*

    BalasHapus
  7. congrats ya mbakyu...ikutan nonton dwonkkk;)

    BalasHapus
  8. lah, orang kegiatannya diluar rumah, mana bisa tambah putih?? hihih dudul, sebaliknya kalleee!!!

    BalasHapus
  9. congratsnya kuteruskan ke MI yaaa dan ayoo nonton sama2, tapi jangan sinetron ya hehehe

    BalasHapus
  10. uhuyyyy...................LCD Plasma
    ok banget buat nonton film film tuh mbk
    btw, aku baru merhatiin kok banyakan hadiah hadiahnya TV yak????

    BalasHapus
  11. iki kayak cerita hpku yg selalu CAP RATU:) nanti ada sesi tersendiri untuk crita RATU2an ini heheheheh

    Alhmdllh kalo rejeki itu memang nggak kemana:)

    BalasHapus
  12. Salut Mba untuk prinsipnya :) Aku juga sedang membiasakan anakku hidup sesuai kebutuhan, karena pengalaman punya sodara yang dulunya serba gampang, sekarang hidupnya bergantung dari utang, naudzubillahimindzalik.

    BalasHapus
  13. Aku sering banget tuh mbak, punya niatan buat nyimpen2 barang yg punya kenangan, tp bojoku sering nyindir, klo semua barang yg ada kenangannya disimpen, lama-lama rumah kita kyak gudang nanti...Weleh. Tapi selamet yo mbak, MI iso menang gebyar BCA. ha ha ha

    BalasHapus
  14. Hebat!

    Perjuangan hidup penuh prinsip!

    BalasHapus
  15. mbak, denger2 yoga mau diharamkan??

    BalasHapus
  16. ya ayuk aja to..... wong di rumah juga selalu kalah ma anak kok....

    BalasHapus
  17. oooo kalo gitu harus beli krim pemutihnya dr arum........

    BalasHapus
  18. jadi inget, jaman dulu di rumah jakarta cuma ada tv satu..
    begitu kakak2 gw mulai merit, bonus2 TV juga berdatangan.. entah dari mana aja gw lupa
    yang gw inget jelas-jelas gratis lah..
    jadi, mulailah ada tv di masing2 kamar (waktu itu mereka masih tinggal di rumah jakarta),

    walhasil, tv sony 29 inch (hasil beli seken di jalan kembang, senen) yang di ruang keluarga jadi milik gw seorang.. :P

    BalasHapus
  19. selamaaaaaaaaaattttttttttttttttt

    BalasHapus
  20. senengnya... koq aku belum pernah ya dapet gratisan tipi??? ;P

    BalasHapus
  21. wah selamat ya dapat TV baruuu...!!

    BalasHapus
  22. Wah asyik banget!!!....kalo rejeki emang gak ke mana ya JB...

    BalasHapus
  23. JVCnya dijadiin aquarium aja..kl bersanding ama SONY jadi AQUOS hehehe...


    selamet yaaaa..MI, orang sabar disayang Allah...
    *gw juga sabar kok nunggu percikannya*

    BalasHapus
  24. LCD TV... waduh...
    kalo udah rejeli tak akan kemana

    BalasHapus
  25. iya, kemarin sudah dicobanya Sit....nonton bola! :-D
    lha ya itu, hadiah kok TV mulu, aku yo herannnnnn

    BalasHapus
  26. hah? masak mbak? hihihihihi *gak sabar nunggu sesinya, kalo udah posting aku kasih PM ya, takutnya gak tahu**

    tapi sekarang, begitu aku sudah tahu m luthfi kerja dimana, mungkin sudah agak bisa meraba raba lah **sok teuuu hihi**

    BalasHapus
  27. waaahhh senenge rek pny tipi baru, LCD TV n gratis pulak...selamat yaaaaaaa...bakal lbh giat nabung di BCA donk...siapa tau menang lg dapat rumah kekekkekekekeke Btw punya kucing tho buk, jenenge sopo?? Beruntunglah Abe n Bea pny tipi baru dirmh bakal nonton tipi terus dan maen game deh tuh...hihiihihi

    alhamdulillah 2minggu lalu kita jg br beli tipi baru mbak, abisnya tipi sing lawas ogrok-ogrok suarane smpe si danny takut n lari tiap kali aku nyalain tipi...hahahha

    BalasHapus
  28. ah, mungkin karena kami sama2 tumbuh dari keluarga wiraswasta ya mbak...segalanya susah diprediksi... seseorang bisa suatu saat sukses, tapi dalam waktu sekejap bisa juga usahanya ambruk karena banyak sebab yang diluar perkiraan...beda dengan -misal- PNS yang ada jaminan pensiun, dll

    makanya kita bertekad sekuat tenaga untuk menyiapkan anak-anak kita terutama yang menyangkut kebiasaan dan gaya hidup mbak...

    sepertinya untuk urusan satu ini, kita se visi ya, hehe mari saling doakan untuk anak-anak kita Mbak Uwi

    BalasHapus
  29. ah, mungkin karena kami sama2 tumbuh dari keluarga wiraswasta ya mbak...segalanya susah diprediksi... seseorang bisa suatu saat sukses, tapi dalam waktu sekejap bisa juga usahanya ambruk karena banyak sebab yang diluar perkiraan...beda dengan -misal- PNS yang ada jaminan pensiun, dll

    makanya kita bertekad sekuat tenaga untuk menyiapkan anak-anak kita terutama yang menyangkut kebiasaan dan gaya hidup mbak...

    sepertinya untuk urusan satu ini, kita se visi ya, hehe mari saling doakan untuk anak-anak kita Mbak Uwi

    BalasHapus
  30. hihihi bener juga ya mbak, memang kuakui aku itu termasuk penimbun, kalo sudah sayang sama barang2 lama, suka agak berlebihan :-D

    thx, yo iku ajaib, soalnya undian apa saja selalu gak beruntung, seringkali nyariiisssss tapi gak pernah dapat hahaha

    BalasHapus
  31. hidup prinsip!

    **walah**

    :-D

    BalasHapus
  32. denger2 di malaysia juga sudah diharamkan...tapi yoga yang bagaimana dulu itu?? iya kan? :-)

    BalasHapus
  33. hehehe anak2 memang penguasa dunia kok :-D

    BalasHapus
  34. wakakakakak
    kalo ada, aku pingin krim penebal aja, biar lebih tebal muka hihihihi

    BalasHapus
  35. kalo dirumah ibukku dulu si tulungagung, sangat diharamkan anak2 dikasih tv di kamar masing2, karena takutnya nanti pada keasyikan sendiri, dan jarang ngumpul keluarga...pikir2 memang acara rebutan channel itu memang jadi kenangan seru ya Har :-D

    aku pingin banget menerapkan itu dirumahku! tapi aduh kemarin terganjal Abe yang nggak "kerasan" di kamarnya sendiri itu...akhirnya disitu taruh TV tanpa antena yang hanya bisa dipake main PS *tanpa bisa stel DVD juga*...itupun juga hanya dipake sabtu-minggu

    BalasHapus
  36. tengkiyuuuuuuuuuuuu :-D

    BalasHapus
  37. semoga sebentar lagi dapet mbak!
    aminnn!!

    :-D

    BalasHapus
  38. ayo mbak nonton bareng...masih suka nonton termehek2 kan?? *nanti anak2 disuruh main air aja di teras samping* hehehe

    BalasHapus
  39. ya itulah Mbak Ir, sudah berbusa mulutku menolak ajakannya beli TV.....eh mak bedunduk, dapat yang gratisan! :-D

    BalasHapus
  40. huahahauha ide bagus **mulai ngisi TV dengan air kemudian colokin ke listrik, siapa tahu airnya jadi bagus menyala-nyala**

    percikannya?? tunggu dari akuarium listrik itu yah bentar lagi pasti sampe disitu :-D

    BalasHapus
  41. bukan hanya TV, disini juga sering ketiban rejeki kiriman kopi lho mas!
    :-D

    BalasHapus
  42. kucingnya Bea namanya Zing mbak :-D
    nonton tipi dan maen game terusss??? no way, apa mau ibuknya ngomel sepanjang hayatt merekaa??? huehueheueu

    nah itu bagus, anak-anak harus dilatih hidup begitu mbak, boleh ganti barang kalo memang barangnya sudah rusak dan nggak bisa diperbaiki lagi **sambil ngikik geli mbayangkan wajah takutnya danny ketika denger suara ogrok-ogrok**

    BalasHapus
  43. Alhamdulillah ... seneng banget yaaa pastinya ...
    Itu yang namanya rezeki yang datang dari arah yang gak diduga-duga ya Mbak ...

    BalasHapus
  44. si danny bnr2 takut mbak dgr suara tv yg dulu, krn suaranya tuh kyk gluduk lsg menggelegarrrrrr, poor boy lsg lari terbirit2 deh saking takutnya, anehnya justru si zach yg gak takut lho...kecil2 pemberani...kekekek udah gitu tuh tipi pas dinyalain kan lsg ogrok2 kenceng bgt, kalo mo suara ogrok2e mereda atau ilang tuh tipi musti ditabok2 ngono mbak, nek iso naboke sdkt rada violence deh, nek sing nabok putri solo yo sing ono tangane sing pegel....kekekekekekkeke *dudul ah* jd kmrn2 sih tak taboki sing kenceng cek ditukokno tipi anyar mbek bapake anak2....hihihiihihi

    BalasHapus
  45. aku kuaaaaaaaaangeeeeeeeeeen banget mbak baca apdetan blog mu.. dah tiap hari plirak plirik inbox, refresh kali ada masuk yg baru.. eh ternyata blom ada.. nah pas tulisan ini muncul, trus baca isinya juga bikin seneng... alhamdulillah wa syukurillah... terharuw akuuww...


    btw mbak, di rumah entah knapa sistem smua individunya beli barang (elektronik) kalo butuh dan sekalian beli yg bagus, trus baru diganti lagi klo udah rusak atawa ga bisa kepake lagi ..;)) hehe makanya numpuk deh besi tua


    Miss yuu somay deh mbak .. muah muah **peluk tium**

    BalasHapus
  46. Suamiku juga ngotot ga mau ada tipi di kamar tidur, mba. Jadi suka berebutan deh kita bertiga nonton tv nya. Tipinya nya juga tipi jadul, SONY taun 92an....nyaris sweet seventeen pokoke....hahhaha. Belakangan ini suami mulai lirik2 ke LCD TV juga. Kemarennya udah minta ijin mo beli tv baru, tapi ga boleh sama aku. Sayang tipi lamanya, mo dikemanain? Kan ga boleh ditaro di kamar

    BalasHapus
  47. asal inget aja.. anak makin gede makin pinter "ngadalin" segala macem larangan teknologi lho. :P

    BalasHapus
  48. rejeki oh rejeki, rejekinya orang sabar....., congratz ya Da & MI....deket2 Wahid & MI aahh biar ketularan rejeki nomplok terusss....:))

    BalasHapus
  49. ant ..... numpang lihat ya ....
    *TV nya dong ..:-D*

    BalasHapus
  50. Seneng bacanya, rejeki emang nggak ke mana...

    BalasHapus
  51. enake reeek...entok gratisan terus....

    BalasHapus
  52. seru ya ceritanya ^^

    BalasHapus
  53. alhamdulillah...
    barakallah ya mbak... *__*

    BalasHapus
  54. Alhamdulillaah..
    Asyik banget Mbak, TV gratisannya sering banget :). Aku belum pernah dapat gratisan barang elektronik. Dan pas banget juga ya, anak-anak kan sekarang udah lebih ngerti, nggak terlalu 'mempermainkan apa yang sebetulnya bukan mainan'. Jadi inget sepupuku yang waktu balita hobi banget mukul-mukul layar LCD TV (meski udah dilarang, balik dan balik lagi...).

    BalasHapus
  55. TV khusus buat nonton bola! :)

    *dari yang ngga' gemar nonton TV kecuali nonton bola*
    **dari yang pernah ngejual langsung TV LCD 32" hadiah tanpa sempat dibawa ke rumah**

    BalasHapus
  56. iya Rim, kadang kalo sudah rejeki, manusia gak ada yang bisa menghalangi :-D

    **membayangkan busa2 mulutku yang pasti sudah berember2 melarang dia beli tipi plasma**

    BalasHapus
  57. hihihihihi aku kekekl dewe moco komenmu mbak, soale mbayangne kejadiane huheuheuhe

    BalasHapus
  58. **terkaget-kaget sekaligus terharu liat Ocha...akhirnya melongo tak mengerti**
    kamu Cha....sampe segitunya sih?? huheuehuehu
    iyaaa aku kangen jugaaaaaaaa ngempiiiiiiiii

    **sesak membayangkan minggu depan yang juga full jadwal**

    BalasHapus
  59. nah itu dia, mungkin karena suami2 ini yang mencari uang ya mbak, jadi begitu ada mereka maunya beli ini itu....lha kita ibu2 terbiasa "menyayangi" dan "memakai" suatu barang itu sampai titik darah penghabisan, jadinya beda persepsi deh huehehuehu

    BalasHapus
  60. ya kan kita gak boleh lupa juga kalo kita itu ibunya kadal??? huhauhauhauha

    BalasHapus
  61. sini2 mbak Mit...deket2 sini...pasti banyak kecipratan, aku orang suka ngentutan, umbelan, kelo ngomong nyemprotan duhhh pokoknya bakalan banyak rejeki virus deh

    **wekekeke kangen aku karo mbak iki rekk**

    BalasHapus
  62. ayo mbak, hari ini TV istirahat kok, anak2 lagi pada dirumah neneknya heuheuheu

    BalasHapus
  63. tengs mbak...memang ya, mau dihalang2i kaya apa kalo sudah rejeki ternyata... :-D

    BalasHapus
  64. mari ngene oleh maneh gratisan omah nang Villa Jasmine kan??

    asyiikkkk!!!!!! **lunjak2**

    BalasHapus
  65. seru juga komennya nih mbak hehe
    makasih yaaa

    BalasHapus
  66. aminnn tengs La :-)

    BalasHapus
  67. mbak, postingan ini kontradiktif dengan postingan berikutnya ;)

    BalasHapus
  68. hahahaha iya Rind, utang reply komen banyak sekali nih hikss

    **bantuin doongg** :-D

    BalasHapus
  69. hahahaha iya Rind, ini kan juga postingan colongan, pas ada sedikit waktu sempat :-D

    btw, utang reply komen banyak sekali nih hikss

    **bantuin doongg** :-D

    BalasHapus
  70. tebakan ku si mbak ngos²an

    BalasHapus
  71. Alhamdulillah..taun depan nginep di surabaya sambil nonton LCD..hi,hi,hi...Barakallah..ikut senang, semoga berkah...memang pernikahan itu membuat kita jadi kaya di dunia dan InsyaAllah di akhirat..

    BalasHapus
  72. terharu mbayangke ekspresine mas iwan waktu menang undian hihihi..

    BalasHapus
  73. Senengnya bisa dpt gratisan...tapi lebih seneng lagi ternyata dikau memberikan barang2 yg lama kepada orang lain yg butuh.....

    Salut juga atas prinsipmu utk tidak membiasakan diri kepada anak2 mengganti barang2 baru.....

    BalasHapus
  74. alhamdulillah ya mbak, rejeki-mu mengalir derassss....

    btw, aku setuju dengan prinsipmu. jangan sampe ntar kita lbh sayang barang daripada anak.

    barang rusak bisa diperbaiki. hilang bisa nunggu dapet gratisan lagi, hehehe. tapi kalo anak kita marahin (secara berlebihan) gara-gara ngerusakin barang/menghilangkan barang? wah luka hati karena di'semprot' ortu-nya kan ga bisa hilang hanya dengan diservis tuh...

    btw, rumahmu di TPJ- Sepanjang toh mbak?

    BalasHapus
  75. aku mau jugaaaa!!!! eh tapi kalo yg gratisan dikirim ke Florida, keluar duit juga judulnya yo Da...metu ongkir...hiks... *medhit dot com*

    BalasHapus
  76. **ngos2an**

    BalasHapus
  77. asyiikkkkk taun depan beneran mau ke surabaya Na?? beneran nginep?? yahuuuuuuu!!!!!! **nari2 sinchan**

    BalasHapus
  78. ya, ekspresine bener2 ingin menunjukkan, lho...percuma kan mbok larang2? kalo sudah rejekiku yo ono ae dalane **sebel2 kudu ngguyu aku** heuheuheu

    BalasHapus
  79. wah tambah pinter calon ibu satu ini hehehehe
    iya dek, di sepanjang
    ayo maen kesini! :-D

    BalasHapus
  80. gak papa keluar ongkir, kan kamu yang bayar **kipas2**

    :-P

    BalasHapus