Jumat, 19 September 2008

[Ustad Cholil] Antara Aku dan Speaker Masjid

Malam ini, karena anak2 pada sudah ketiduran setelah sesorean tadi ikut kegiatan bagi-bagi takjil di pinggir jalan, jadinya **sekali lagi** terpaksa aku tarawih di rumah. Tapi, enaknya punya rumah pas depan masjid, aku masih sempat menyimak ceramah malam ini yang disampaikan salah satu ustadz favoritku.

Masih ingat Ustadz Cholil Umam yang dulu aku pernah cerita??

Tema malam ini, terus terang mengena banget buat aku.Tentang AMAR MA’RUF NAHI MUNGKAR. Mengajak kepada kebaikan, dan mencegah kemungkaran.

Nah, mengapa kita semua bisa dengan gampang mengajak orang lain untuk berbuat kebaikan, tetapi sebaliknya, sangat sulit untuk mencegah suatu kemungkaran?? Terus terang aku merasa begitu. Persis banget dengan yang Ustadz Cholil bilang, bahwa biasanya ada 2 poin penting kenapa ini sering terjadi kepada kita.

1. Karena nahi mungkar berhubungan dengan resiko yang lebih besar. Contoh. Kalau misalnya kita mengajak orang lain peduli sesama, atau mengaji, atau berbagi dengan zakat dlsb. maka resikonya kecil. Mau mereka ikut, ya alhamdulillah, mau mereka nggak ikut, ya sudahlah. Tetapi kalau kita melihat orang lain berbuat kemungkaran, kita selalu merasa berhadapan dengan resiko yang besar. Contoh. Ketika ada copet, kita biasanya berpikir berkali-kali kalau mau ikut menangkapnya. Jangan-jangan temannya banyak trus berbalik ngeroyok kita, malah konyol nanti kalau niat kita baik tetapi keamanan diri kita (bahkan keluarga) ikut menjadi taruhannya. Akibatnya, akan penuhlah dunia ini dengan orang-orang cuek yang acuh tak acuh terhadap kenyataan sekitarnya.

2. Seringkali kita merasa sungkan. (Duh yang ini nih yang paling sering terjadi sama aku). Mungkin yang berbuat kemungkaran itu teman sendiri. Atau orang yang lebih tua dari kita. Maka ketika dia berbuat kemungkaran, kita pun jadi sungkan mengingatkan. Takutnya yang bersangkutan tersinggung, atau marah sehingga mempengaruhi hubungan baik kita dengannya.

 

Lalu Ustad Cholil meneruskan. PADAHAL, akibat dari tidak berjalannya (atau tidak seimbangnya) antara amar ma’ruf dan nahi mungkar ini, SANGAT BAHAYA LHO! Dan jangan lupa bahwa di Al-Qura’n, dua perintah ini (amar ma’ruf DAN nahi mungkar) selalu sejalan bersama, menjadi 2 hal yang tidak terpisahkan.

Kata Rasulullah, ketika amar ma’ruf DAN nahi mungkar tidak berjalan secara seimbang di suatu kaum, maka yang akan terjadi adalah 3 hal berikut ini :

a.      Allah akan menurunkan pemimpin yang dzalim kepada kaum tersebut. Intinya, pemimpin yang tidak nahi mungkar (kan memang diambil dari kaum yang begitu modelnya kan??). Dan logikanya, ketika banyak orang yang tidak berani mencegah kemungkaran, maka kemungkaran akan merajalela didalam kaum tersebut, dan aturan kehidupan pun menjadi berantakan. (Ngeri ya, semoga saja calon pemimpin kita pemilu berikut ini tidak termasuk pemimpin yang dzalim, aminn).

b.      Yang tua tidak dihormati, yang muda tidak disayangi. Aduh bayangkan kalau model hubungan seperti ini terjadi di seluruh masyarakat kita. Sopan santun menghilang, keegoisan dan keacuhan manusia satu terhadap yang lain merajalela. Wah, hancurr semua!

c.       Doa-doa dari orang-orang yang terpilih didalam kaum tersebut, TIDAK AKAN DIKABULKAN oleh Allah. Siapa orang-orang terpilih yang dimaksud?? Ya ulama-nya, ya umaro-nya, ya rakyat miskin-nya, ya orang-orang teraniaya-nya. Intinya, kalau suatu kaum sudah tidak bisa dan mau lagi mencegah kemungkaran, doa-doa orang yang biasanya manjur itu, tidak akan diterima oleh Allah. Naudzubillah.

 

Wah, trus gimana dengan aku dong?? Hikss.

Aku itu orangnya paling tidak bisa mengingatkan atau langsung menegur ketika orang lain berbuat sesuatu yang dzalim atau kurang baik. Aku bukan tipe orang yang langsung bisa njawil atau “membekap” seseorang yang *misalnya* tiba-tiba datang dan dengan rumpinya membicarakan kejelekan orang lain. Aku biasanya memilih diam, tak menanggapi dan berusaha pergi secepat aku bisa.

Aku juga paling-paling cuma bisa tersenyum menanggapi kalau ada temen yang bicara berlebihan tentang dunia (misal soal tas bermerk berharga jutaan atau soal betapa kekayaan suaminya setinggi langit). Aku biasanya cuma tersenyum, dan mencari-cari alasan untuk pergi secepatnya. Aduh! Apakah aku ini sudah termasuk orang-orang yang cuek dan menyendiri dengan keegoisan sendiri tadi itu ya??? Astaghfirullah..


Kita simak yuk kelanjutan ceramah Ustad Cholil...

Jadi bagaimana caranya agar kita bisa termasuk kedalam orang-orang yang bukan hanya amar ma’ruf, tetapi juga nahi mungkar?? **nah ini dia, mana pas bagian ini speaker masjid agak rewel, jadi demi ekstra menajamkan telinga, aku pun pindah dari kamar tidur ke ruang tamu didepan hueheuhue**

Tak ada jalan lain, ya kita harus bertindak kalau melihat ada kemungkaran didepan kita! Apapun itu! (Waahhh jadi ingat kasus FPI yang suka jadi rame itu, jadi apakah harus begitu??).

Ustad Cholil kemudian menjelaskan ada 3 cara yang bisa kita tempuh untuk mencegah kemungkaran.

  1. Dengan kekuasaan.
  2. Dengan nasihat, kalau kita tidak mampu berkuasa, dan
  3. Dengan doa, kalau kita tidak juga mampu menasihati. Doa kepada Allah supaya kemungkaran itu tidak terjadi, dan kalaupun sudah terjadi, cepat berakhir.

Aaaahhhhhhhhhhhhhh hati ini langsung lega. Rupanya aku tak boleh berkecil hati. Cara 1 dan 2, memang aku belum sanggup. Tapi cara nomor 3, itu rasanya sudah sering aku lakukan.

Kalau aku tahu ada teman, saudara atau orang lain yang rupanya mendzolimi diri mereka sendiri dengan suatu kemungkaran, aku biasanya memang hanya bisa mendoakan mereka. Dan aku tak perlu sungkan atau menempuh resiko apa-apa, karena bukankah salah satu doa yang makbul adalah “doa seseorang kepada orang lain yang dilakukan secara DIAM DIAM??” :-)

Wallahua’lam bishawab


UPDATE :

Baca komentar mbak Dian aku jadi inget ada yang ketinggalan. Ustad Cholil juga memberi tips begini. Ketika kita berusaha amar ma'ruf, maka semua kita mulai dari DIRI SENDIRI. Lalu keluarga, kemudian orang-orang terdekat, dst.

Nah, untuk nahi mungkar, JUGA SAMA! Kita mulai dari diri sendiri, kemudian keluarga, orang sekitar dst dst. Begituuuuu :-)


::..

 


 

34 komentar:

  1. TFS Mbak. Duh aku juga seringnya cuma mampu doa... Habisnya ya itu Mbak, merasa sungkan (aku ini siapa sih?) atau takut sama risikonya.

    BalasHapus
  2. Sepertinya ada kelanjutannya dech....
    Wach..., badan sensor enggak ngerti nikmatnya menikmati cerita nich...

    BalasHapus
  3. sama La, aku juga begitu, nggak vokal blas hehehe
    denger ceramah sampai akhir tadi aku jadi rada berbesar hati
    semoga kita belum terlanjur termasuk kedalam orang2 yang cuek karena ternyata ngeri juga ya akibatnya

    BalasHapus
  4. kelanjutannya?? hihi kayaknya nggak dulu deh :-D

    badan sensor?? yang mana maksudnya To??

    BalasHapus
  5. *mbaca dan mbaca walau mata udah blur*

    TFS JB....


    jadi, sebaiknya kita tetap diam atau vokal mengingatkan??

    BalasHapus
  6. ya gemana ya, namanya jg manusia, suka bingung sendiri jadinya, yang penting emang didoain......dan minta didoain.....moga2 slamet semua dehhhh .........

    BalasHapus
  7. tergantung sikon mbak..

    diam! kalo lagi pada ujiaann...ato pada bobo..biar nyaman

    VOKAL..yaa..kl lagi NYANYI..gak boleh diam thoo??!
    *yg puyeng liat orang bejubel ngejer SALE*

    BalasHapus
  8. mau dong dinasehatin ^^... tapi jangan yang itu itu lagi :|

    BalasHapus
  9. hahahahahha......setuju sama IYA....

    BalasHapus
  10. hayah, mbokyo sana udah bobo... :-D

    jadi sebaiknya gimana ya??? embuh aku yo bingung mbak **lho??** :-D

    BalasHapus
  11. hehehe iyah, doa, paling gampang semua orang bisa dan insyaallah dikabulkan kalo sungguh2 :-D

    BalasHapus
  12. wakakakakakakakakka dudul

    **iya sama mbak Iya, aku suka puyeng juga kalo liat orang bejubel ngejar SALE, aku juga sama, suka SALE tapi aku nggak suka bejubel, penyeeeeeeeettttttttt** :-D

    BalasHapus
  13. yang manna maksudnya?? yang segera menikah itu?? **disebutinnnn**

    hahahahahah

    BalasHapus
  14. hihihi iyo, jan puyeng tenan komen e

    :-D

    BalasHapus
  15. Ini ceritanya nguping ceramah dari rumah to mbak :D *pernah melakukannya juga, cuman bedanya ceramahnya agak2 dudul jadi malah kukomentarin terus :")*

    Tapi nahi munkar itu memang susah banget untuk kultur orang Indonesia yang permisif banget. Padahal nahi munkar itu kan merupakan salah satu bentuk hukuman secara etika. Misal ada orang buang sampah sembarangan, terus setiap orang yang melihat langsung bilang 'Jangan buang sampah sembarangan!' dan yang treak sekampung, pasti orangnya gak jadi buang sampah sembarangan kan... Malu gitu ditreakin sekampung.

    Aku gak setuju kalo budaya sungkan menghalangi satu ini, karena termasuk sungkan tidak pada tempatnya. Sungkan harusnya hanya untuk 'sungkan untuk berbuat tidak baik'. Tapi melakukan nahi munkar kalo tidak berjamaah memang susah banget.
    *Yang dulu sering dipelototin/dipleroki orang hanya karena bilang, 'Permisi Pak, bisa dimatikan rokoknya?' di tempat yang ada tanda dilarang merokok.*

    BalasHapus
  16. Mengingatkan dengan berhikmah, tidak menyakiti dan tersakiti :) Dua2nya bisa terima dengan baik. trus bisa dengan teladan (jadi kita dulu yg merubah diri) heheheh dua2nya angel tenan.
    yang paling gampang dengan do'a, al fatihah banyak2.

    BalasHapus
  17. susah kalau mau to the point, org Indonesia masih ewuh pakewuh
    tp selemah2nya iman memang menolak dari hati, mendiamkan
    *ga bisa komen panjang, maap ye*

    BalasHapus
  18. huahuahauha untung dong kamu mendengarkannya dari rumah.....atau malah nggak?? karena komentarnya jadi nggak nyampe ke yang ceramah?? :-D

    BalasHapus
  19. bagi2 takjil di mana? ntar aku lewat situ.....

    BalasHapus
  20. nah...itulah Rind..memang susah dan perlu keteguhan dan keberanian hati tersendiri..
    kalo kita berada pada posisi yang diingatkan, kita pasti berterimakasih sudah ditegur
    tapi kalo kita menegur, belum tentu orang lain yang ditegur itu bisa seperti kita waktu ditegur

    **sigh**

    BalasHapus
  21. wah salut iki, aku selalu kagum dengan orang-orang yang bisa tegas, beneran!

    aku kalo ada orang yang merokok sembarangan didekatku, paling pol cuma ngibas2kan tangan didepan hidung pertanda terganggu....kalo orangnya cuek, aku cuma bisa pindah pergi dari situ

    **mengeluh**

    BalasHapus
  22. betul mbak betullll duhh jadi inget kalo ada yang kelupaan

    tuh sudah aku update postingannya diatas......makasih sudah komen begitu ya mbaakkk :-)

    BalasHapus
  23. memang kakak...aku sendiri seringkali merasakan yang sama

    **dimaapkan, lain kali komen lagi ya heuheh**

    BalasHapus
  24. heuheuehuhe

    kemarin itu kita di jalan darmokali mbak, didepan TK Al Hikmah II, kebetulan memang acara rame2 sama temen-temen tiap Jumat Ramadhan. Tapi Jumat kemarin itu terakhir, Jumat depan kan anak2 sudah libur sekolah :-)

    dan karena hanya hari Jumat, jadi Sabtu kita bagi2 takjilnya dirumah masing2 aja heuheu ayo kalo gitu lewat depan rumahku aja mbak :-D

    BalasHapus
  25. nunut mampir mbakyuuuu

    BalasHapus
  26. aloooooo mas samsi, apakabaaarr??
    masih curi2 online nya???
    heuheuehue

    BalasHapus
  27. nah kan lagi lagi itu :| :| :|

    BalasHapus
  28. heuheuehuehue
    ya maap ya bli..... ya sudah kita ganti aja subjectnya...nggak ngomongin pernikahan lagi dehhh

    tadi jadi hunting calon istri?? gimana hasilnya?? :-D

    BalasHapus
  29. Ceramah yg bagus, tfs.. kalo aku suka angin-anginan.......kadang ngingetin dgn baik, kadang sambil bertanduk, kadang diem aja......(saking udah pegel ngingetin........) ternyata gak boleh diem yo,,,,,,,,,
    kalo doa biasanya utk hal2 yg umum aja, kayak gini : Ya Allah sadarkan koruptor2 itu supaya berada di jalan yg benar...............
    **walah kok jadinya pendapat pribadi.......

    BalasHapus
  30. asyik2....sipain makanan yang banyak ya....rombongan sirkus mau datang.......

    BalasHapus
  31. yang bikin tambah susah ut nahyi mungkar itu adalah berkembangnya prinsip ... "lu..Lu.. Gue.. GUe... urusin urusan sendiri, jangan campuri urusan gue" ...
    jadinya sungkan untuk mengingatkan, khawatir disangka turut campur urusan orang, padahal kan kewajiban ut mengingatkan...
    hiks.. hiks.. hiks...
    huahhhhh :((
    *masih belom 'berani' mengingatkan

    BalasHapus
  32. hehehehe ya itu makanya mbak, kita kadang masih suka ikut sikon, nggak bisa stabil dalam tatalaksana nahi munkar ini **halah bahasane**.......sebenarnya kan kita harusnya bisa memperlakukan semua bentuk kemungkaran dengan tindakan yang sama... yahhh sedih juga kalo inet begitu :-(

    BalasHapus
  33. hahahaah hayo rombongan sirkus yang tertib yaaaa nggak boleh rebutan dan dorong2an.... :-D

    BalasHapus
  34. hikss hiksss sammaaaa Laaa :-(

    BalasHapus